Halaman

Legitnya Bisnis Dodol Khas Betawi Menjelang Ramadan

07/25/2011
Legitnya Bisnis Dodol Khas Betawi Menjelang Ramadan

Handoyo Bulan Suci ramadhan menjadi musim panen bagi para produsen dodol betawi. Maklum, di bulan suci, permintaan dodol meningkat berkali-kali lipat. Oleh karena itu, para produsen harus jauh-jauh hari menyiapkan stok bahan baku termasuk menambah tenaga kerja.

BVLAN suci Ramadan sebentar lagi tiba. Bulan suci umat muslim ini tak hanya membawa berkah pahala bagi yang beragama Islam, namun juga membawa berka ekonomi bagi produsen dodol betawi.Dodol betawi adalah hidangan khas di saat Ramadan. Selain itu, makanan asli masyarakat Jakarta ini juga menjadi hantaran wajib pengantin adat Betawi.

"Biasanya permintaan mulai meningkat 10 hari sebelum puasa," kata Maemunah, yang telah 17 tahun menggeluti usaha pembuatan dodol betawi di Pejaten Timur, Jakarta Selatan.

Pemilik usaha dodol betawi cap Putri Sari ini mengatakan, saat-saat menjelang bulan puasa seperti saat ini, terjadi peningkatan penjualan dodol betawi. Jika di bulan biasa. Maemunah hanya memproduksi dodol betawi sebanyak 7 kericeng

atau kuali sehari. Saat ini, dia mampu memproduksi 12 kenceng setiap hari.Setiap kenceng adonan dodol bisa menghasilkan sekitar 20 besek plastik dengan harga Rp 40.000 per besek. Walaupun asli Betawi, namun penjualan dodol betawi tidak terbatas di Jakarta atau Jabodetabek saja. Saat ini penjualanbahkan sudah mencapai Timur Tengah, seperti Arab Saudi

Lonjakan permintaan dodol betawi juga dirasakan Aminah dan Abdullah yang juga berada di Pejaten Barat, Jakarta Selatan.

Aminah mulai merintis usaha dodol dengan merek Ibu Mimin tahun 1979 lalu. Saat menjelang Ramadanseperti sekarang inilah saat panen raya bagi pengusaha dodol betawi. Jika pada hari-hari biasa hanya memasak empat kenceng adonan, saat ini Aminah harus mengaduk bahan dodol di dalam 30 kenceng untuk menghasilkan dodol sebanyak 1.000 besek.

"Saya harus menambah jumlah pekerja dari lima orang menjadi 40 orang untuk memenuhi permintaan," katanya Ia mengatakan, rata-rata pekerja datang dari Sukabumi, Jawa Barat.

Sedangkan Abdullah dengan merek Dodol Betawi Ibu Maryam pada bulan-bulan biasa hanya mampu meraih omzet antara Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per bulan, namun saat menjelang Ramadan omzetnya naik dua kali lipat.

Tingginya permintaan inilah yang membuat pengusaha dodol betawi jauh-jauh hari sudah harus menyiapkan stok bahan baku. Stok bahan baku itu juga untuk mengantisipasi kenaikan harga. Beberapa bahan baku yang disiapkan jauh-jauh hari antara lain, beras ketan, gula merah dan gula pulih.

Balian baku itu kemudian dimasak dengan komposisi 10 liter ketan, berbanding 10 kg gula merah, 5 kg gula putih, dan 35 butir kelapa untuk satu adonan. Lama waktu yang dibutuhkan untuk matang sempurna paling tidak 7-S jam.

Agar matang sempurna, pengadukan adonan dodol di atas bara api tidak boleh berhenti. "Harus memakai tenaga lelaki," kata Aminah. Selain rasa asli, para produsen dodol betawi juga memberikan variasi rasa, seperti durian, vanila, dan rasa wyen.

Sumber : Harian Kontan