12/03/2012
BBM Naik, Pelaku UMKM Menjerit
RENCANA kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter membuat para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Depok menjerit. Kenaikan BBM diperkirakan akan membuat pendapatan 370 UMKM menurun drastis.
"Pastilah kenaikan BBM berdampak terhadap UMKM. Tergantung Jenis usahanya Juga. Dampaknya, pendapatannya berkurang," kata Ketua Center UMKM Kota Depok. Santoso. Sabtu (10/3). Menurut Santoso, naiknya BBM membuat harga kebutuhan lain di antaranya bahan baku dan biaya transportasi pun naik. Kondisi liu pun memaksa para pelaku UMKM tak menambah modal, namun hal Itu berakibat berkurangnya volume produksi dan harga Jual barang pun tidak dinaikkan. Dampaknya pendapatan pun berkurang.
Misalnya. Jelas Santoso, sebelum BBM naik, biaya produksi Rp 10.000 dapat menghasilkan 10 barang. Dengan naiknya BBM maka diputuskan biaya produksi tetap, tapi barang yang dihasilkan berkurang menjadi 7. Kemudian harga Jual barang tidak dinaikkan. Tujuannya agar tetap laku dibeli konsumen.
"Kami harus memutar otak dalam menghadapi kenaikan BBM Ini. Caranya ya Itu. biaya produksi tetap dan berdampak menurunnya pendapatan. Kami sih berharap Pemerintah tak menaikkan BBM." katanya. Dikatakan Santoso, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk memberikan kompensasi berupa kemudahan dalam membayar kredit ke bank, sebab kenaikan BBM membu-at pendapatan mereka berkurang.
Tak hanya Itu. pihaknya Juga meminta agar para pelaku UMKM terutama yang menggunakan bensin dalam memproduksi barang dagangan untuk diberikan kemudahan dalam membeli bensin dengan Jerigen. 99 Pastilah kenaikan BBM berdampak terhadap UMKM. Tergantung jenis usahanya juga. Dampaknya, pendapatannya berkurang.
"Kami Ingin polisi dan pemerintah mengajak kami bicara agar pelaku UMKM dapat membeli bensin dengan Jerigen. Kami Juga berharap atas kenaikan BBM pemerintah gencar menggelar pameran agar dagangan makin laku terjual." tuturnya.
Anggota Komisi B DPRD Kota Depok dari Fraksi PKS. Farida Rachmawati berharap agar pemerintah meninjau ulang rencana kenaikan BBM. sebab dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan pelaku UMKM.
"Kami harapkan pemerintah giat melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM agar mereka tidak ter-puruk atas kenaikan BBM. Bisa dengan menggelar pameran." tuturnya. Farida berharap dengan adanya penyertaan modal dan disediakannya tempat untuk pelaku UMKM di pusat perbelanjaan maka roda usaha mereka akan terus maju dan berputar.
Waspada
Sementara Itu. di wilayah lain, tepatnya di Bekasi. Polres Bekasi Kota. Jawa Barat, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi konflik menjelang rencana pemberlakuan kenaikan harga BBM. "Kami sudah melakukan upaya pemetaan terhadap SPBU yang rawan bedasarkan data yang kami himpun di tahun sebelumnya." ujar Kapolresta Bekasi Kota Kombes Priyo Widiyanto di Bekasi, Sabtu, seperti dilansir Antara.
Menurut dia. menjelang kenaikan harga BBM yang direncanakan mulai 1 April 2012 berpotensi menimbulkan kerawanan seperti penimbunan, rentan antrean, perselisihan antarpem-bell. hingga kemacetan lalu lintas. Guna mengantisipasi hal itu. kata dia. pihaknya akan menempatkan sejumlah anggota di masing-masing SPBU yang rawan untuk meningkatkan pengamanan.
"Mereka akan kita sebar di tiap SPBU untuk memantau segala Indikasi konflik. Misalnya, pembelian dalam skala besar yang memang sudah dilarang oleh pemerintah." katanya. Menurut dia. hingga saat Ini belum ditemukan adanya kasus terkait penyalahgunaan BBM di wilayah hukum setempat. "Saya menargetkan minimal pada H-7 seluruh personel pengamanan slap 100 persen untuk bekerja di lapangan." kata Priyo. Idod/lucl
RENCANA kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter membuat para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Depok menjerit. Kenaikan BBM diperkirakan akan membuat pendapatan 370 UMKM menurun drastis.
"Pastilah kenaikan BBM berdampak terhadap UMKM. Tergantung Jenis usahanya Juga. Dampaknya, pendapatannya berkurang," kata Ketua Center UMKM Kota Depok. Santoso. Sabtu (10/3). Menurut Santoso, naiknya BBM membuat harga kebutuhan lain di antaranya bahan baku dan biaya transportasi pun naik. Kondisi liu pun memaksa para pelaku UMKM tak menambah modal, namun hal Itu berakibat berkurangnya volume produksi dan harga Jual barang pun tidak dinaikkan. Dampaknya pendapatan pun berkurang.
Misalnya. Jelas Santoso, sebelum BBM naik, biaya produksi Rp 10.000 dapat menghasilkan 10 barang. Dengan naiknya BBM maka diputuskan biaya produksi tetap, tapi barang yang dihasilkan berkurang menjadi 7. Kemudian harga Jual barang tidak dinaikkan. Tujuannya agar tetap laku dibeli konsumen.
"Kami harus memutar otak dalam menghadapi kenaikan BBM Ini. Caranya ya Itu. biaya produksi tetap dan berdampak menurunnya pendapatan. Kami sih berharap Pemerintah tak menaikkan BBM." katanya. Dikatakan Santoso, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk memberikan kompensasi berupa kemudahan dalam membayar kredit ke bank, sebab kenaikan BBM membu-at pendapatan mereka berkurang.
Tak hanya Itu. pihaknya Juga meminta agar para pelaku UMKM terutama yang menggunakan bensin dalam memproduksi barang dagangan untuk diberikan kemudahan dalam membeli bensin dengan Jerigen. 99 Pastilah kenaikan BBM berdampak terhadap UMKM. Tergantung jenis usahanya juga. Dampaknya, pendapatannya berkurang.
"Kami Ingin polisi dan pemerintah mengajak kami bicara agar pelaku UMKM dapat membeli bensin dengan Jerigen. Kami Juga berharap atas kenaikan BBM pemerintah gencar menggelar pameran agar dagangan makin laku terjual." tuturnya.
Anggota Komisi B DPRD Kota Depok dari Fraksi PKS. Farida Rachmawati berharap agar pemerintah meninjau ulang rencana kenaikan BBM. sebab dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan pelaku UMKM.
"Kami harapkan pemerintah giat melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM agar mereka tidak ter-puruk atas kenaikan BBM. Bisa dengan menggelar pameran." tuturnya. Farida berharap dengan adanya penyertaan modal dan disediakannya tempat untuk pelaku UMKM di pusat perbelanjaan maka roda usaha mereka akan terus maju dan berputar.
Waspada
Sementara Itu. di wilayah lain, tepatnya di Bekasi. Polres Bekasi Kota. Jawa Barat, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi konflik menjelang rencana pemberlakuan kenaikan harga BBM. "Kami sudah melakukan upaya pemetaan terhadap SPBU yang rawan bedasarkan data yang kami himpun di tahun sebelumnya." ujar Kapolresta Bekasi Kota Kombes Priyo Widiyanto di Bekasi, Sabtu, seperti dilansir Antara.
Menurut dia. menjelang kenaikan harga BBM yang direncanakan mulai 1 April 2012 berpotensi menimbulkan kerawanan seperti penimbunan, rentan antrean, perselisihan antarpem-bell. hingga kemacetan lalu lintas. Guna mengantisipasi hal itu. kata dia. pihaknya akan menempatkan sejumlah anggota di masing-masing SPBU yang rawan untuk meningkatkan pengamanan.
"Mereka akan kita sebar di tiap SPBU untuk memantau segala Indikasi konflik. Misalnya, pembelian dalam skala besar yang memang sudah dilarang oleh pemerintah." katanya. Menurut dia. hingga saat Ini belum ditemukan adanya kasus terkait penyalahgunaan BBM di wilayah hukum setempat. "Saya menargetkan minimal pada H-7 seluruh personel pengamanan slap 100 persen untuk bekerja di lapangan." kata Priyo. Idod/lucl
Sumber :Warta Kota, Depok