Halaman

Membuka Usaha dan Membantu Penyembuhan Pecandu

08/09/2011
Membuka Usaha dan Membantu Penyembuhan Pecandu


Di tengah cibiran dan ketidakpercayaan terhadap para mantan pecandu narkoba, Aisah Dahlan bersikap sebaliknya. Dia menepis anggapan buruk itu dengan membuktikan mantan pecandu pun bisa diajak berkarya. Aisah pun membangun komunitas untuk mantan pecandu ini dengan membekali mereka dengan beragam keahlian dan kewirausahaan.

SIAPA bilang masa depan para mantan pecandu narkoba dan mantan pengguna obal-obalan terlarang telah tertutup? Sejatinya, para penyandang status pengguna atau mantan pengguna ini adalah manusia biasa yang butuh berkarya Mereka butuh dipercaya orang lain sebagai manusia yang berguna.

Adalah Aisah Dahlan, seorang dokter di Rumah Sakit Bhayangkara, salah satu sosok di negeri ini yangmeyakini mantan pecandu itu bisa berkarya dan bisa mandiri untuk membangun kembali masa depan mereka. Dengan keyakinan itu pula, Aisah membentuk komunitas Sahabat Rekan Sebaya (SRS) di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. "Harus ada wadah bagi para mantan pengguna narkoba untuk membimbing," ujar Aisah.

Sebagai dokter, Aisah memang punya pengalaman mendalam dengan para pecandu dan mantan pecandu narkoba ini. Bahkan, seorang kerabatnya pun pernah kecanduan. Menjadi masalah bagi mereka, di negeri ini masih susah mencari tempat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba ini. "Dari pengalaman itu, saya tergerak membentuk yayasan guna membantu para pencandu ini," ujar Aisah.

Menurut flia, meskipun pecandu bisa disembuhkan, mereka masih sangat berpotensi kembali menjadi pengguna. Nah. biasanya, yang kembali menjadi pecandu ini adalah mereka yang mengalami depresi akibat merasa bersalah atas penggunaan narkoba atau karena dikucilkan oleh lingkungan. Dari situ Aisah merasakan kesulitan yang dialami para pecandu narkoba ini.

Aisah sendiri mulai bergelut dengan dunia pecandu narkoba itu ketika masih bertugas di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta Timur. Di rumah sakit ttu Aisah ditugaskan menangani unit khusus penanggulangan

narkoba. Dari sana Aisali mulai hernan! dengan para pecandu. Dari pergaulan itu pula Aisah mencoba memahami bagaimana para pecandu begitu tersiksa untuk melawan ketagihan narkoba.Sesuai profesinya sebagai dokter, Aisah sudah mempunyai standar untuk penanganan pasien pecandu ini. "Ada tiga tahap yang harus dilalui para pecandu, yaitu detoksifl-kasi, rehabilitasi, dan fase after ca re, * jalas Aisah.

Nah, pada suatu ketika saat menjalani detosifikasi pada seorang pasiennya. Aisah mulai berpikir untuk mendiri-kan semacam komunitas bagi para pecandu ini. Dengan membentuk komunitas tentu akan mengurangi beban penderitaan para pengguna ini. Selain itu Aisah menyadari, para pecandu atau mantan pecandu yang pada umumnya berusia produktif kesulitan menafkahi diri mereka sendiri.

Masih menurut Aisah, para mantan pecandu kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Sampai sekarang pun para pecandu narkoba, masih kesulitan untuk bekerja secara formal," terang Aisah.Aisah berpikir, komunitas yang dia bentuk itu tak cuma berisi prosesi penyembuhan para pecandu, namun juga perlu diisi dengan pengetahuan dan pelatihan tentang kewirausahaan.

Kini di komunitas ini telah terbentuk unit-unit usaha, seperti usaha bisnis multimedia, entertainnu organizer, laundry, perbengkelan hingga peternakan kelinci. "Sampai saat ini sudah ada tujuh unit usaha," papar Aisah, yang berencana akan lebih memperluas unit usaha yang ada

Kini komunitas yang berada di bawah Yayasan Sahabat Rekan Sebaya itu telah beranggotakan sekitar 87 liang. Sekitar 90% dari anggota komunitas itu adalah mumi para mantan pecandu narkoba Sisanya adalah istri para pecandu yang tertarik untuk bergabung dalam unit-u rut usaha yang ada dalam komunitas.

Dalam komunitas ini Aisali juga menerapkan manajemen bekerja unik yang berbeda dengan manajemen haan formal Anggota komunitas bekerja dengan lebih fleksibel, termasuk dalam mengatur waktu jam kerja Komunitas tetap memberlakukan jam kerja seperti laiknya seorang karyawan, namun mei juga boleh absen bila sakitnya kambuh. Maklum, "Rata-rata para mantan pecandu ini memiliki komplikasi beberapa penyakit," kata Aisali.

Meskipun banyak yang menyepelekan pekerjaan para mantan pecandu narkoba im. siapa yangangka dari setiap unit usaha yang dikelola komuni-tas itu telah menghssUkaii lulus yang lumayan.

Menurut Aisah, setiap unil usaha setidaknya sudah bisa menggapai omzet hingga Up ju juta per bulan, itulah sebabnya, para penghuni komunitas yang juga pekerja iti unit-unit usaha Itu mendapat kaji ui yang layafc Kalau standarnya upah minimum regional provinsi f KI yang sebesar Rp 1,2 Juta,a bisa mendapatkannya, balikan bisa lebih," terang Aisah, banggayang jelas, meski sukses membuka unit usaha yang dikelola para pecandu, Aisahi tak meninggalkan fungsi ulama komunitas, yakni membantu penyembuh-un pada pecandu narkoba. i niiik itu, dia imn membuka peluang bagi para mainan pecandu untuk menjadi pesi

Un bagi para perandung lainnya Aisah sengaja melibatkan mantan pecandu untuk meringankan beban penderitaan dan temannya yang sedang leijuang memutus ketag Aisali pun menyalakan, pintu yayasannya selalu terbuka untuk siapa saja yang butuh lepas darimimisan narkoba, tak peduli mereka datang dari keluarga miskin atau keluarga kaya Silakan dalang saja ke man Kanu akan berusahasekuat tenaga untuk mem bantu, niai \isah. I.

Sumber : Harian Kontan