Halaman

Melego Ruko dan Tanah demi Kelahiran Fashion Week

01/03/2012
Melego Ruko dan Tanah demi Kelahiran Fashion Week

Berkat Bali Fashion Week yang Mardiana Ika gagas, kini lahir fashion week di daerah-daerah lain. Namun, tidak sedikit pengorbanannya saat menggelar Bali Fashion Week. Tanpa bantuan siapapun, ia harus mendanai sendiri kegiatan itu.

SELAMA 17 tahun berkiprah di industri fesyen Tanah Air, Mardiana Ika sudah melakukan beberapa terol losan. Salah satunya adalah menggagas lahimya Bali Fashion Week. Pada 2000 silam, ia menyelenggarakan kegiatan Bali Fashion Week yang perdana.

Dari Bali Fashion Week ini kemudian lahir fasli mn week di beberapa daerah, seperti Yogyakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week di Jakarta Tapi, perlu proses agak panjang hingga lahir fashion week di daerah lain itu," kenang Ika.

Menurut Ika, butuh waktu empat tahun sejak penyelenggaran Bali Fashion Week pertama sampai kelahiran./a-s/Hon week di beberapa daerah.Selama empat tahun itu, la konsisten menyelenggarakan ajang mode tahunan tersebut di Bali. Semua kegiatan dia lakukan secara mandiri, termasuk untuk pendanaannya juga.

Contohnya, saat pertama menggelar Bali Fashion Week di tahun 2000. Untuk mendanai acara ini, Ika memual ruko dan sebidang tanah miliknya di Bali seharga Rp 350 juta Kemudian, pada Bali Fashion Week kedua Ika juga harus menjual rumahnya di Bali seharga Rp 350 juta. Dan, saat penyelenggaraan Bali Fashion Weekketiga, ilia juga mesti melego ruko yang sudah ia sewa ke orang lain dan masih dalam masa kontrak selama lima tahun. "Saya terpaksa melepaskan rumah toko torsi-hut, meskipun . berada li tempat yang strategis," kenangnya. Begitu juga dengan pergelaran Bali Fashion Week yang keempat i Celakanya, selain didanai sendiri, Bali Fashion Week keempat itu sepi pengunjung karea Bali baru diguncang lm. "Tapi, saya tetap bertahan dan konsis-i-n menyelenggarakan perhelatan itu, karena saya selalu melihat manfaat penyelenggaraannya ke depan," terang Ika.

Untuk modal Bali Fashion Week pertama,ia melego rukodan tanah Rp 350 juta. Ajang Bali Fashion Week im hanya bertahan hingga (ahun 2008. Ia memilih tidak meneruskannya lagi karena merasa sudah cukup. Terlebih, gagasannya tersebut telah berkembang di banyak kota.la pun menyambut positif kemunculan lush inn week di beberapa daerah. Ika merasa keinginannyamemajukanindustri fashion di Indonesia mulai membuah-kan hasil. "Saya sendiri menyadari, perkembangan dunia/as/iion memang tidak sekali jadi, buluh tahapan-tahapan yang harus dijalani," ujarnya.

Ika sendiri tidak pernah absen mengikuti berbagai perhelatan ,/as/iwwi week di berbagai kota Setiap ajang mode tahunan itu tiba, ia selalu lainpil dengan hasil rancangan-rancangan busana teranyarnya. Dalam setahun, minimal dia membuat sekitar dua rancangan baru. Hingga saat ini, hasil rancangannya im sudah banyak dipasarkan, baik di dalam negeri maupun luar negeri,

Sebagai desainer senior yang sudah banyak menghasilkan karya, banyak generasi muda yang ingin berguru kepadanya. Balikan, banyak pelajar sekolah mode dari Inggris yang magang kerja di tempatnya Mereka umumnya berasal dari St. Martin School of An London (College of Fashion, dan Leicester School.

Oleh Ika, para pelajar asing Itu kemudian dia ajak untuk praktik langsung membual pola atau desain busana Sebenarnya, saya bukan guni, lo, tapi lebih tepatnya Bebagai mental katanya merendah.

Sumber: Harian Kontan
Noverius Laoli