Halaman

Berkibar bersama aksesori

02/10/2011
Berkibar bersama aksesori


Setiap pemilik kendaraan punya cara khusus untuk membuat mobil atau motomya menjadi seperti yang diimpikan dan tentunya beda dengan yang lainnya. Kecenderungan memodifikasi kendaraan ilu juga dipicu oleh tren otomotif kelas dunia, yang dapat diakses melalui lnternet, televisi dan m.ii.il.il Momen-momen yang biasanya dibidik adalah pada saat diselenggaranya adu balap motor, pameran modifikasi kendaraan dan pameran otomotif lainnya.

Tren sepeda motor streetfighter misalnya yang dalam kurun waktu 4 tahun terakhir paling diminati para pecinta motor gede. Untuk bisa memiliki kendaraan yang menyerupai motor gede, tak lagi diperlukan dana puluhan juta rupiah. Penggantian onderdil yang serba besar, mulai dari bagian suspensi, pelek, dan roda (kaki-kaki) juga bisa dilakukan terhadap motor ber-cc kecil yang disulap menyerupai motor gede keluaran produsen kenamaan seperti Ducati, Yamaha, atau Honda.

Rudi Hartono, perancang modifikasi dari Fista Motor Semarang mengatakan model streetfighter paling diminati, umumnya yang dimodifikasi adalah motor sport seperti Honda Tiger, Honda Mega Pro, Yamaha Scorpio, atau Yamaha Vi Xion.

"Yang ditiru biasanya motor Ducati, atau motor milik pembalap kenamaan yang sering memenangkan balap moto CP di televisi, tahap awal biasanya penggantian han dan velg menjadi super lebar, kemudian suspensi dan peredam kejut bawaan pabrik juga harus diganti," katanya. Penggantian onderdilpun tak harus yang baru, modifikator biasanya banyak menggunakan suspensi bekas milik motor gede yang diperoleh

"Dalam sebulan, rata-ratamelayani 8-10 mobil denganomzet Rp20 juta-Rp25 juta."dari Singapura. Sementara untuk cakram rem biasanya onderdil baru karena harus disesuaikan dengan pelek yang lebih besar. Pemilik motor, rata-rata hanya menginginkan modifikasi bagian luar saja, sementara mesin masih dibiarkan aslinya. "Hanya biar kelihatan keren saja, ga masalah bisa lari kenceng kayak Valentino Rossi atau tidak," tuturnya.

Untuk pengerjaan satu unit motor, Rudi mengaku butuh waktu selama 1 minggu dengan kisaran biaya mencapai Rpl5 juta-Rpl7,5 juta. "Relatif murah dibandingkan harus membeli motor gede yang harganya ratusan juta," ujarnya.

Dalam sebulan, sedikitnya 15-20 motor yang dimodifikasi di bengkel tersebut. Cukup fantastis memang, estimasi omzet yang diperoleh pemilik toko, belum lagi pendapatan penjualan aksesori dan onderdil lainnya.

Senada diungkapkan oleh A Tiong pemilik kios kaca film Fantastik di Semarang. Bisnis kaca film yang kini menjamur di beberapa titik jalan di daerah Majapahit Semarang ini tak hanya di dominasi oleh pemain-pemain besar.

Pemilik kios kecil pun meraup untung dari penjualan kaca film, tentunya untuk pasar mobil jenis menengah ke bawah. Teriknya sinar matahari menjadi berkah tersendiri bagi pelaku bisnis ini, karena pemilik kendaraan akan menambah atau mengganti tingkat kegelapan kaca untuk mengurangi sengatan sinar matahari.

Dia tidak merinci jenis kaca hlmyang digunakan, tetapi dia mematok tarif cukup murah yaitu sekitar Rp2,5 juta-Rp3 juta untuk satu mobil, atau lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian kaca film yang biasanya mencapai Rp5 juta- Rp6 juta.

"Dalam sebulan, rata-rata melayani 8-10 mobil dengan omzet sebesar Rp20 juta-Rp25 juta," ujarnya.
Sementara itu. di Jakarta sebagai pusat penjualan otomotif, perdagangan komponen aksesori kendaraan bermotor pun tak kalah pesatnya. Kimko Agusta mengatakan otomotif dengan segala aksesorisnya selalu memberikan peluang yang menjanjikan.

Hal tersebut karena tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor yang sedemikian pesatnya di Indonesia, serta meningkatnya standar kebutuhan para pengguna sepeda motor merupakan peluang emas bagi bisnis toko aksesori, suku cadang dan perawatan sepeda motor."Pokoknya selagi masyarakat masih sangat membutuhkan kendaraan bermotor sebagai transportasinya maka penjualan spare part beserta aksesorisnya masih sangat berprospek untuk dijalani," katanya.

Sumber : Bisnis Indonesia