Halaman

Laba dari Reparasi Alat Fitnes Bikin Bugar

24/09/2011
Laba dari Reparasi Alat Fitnes Bikin Bugar


Makin menjamurnya pusat-pusat kebugaran atau fitness center hingga ke pelosok kampung, tak hanya membuat kantong para pemiliknya padat berisi. Para penyedia jasa perbaikan alat-alat fitnes ini pun kebanjiran rejeki. Dari jasa perbaikan alat fitnes yang ngadat atau rusak mereka bisa membawa pulang duit puluhan juta rupiah dalam sebulan.

PERALATAN fitnes, yang sebagian besar masih impor dan berharga mahal, tentu juga butuh perawatan secara berkala. Selain itu, kalau rusak tentu membutuhkan jasa perbaikan. Inilah yang membuat jasa perawatan dan reparasi peralatan fitnes menjadi lahan mencari duit nan subur.

Tengok saja pengalaman Ricky Susasmoyo. Menurut pemilik Blue Muscle di Jakarta ini, bisnis jasa reparasi alat fitnes memang lagi menguntungkan. Maklum, di penjuru Ibukota ini kini begitu mudah menemukan pusat-pusat kebugaran. Tak hanya di mal atau hotelberbintang, pusat kebagaran itu kini tumbuh subur hingga ke pelosok kampung.

Ricky menambahkan, harga alat-alat kebugaran itu memang mahal, paling murah Rp 2 juta dan paling mahal hingga mencapai Rp 77 juta Dengan harga segitu, jelas butuh jasa reparasi bila mengalami kerusakan. Karena kalau mengandalkan garansi, paling lama hanya dua tahun.

Pria yang mulai membuka jasa reparasi sejak 2006 mengakui, perlu keahlian khusus imtuk memperbaiki peralatan kebugaran itu. Maklum, di dalam peralatan itu, disamping ada peralatan mekanis biasa juga digerakkan dengan perangkat elektronik. "Butuh keterampilan khusus dan tentunya pengalaman dalam menangani alat fitnes ini," ucap Ricky, yang sudah menggeluti bisnis alat-alat fitnes ini sejak 1988.

Dalam sebulan, Ricky mengaku menerima order hingga sebanyak 20 kali. Untuk jasa reparasi pria 43 tahun ini menetapkan biaya Rp 250.000 - Rp 350.000, tergantung ukuran alat dan tingkat kerusakan. "Harga tersebut di luar biaya ganti sukucadang yang harganya bervariasi, mulai Rp 500.000 hingga puluhan juta rupiah," tandasnya

Ricky tak hanya menerima order dari wilayah Jabodetabek saja Order servis dan perbaikan juga datang dari Sumatera, Kalimanatan, Nusa Tenggara, hingga Maluku. "Alat yang rusak di kirim kekami. Setelah kami perbaiki kami kirim kembali. Bayaran melalui transfer rekening," jelasnya

Omzet dari usaha ini, menurut Ricky sangat fluktuatif, antara Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per bulan, dengan margin keuntungan sekitar 10%-15%. Tak hanya di Ibukota ada tukang reparasi alat fitnes. Di Surabaya, jasa reparasi ini juga dicari pelanggan.

Selain di Jakarta,di Surabaya, jasareparasi alatfitnes ini jugadicari. Bahkan, lantaran tak banyak pemain yang terjun di jasa ini, jasa reparasi yang dijalankan Dwi Azhari pun jadi laris manis. "Ya jasa ini membutuhkan keahlian tertentu," ujarnya

Pemilik jasa reparasi alat fitnes Platinum Treadmile Service ini menjelaskan, teknisi reparasi alat fitnes harus menguasai keterampilan komputerisasi sekaligus paham mekanik. Karena tak jarang alat fitnes merupakan barang fitnes impor dengan elektrifikasi yang rumit dan sistem komputerisasi yang rumit.

Dengan kerumitan itu, seorang ahli reparasi alat fitnes harus bisa membedakan apakah kerusakan itu akibat persoalan mekanikatau elektrik. "Yang paling sulit direparasi itu alat fitnes yang built up karena banyak program komputer yang dikunci (lock)" tutur Azhari.

Pelanggan Azhari sendiri cukup beragam. Mulai pemilik alat fitnes yang tinggal di perumahan hingga fitness centre kelas apartemen atau hotel berbintang. Azhari yang yang memulai jasa reparasi alat fitnes sejak 1996 ini mengaku memasang tarif jasa perawatan antara Rp 75.000 sampai dengan Rp 200.000. Jika kliennya berasal dari pusat kebugaran maka Azhari mengenakan tarif yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 100.000 sampai dengan Rp 350.000.

Ia juga memberikan layanan penjualan sukucadang. Harga suku cadang ini bervariasi, mulai harga Rp 2 juta hingga Rp 4 juta Azhari tentu juga memungut untung dari penjualan suku cadang ini. "Selain itu, kalau klien dari luar kota, dia harus menanggung biaya transportasi," ujar Azhari.

Dalam satu bulan, untuk jasa reparasi ini, Azhari mengaku bisa mendapat order reparasi hingga 15 kali. Untuk satu kah reparasi, ongkosnya Rp 3 juta Namun kalau ada penggantian suku cadang, biaya reparasi bisa lebih mahal lagi. Dengan order sebanyak itu, Azhari pun sanggup menangguk omzet hingga Rp 15 juta per bulan. "Kebanyakan pelanggan saya perorangan," ujarnya, senang.


Sumber : Harian Kontan
Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina