Halaman

Sukses dengan Bingka Bakar

11/09/2011
Sukses dengan Bingka Bakar


Cukup puaskah Anda dengan pekerjaan dan gaji saat ini? Cukup pula kah waktu yang tersisa bagi Anda untuk bersantai, dan lebih dekat dengan keluarga? Jika ada dari tiga hal tadi yang belum memuaskan Anda, mungkin sudah saatnya Anda mulai berpikir untuk mulai berwirausaha.

Rosnendya Wisnu Wardhana bisa menjadi contohnya. Oengan ketekunan dan keseriusannya berusaha, pendapatan bulanannya bisa melebihi seorang karyawan kantoran. Pemuda kelahiran 17 Agustus 1976 ini sebenarnya sudah cukup mapan bekerja sebagai supervisor bidang IT di sebuah bank swasta di Batam. Gajinya pun sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Tapi, konsekuensinya ia harus menghabiskan lebih banyak waktu di kantor ketimbang bersama keluarga. "Bahkan, tiap hari saya harus siap 24 jam untuk dipanggil ke kantor jika dibutuhkan," ujar Wisnu.

Maka, dengan tekad untuk maju, pada akhir 2008 Wisnu hengkang dari kantornya, dan banting setir untuk berjualan kue khas Batam, kue bingka bakar dan kue bills (teri). Usaha itu ia pilih, lantaran sejak lama istrinya gemar membuat kue khas Batam itu untuk para pemesan saat lebaran. Peluangnya lebar, karena banyak wisatawan yang mencari panganan khas Batam sebagai oleh-oleh.

Meski langkah itu awalnya diremehkan oleh rekan-rekannya, hanya dalam waktu sekitar tiga bulan bisnis rumahannya sudah mampu mencetak omset Rp 13 juta per bulan. Malah, pada 2010 omsetnya sudah melejit ke kisaran Rp 200 juta per bulan.

Usaha Wisnu dimulai dengan modal awal hanya Rp 5 juta, hasil dari pencairan dana jaminan sosial selama bertahun-tahun bekerja sebagai karyawan bank. Modal itu, hanya bisa Ia gunakan untuk menyewa kios kecil berukuran 3X3 meter di pasar, seharga Rp 390 ribu per bulan, serta membeli mixer, oven kecil, loyang, serta bahan-bahan pembuat kue.

Kue bingka bakar pun ia modifikasi menjadi berbagai rasa yang unik. Mulai dari rasa pandan, pandan wijerr, pandan keju, coklat, bahkan nangka dan durian. Harganya, Rp 20 ribu per buah. Awalnya, strategi berjualan dilakukan dari mulut ke mulutmengandalkan relasi lama Wisnu. Juga, relasi isterinya yang bekerja di Pemerintahan Kota (Pemkot) Batam. Kebetulan, banyak tamu-tamu Pemkot Batam dari luar daerah yang ingin dicarikan oleh-oleh makanan khas Batam. Tak butuh waktu lama, usaha Wisnu dan istrinya itu pun diajak untuk mengikuti pameran-pameran yang digelar Pemkot Batam.

Pada 2010, bisnis Wisnu mulai masuk ke "pasar modern" yakni di Ruko Puri Legenda, Batam Centre. Tahun itu pula ia berhasil memenangkan penghargaan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2010, yang digelar oleh Bank Mandiri untuk kategori Mahasiswa Pascasarjana Alumni, Bidang Usaha Boga.

Menjadi pemenang WMM ternyata semakin memicu kinerja bisnisnya. Branding usaha bingka bakarnya semakin naik. Lebih dari itu, ia juga memperoleh pelatihan bisnis, kesempatan berkonsultasi dengan beberapa pengusaha nasional, sampai mengikuti pameran berskala nasional.

Maka, tak heran jika usai menjadi pemenang Wisnu pun makin "tertular" virus entrepreneur. Lihat saja, kini Ia semakin termotivasi dan sudah membuka dua outlet baru di kawasan Batam. Omsetnya pun makin meroket menjadi sekitar Rp 300 Juta per bulan. Itu tentunya jauh lebih tinggi dibanding gajinya saat bekerja sebagai karyawan.*

Sumber : Koran Tempo
ROSNENDYA WISNU WARDHANA