Halaman

Senang Berdiskusi dan Mawas Diri


>>>>> Senang Berdiskusi dan Mawas Diri

Seringkali seorang pengusaha harus menghadapi jalan berliku sebelum sukses. Ahmad Hasbi pun pernah mengalaminya. Ia pernah hampir bangkrut karena modal kurang, ditipu pembeli keripik singkong atau kebobolan maling. Tapi, Ahmad tak putus asa karena ia yang menganggap itu semua sebagai sebuah pelajaran berharga.


PRODUKSI Keripik Singkong Yayat tidak selalu beijaJan mulus. Apalagi, bahari baku singkong mulai menipis. Proses produksi yang tak berlangsung setiap hari, mengakibatkan keuntungan Ahmad pun menurun.

Tak hanya penurunan keuntungan, Ahmad pun terbebani oleh kesejahteraan para karyawannya. Maklum, karyawan juga terkena imbas dari berkurangnya proses produksi.Bila saat berproduksi penuh atau tujuh hari seminggu, pegawai bisa membawa pulang uang sebanyak Rp 1.050.000 setiap bulan, kini mereka hanya mengantongi maksimal Rp 770.000 sebulan. "Sebenarnya, saya merasa kurang enak, tapi mau bagaimana lagi," sesal Ahmad.

Sebelumnya, Ahmad juga pernah merasakan getimya menjadi pengusaha Ketika itu, di tahun 2005, ia hampir mengalami kebangkrutan. Pasalnya, ia harus membayar biaya kelahiran putri keduanya yang melalui operasi.

Ia pun harus merelakan modalnya untuk menutup biaya rumah sakit. Karena kurang uang, akliimya Ahmad harus mengurangi produksi dari yang biasanya 2 ton menjadi hanya 500 kg dan (SOO kg per hari.

Penurunan ini memang sangat banyak. Tapi, ia selalu melihat ke belakang imtuk tak menyesal dan tetap bersyukur. Ahmad yakin, siapa pun yang merintis suatu usaha dari bawah, walau sepipembeli tak akan merasa kaget. "Kita tinggal melihal ke belakang saja. Ingat dulu mulai dari nol," ujar Ahmad.

Tak hanya itu. Ahmad pun pernah menjadi korban penipuan. Pada awal usah-nya, seringkali ada orang yang mengambil keripik senilai Rp 400.000 hingga Rp 800.000, dengan janji akan dibayar ke esokan harinya. Namun, akhirnya, calon pembeli itu tidak datang kembali. Bagi Ahmad, berbagai peristiwa pahit ini sebagai pembelajaran.

Kini, ia juga menerapkan pembayaran tunai untuk setiap orang baru yang akan membeli keripik singkong-nya. "Harus tunai kalau mau ambil keripik," ujar Ahmad. Khusus untuk pelanggan lama, Ahmad masih bisa menerima jika ada yang menunda pembayaran.

Sebagai pengusaha yang bisa dibilang sukses, rumah Ahmad juga beberapa kali dibobol maling. Oleh karena itu, dia selalu mengutamakan orang dari desanya saat merekrut pekerja. "Buat apa memikirkan yang jauh, kalau di sekitar kita masih ada yang kekurangan," tuturnya.

Kalau ada tetangga yang menganggur, selama mereka mampu bekerja. Ahmad akan segera menawarkan pekerjaan. "Soalnya kalau menganggur, ada kemungkinan untuk berbuat jahat," ujar Ahmad.Selain itu, untuk karyawannya, Ahmad juga memberikan kopi dan rokok agar pekerjanya tidak perlu membeli sendiri. Meski terlihat sederhana, pemberian fasilitas ini punya efek besar.

Pasalnya, pembelian dua gelas kopi Rp 5.000 dan empat batang rokok Rp -1.000 akan memangkas upah yang akan mereka bawa pulang. "Berarti yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari hanya Rp 26.000," ujar Ahmad

Ahmad selalumelihat ke masalalu agar bisabersyukur dantidak sombong.yang membayar upah karyawan Rp .55.OOO sehari.Walaupun berusaha memperlakukan pekerja sebaik mungkin, tetap saja ada pekerja yang seenaknya sendiri. "Dulu ada orang yang kerja dua hari, lalu bolos tiga hari. Pertama-tama, saya kasih peringatan saja, tapi karena membandel akhirnya saya keluarkan," katanya.

Ahmad pun lak kesulitan mendapatkan pengganti karena di daerahnya adaenam pabrik yang kadang-kadang mengurangi pekerja, "Biasanya, mereka tawarkan pekerjaan, tapi harus dicoba dulu apakah kerjanya bagus atau tidak," ujar Ahmad.

Menjadi pengusaha memang mempunyai tantangan tersendiri, yaitu harus memikirkan kelangsungan perusahaan tiap hari dan memikirkan nasib karyawan. Intuk memperluas wawasannya tentang dunia usaha dan kehidupan, pria yang sampai sekarang masih menjalin pertemanan dengan teman-teman semasa jadi pekerja bangunan ini sering berdiskusi dengan mereka.

Ia juga kadang bertukar pikiran dengan teman yang sudah mapan atau mempunyai posisi penting di sebuah perusahaan untuk mengembangkan kepribadiannya. Mereka selalu mendukung saya sebagai pengusaha," ujar Ahmad yang sekarang dikenal sebagai pelopor usaha keripik singkong di i hui .ill Cikupa

Sumber : Harian Kontan
Dharmesta