Halaman

Usaha Pembuatan Rambu Rambu Makin Maju

11/01/2011
Usaha Pembuatan Rambu Rambu Makin Maju


Rambu-rambu tak hanya digunakan di jalanan saja. Berbagai proyek konstruksi dan pertambangan juga membutuhkan rambu. Itulah sebabnya, kebutuhan rambu-rambu juga semakin banyak. Tak salah jika produsennya mampu memperoleh omzet puluhan juta.

PENGGUNAAN rambu-rambu yang tepat baik di jalan raya, maupun berbagai proyek pembangunan konstruksi dan pertambangan diharapkan bisa menekan angka kecelakaan. Kebutuhan penanda atau rambu-rambu pun semakin banyak seiring maraknya bangunan di Indonesia

Peluang bisnis penyediaan rambu-rambu ini tak dilewatkan oleh Prahasto, pemilik PT GRL di Jakarta Prahasto, yang semula hanya sebagai distributor rambu-rambu, telah menekuni bisnis penyediaan rambu sejak 2008. "Tren permintaannya meningkat tiap tahun, jadi saya tertarik jadi produsen," katanya.

Selain membuat rambu-rambu lalu lintas, diajuga menyediakan rambu di sektor konstruksi dan pertambangan. Ia mengaku, setahun belakangan ini pesanan rambu-rambu untuk gudang penyimpanan, perusahaan konstruksi, dan pertambangan terus meningkat. "Salah satu pembeli terbesar saya adalah Pertamina," ujar Prahasto.

I muk bisa masuk menjadi pemasok rambu-rambu terutama di perusahaan swasta, Prahasto harus rajin melakukan penawaran langsung. "Dengan menawarkan langsung, besar kemungkinan mereka akan menjadi pelanggan kita," katanya.

Terbuat dari baharialuminium, rambu-rambu hasil produksi GRL dijual dengan harga Rp 75 per cm2. Ukuran rambu yang biasanya dipesan berukur;m rata-rata 40 cm xl5 cm

Persainganprodusen rambusemakin ketat,sehingga kualitas perlu ditingkatkan.sampai 60 cm x 60 cm dengan ketebalan 2 milum ter. Hargajual per produk imtuk ukuran itu berkisar antara Rp 45.000 sampai Rp 270.000.

Dengan penjualan rata-rata dalam sebulan mencapai 800 unit rambu, Prahasto mampu memperoleh omzet Rp 60 juta dengan marjin keuntungan hingga 25%. "Bisnis ini cukup menjanjikan meski pesaingnya banyak." katanya. Dalam produksinya, Prahasto dibantu oleh lima karyawan.

Selain Prahasto ada juga Satya Iswara, pemilik Swara Niaga di Sidoarjo, Jawa Timur. Satya mengaku memulai bisnis pembuatan rambu-rambu sejak 2008. Banyaknya pembangunan jalan raya terutama di luar Pulau Jawa menjadi incarannya. "Dalam beberapa tahun ke depan proyek jalan di luar Jawa cukup intensif sehingga membutuhkan rambu-rambu jalan," tuturnya

Dengan harga berkisar antara Rp 200.000 sampai  i 000 per rambu. Satya bisa menjual hingga 200 rambu per bulan. "Itu hanya dari satu proyek," katanya ((leh karena itulah, tiap bulan setidaknya dia bisa mengumpulkan omzet -kiiur Kp 50 juta

Imuk bisa menjual produknya. Satya mengaku harus banyak melakukan pendekatan dengan kontraktor- kontiaktor pemenang tender. Ia juga kerap melakukan penawar-;in langsung ke perusahaan-perusahaan konstruksi agar omzetnya terus bertambah.

Ia mengakui persaingan produsen rambu-rambu semakin ketat. Oleh karena itu, meningkatkan kualitas produksi menjadi keharusan. Kualitas produk kami sudah teruji dan memiliki lisensi Departemen Perhubungan," kata Satya Ia mengklaim produk buatannya bisa bertahan hingga 15 tahun jika tidak tertabrak atau sengaja dihancurkan. "Naik turunnya bisnis ini sedikit banyak bergantung pada kebyakan pemerintah," ujarnya. 


Sumber: Harian Kontan
Fahnyadi