07/17/2011
>>> Kerajinan Limbah Kaca yang Bernilai Seni Tinggi
ISMAWAN Tatur dan Arfiyan Faris tak ingin menyia-nyiakan limbah kaca Kreativitas kedua orang itu menyulap serpihan kaca meniadi produk seni berreai tinggi Karya berupa miniatur geclung, menara, plakat dan lampu hias itu tak hanya laku di pasar domestik tap juga merambah pasar ekspof, seperti Belanda dan Inggns. Usaha berlabel Mardn Art didikan, ismawan Tatur, di Semarang, menjaiagi usaha limbah kaca sejak dua tahun lalu Ketertarikannya membangun usaha itu lantaran mgm menyelamatkan lingkungan Selain itu, ia |uga inginmeraup penghasilan dan !/nbah kaca
Menurutnya. Mendiri Art. mampu memenuhi perrrwtaao pelanggan. Sejauh mi kami dapat memenutii pesanan sesuai dengan keinginan pelanggan, baik bentuk maupun ukurannya." ujarnya
Bermodalkan kreativitas dan ketekunan, menurutnya, bisnisnya memiliki prospek bagus Apalagi dengan pasokan bahan baku yang melimpah dan mudah diperoleh, membuat usahanya semakin berkembang. Sahan baku limbah kaca diperoleh dari bongkaran rumahataupun botol-botol usang.
Pesanan yang kerap diterimanya oerupa plakat dan lampu hias Produk miniatur menara aan gedung. pemes8nnya belum terialu ramai Selain pembuatan yang rumit, biasanya pemintaan itu datang saat pameran Kira-kira terjual dua miniatur tiap bulan," kata ismawan yang menjualnya (uga melalui internet.
Harga kerapian kaca dijual antara Rp 30 006-Rp 200 000 per unit Mirvatur kaca dijual berva-nas antara Rp 200 000-Rp 800.000 tergantung bentuk dan ukuran Bentuk menara yang per-nah dibuat ismawan. antara lam, Menara Bflei. Menara Petronas, dan Monas. Hasil usahanya itu beromzet Rp 25 juta per bulan
Sementara itu, Arftyan Fans, pemilik galeri Sem Kaca Datar di Kota Maiang, juga berbans produk kerajinan limbah kaca sejak empat tahun lalu Ia bsa menjual 60 produk setiap bulannya, yang harganya berkisar Rp 150 000-Rp 425.000 Hasil penjualan produknya itu, ia bisa mengumpulKan omzet Rp 13 juta per bulan Namun, ia masih kesulitan mengemas produknya
ISMAWAN Tatur dan Arfiyan Faris tak ingin menyia-nyiakan limbah kaca Kreativitas kedua orang itu menyulap serpihan kaca meniadi produk seni berreai tinggi Karya berupa miniatur geclung, menara, plakat dan lampu hias itu tak hanya laku di pasar domestik tap juga merambah pasar ekspof, seperti Belanda dan Inggns. Usaha berlabel Mardn Art didikan, ismawan Tatur, di Semarang, menjaiagi usaha limbah kaca sejak dua tahun lalu Ketertarikannya membangun usaha itu lantaran mgm menyelamatkan lingkungan Selain itu, ia |uga inginmeraup penghasilan dan !/nbah kaca
Menurutnya. Mendiri Art. mampu memenuhi perrrwtaao pelanggan. Sejauh mi kami dapat memenutii pesanan sesuai dengan keinginan pelanggan, baik bentuk maupun ukurannya." ujarnya
Bermodalkan kreativitas dan ketekunan, menurutnya, bisnisnya memiliki prospek bagus Apalagi dengan pasokan bahan baku yang melimpah dan mudah diperoleh, membuat usahanya semakin berkembang. Sahan baku limbah kaca diperoleh dari bongkaran rumahataupun botol-botol usang.
Pesanan yang kerap diterimanya oerupa plakat dan lampu hias Produk miniatur menara aan gedung. pemes8nnya belum terialu ramai Selain pembuatan yang rumit, biasanya pemintaan itu datang saat pameran Kira-kira terjual dua miniatur tiap bulan," kata ismawan yang menjualnya (uga melalui internet.
Harga kerapian kaca dijual antara Rp 30 006-Rp 200 000 per unit Mirvatur kaca dijual berva-nas antara Rp 200 000-Rp 800.000 tergantung bentuk dan ukuran Bentuk menara yang per-nah dibuat ismawan. antara lam, Menara Bflei. Menara Petronas, dan Monas. Hasil usahanya itu beromzet Rp 25 juta per bulan
Sementara itu, Arftyan Fans, pemilik galeri Sem Kaca Datar di Kota Maiang, juga berbans produk kerajinan limbah kaca sejak empat tahun lalu Ia bsa menjual 60 produk setiap bulannya, yang harganya berkisar Rp 150 000-Rp 425.000 Hasil penjualan produknya itu, ia bisa mengumpulKan omzet Rp 13 juta per bulan Namun, ia masih kesulitan mengemas produknya
Sumber : Berita kota