Halaman

Inspirasi Sam Sianata, Bebek Kremes Wong Jogja


Inspirasi Sam Sianata, Bebek Kremes Wong Jogja
Cinta Mati Keindahan Batu Agate

Ketertarikan Sam Sianata pada batu gambar tidak sekadar koleksi dan bisnis semata. Sam menyukai batu gambar karena ada unsur spiritual. Selain itu, batu gambar menjadi daya tarik wisatawan. Demi batu gambar itu pula, Sam menyurati Presiden RI guna meminta batu gambar dikelola sebagai objek wisata.

KEPUTUSAN Sam Sianata ekspansi ke bisnis batu gambar tak semata hitungan bisnis. Bagi Sam, batu gambar punya tujuan lebih dari sekedar mencari uang, tapi punya filosofi yang kaya makna

Bagi Sam, kehadiranbatu gambar membuat dirinya bisa lebih dekat dengan Tuhan. Guratan yang tertera dalam batu gambar merupakan seni malla karya alam ciptaan Tuhan. Sam bisa mendapatkan energi positif dari batu gambar yang kerap disebut sebagai batu agate itu.

Sejak mengoleksi batu gambar, Sam mengaku selalu punya keberuntungan. Energi positif yang mengalir dari berbagai batu gambar yang dimilikinya membuat ia sukses dalam membesarkan usaha kulinemya. Bebek Kremes Wong Jogja "Tentu saja, saya juga bekerja keras, untuk bisa sukses, bukan semata batu," tandas Sam.

Menurut cerita Sam, ada sebagian pemilik baru gambar yang memfungsikan batu gambar sebagai jimat. Caranya dengan mengisikan roh ke dalam batu agate miliknya Tapi, Sam mengaku tak punya keinginan atau bahkan tertarik mencobanya.

Baginya, batu gambar adalah lukisan alam yang merupakan karya Tuhan. Dari baru agate ini pula, "Kita bisa merefleksikan kekayaan alam bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain," ujar Sam.
Selama melakoni jual beli batu gambar, Sam mengakubelum pernah menyaksikan ada batu gambar dari negara lain yang lebih bagus dari batu gambar yang ada di Indonesia "Boleh dibilang, saat ini, Indonesia menjadf satu-satunya negara penghasil batu gambar terbaik dunia," ujar Sam.

Demi memperoleh batu gambar Indonesia terbaik, Sam bahkan berburu dan membeli batu gambar lokal yang dimiliki kolektor-kolektor Singapura. Tahun 2007, Sam juga datang ke negeri itu untuk membeli batu gambar Indonesia yang dyual di sana. "Saya tidak rela, batu gambar dari Indonesia jatuh ke tangan orang asing," tandas pria yang hobi memasak itu.

Demi batu gambar pula, Sam berusaha mengumpul "Saya tidak relabatu gambar asli Indonesia jatuhke tangan orangasing," kata Sam.kan para pecinta batu agate di seluruh Indonesia lewat pembentukan komunitas, Komunitas Pecinta Balu Gambar Indonesia Sam mengklaim anggota komunitas yang dipimpinnya itu memiliki 2.000 anggota.

Dari total anggota sebanyak itu, hanya sekitar 200 anggota yang terlibat aktif. Tak hanya aktif saling menginformasikan varian dan gambar agate dan keberadaannya, "Kegiatan kami kerap diisi dengandiskusi soal batu gambar," terang Sam yang sudah tiga tahun menjabat sebagai ketua komunitas itu.

Dari komunitas itu pula, banyak anggota yang membangun jaringan bisnis, termasuk Sam. Namun, kata Sam, tujuan utama komunitas ini tetap sama yakni memperkenalkan batu gambar sebagai salah satu warisan alam Indonesia. "Kami berharap, batu gambar menjadi daya tarik wisatawan ke Indonesia," ujar pria pencipta maskot pariwisata Indonesia tahun 1996 ini.

Saat ini batu gambar sudah banyak diminati oleh dari pecinta batu gambar di Singapura, Malaysia, (luna dan Thailand. Ia mengklaim bahwa banyak wisatawan mendatangi dan melihat koleksinya. Sam yakin, batu gambar bisa menjadi sumber ekonomi kerakyatan. Jika digarap secara benar, aktivitas pencarian batu, penambangan hingga pengolahan batu bisa menjadi sumber pengha-silan bagi penduduk

Untuk mewujudkannya. Sam tak berpangku tangan. Ia pernah berkirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2010. Ia meminta agar pemerintah mengelola batu gambar menjadi objek wisata.

Selain punya nilai keekonomian yang tinggi, batu gambar bisa mendorong pariwisata daerah. Salah satunya di tanah kelahiran Presiden, Pacitan, Jawa Timur. Banyak daerah di wilayah tersebut menyimpan kekayaan batu alam yang tersembunyi.

Namun, lantaran Pemerintah abai, kekayaan alam ini terabaikan. Pemerintah Yogyakarta, kata Sam, pernah icriarik mengelolanya dengan mempromosikan batu gambar. Masalah koordinasi yang tak jalan membuat rencana tersebut berantakan. Makanya, saat ini, Sam memilih menjalankan misinya sendiri.


Sumber : Harian Kontan
Mona Tobing