Halaman

Jadi Juragan Gazebo Usai Berhenti Bekerja

06/09/2011
Jadi Juragan Gazebo Usai Berhenti Bekerja

Karena tak pernah dipaksa memilih dunia kerja oleh orangtua, Sunarmo bisa bebas menentukan pekerjaan sendiri. Ia sempat keluar masuk perusahaan nasional dan asing, hingga akhirnya Sunarmo sukses menjadi juragan gazebo. Lewat bendera Jogja Gazebo, ia mengekspor gazebo ke mancanegara dengan omzet Rp 175 juta per bulan.


SETIAP orangtua ingin sang anak sukses dalam bekerja, termasuk orangtua Sunarmo. Namun orangtua Sunarmo tidak pernah memaksakan kehendak kepada sang anak untuk memilih cita-cita tertentu. Sunarmo diberi kebebasan memilih pekerjaannya sendiri.

Karena bebas memilih itulah Sunarno sempat keluar masuk perusahaan. Ia pernah bekerja di perusahaan swasta nasional bahkan perusahaan asing. Namun akhirnya, ia memantapkan diri menjadi seorang pengusaha. "Dan orangtua saya merestui itu,1 kata pria yang lahir 4.1 tahun silam itu

Kini. Sunarmo memiliki usaha pembuatan gazebo bernama Jogja Gazebo. Produk gazebo bikinan Sunarmo sudah banyak menghiasi perhotelan, restoran, dan rumah mewah. "Sebagian saya ekspor ke luar negeri," kata Sunarmo.

Berkat kerja kerasnya, Sunarmo mampu mempe] oleh omzet antara Rp 150 juta hingga Rp 175 juta per bulan. Ia sukses mengekspor gazebo kayu itu ke Inggris, Pran. -dan Australia. Tang rutin ekspor ke Australia dan Prancis," terang Sunarmo.

Setiap bulan, Sunarmo rutin ekspor guebo sebanyak sani kontainer yang berisi enam unit gazel n i berbagai ukuran razebo yang diekspor ttu ndak dalam bentuk utuh, tapi dalam bentuk knockdown atau bisa dibongkar pasang.

Agar pembeli mempunyaibanyak pilihan, Sunarmo memproduksi gazebo itu dengan tiga jenis kayu. Pertama, gazebo dari kayu jali, kayu kelapa, dan gazebo kayu kalimantan.Konsumen juga bebas memilih desain gazebo. Sunarmo sendiri sudah memproduksi gazebo berbentuk lingkaran, gazebo segi empat, segi lima, dan gazebo segi enam. "Keunikan desain dari kayu itu ini tidak ada di negara lain," kata Sunarmo.

Soal harga, Sunarmo menjual gazebo dengan harga berbeda, tergantung jenis kayu. Untuk gazebo kayu kelapa ukuran 2,5 meter (rn) x 2,5 rn dijual Rp 10 juta per unit. Sedangkan gazebo kayu kalimantan dijual Rp 15 juta per unit. "Gazebo kayu jati "Pembuat gazebosedikit, peluangitulah yang sayamanfaatkan,"kata Sunarmo.paling mahal seharga Rp 20 juta," ungkap Sunarmo menceritakan bisnisnya.

Walaupun Sukses mengarungi bisnis gazebo, Sunarmo temyala tidak pernah mencicipi dunia permebelan. Ia hanya membekali diri dengan ilmu teknik sipil yang ia peroleh saat kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta

Bahkan, kalau menilik pengalaman kerja Sunarmo, kali tak pernah dengan kayuatau pembuatan gazebo. Lihai saja, usai lulus kuliah diploma tiga (DS), Sunarmo bekerja di perusahaan agribisnis yang menjual produk pengendalian hama tanaman.

Walaupun pekerjaan itu tidak berkaitan dengan latar pendidikannya, namun Sunarmo mampu melewati jenjang kan mer-lang. Mulai dari teknisi, kariernya naik menjadi supenisor. menjadi manager teknis hingga akhirnya menjadi kepala cabang.

Selama empat tahun Sunamio bekerja di Jakarta, empal tahun setelah itu ia memimpin kantor cabang di yogyakarta. "Setelah menjadi kepala cabang saya memutuskan menetap li Yogyakarta," ujar pria kelahiran Tawangmangu. Surakarta, Jawa Tengah itu

In Kola Gudeg itulah Sunarmo merasa jenuh bekerja Ia lantas mencari perusahaan lain yang Iebih baik dari sisi gaji. Sunarmo pun akhirnya diterimabekerja di perusahaan asing asal Australia yang bergerak li bidang penjualan batu alam lan tanaman di Yogyakarta. Menyangka bisa mendapat kehidupan yang lebih baik, temyata di perusahaan baru itu kondisinya i ii lak jauh beda dengan perusahaan lama

Walaupun bekerja di perusahaan asing, Sunarmo dibayar dengan gaji standar rupiah la merasa gajinya tidak sesuai dengan keahlian yang ia miliki. Tak ada pilihan lain, saya harus buka usaha sendiri, kata Sunarmo yang berhenti ln-kerja pada 2009 lalu.

Sebelum berhenti bekerja, Sunarmo sudah mendapatkan ide untuk memproduksi gazebo saat berlibur ke pulau Bali. Saat kembali ke Yogyakarta, ia rnengumpuJ kan informasi tentang pembuatan gazebo. "Pembuat gazebo sedikit, pe luang itu yang coba saya manfaatkan," jelas Sunarmo.

Sumber : Harian Kontan
Handoyo