Halaman

Ikut Pameran Perluas Pasar Produk Herbal


>>>>>Ikut Pameran Perluas Pasar Produk Herbal

PENGUSAHA produk herbal. Wati Badriah, dan suaminya. Arifin, tak segan-segan mengantarkan produknya langsung ke konsumen. "Tiap bulan, saya mengantarkan langsung ke Surabaya," tutur Arifin kepada Berita Kota, beberapa waktu lalu.

Produk herbalnya itu sudah menembus ke berbagai daerah, selain Surabaya, pasangan suami-istri itu juga menjualnya ke Batam, Bali, dan Sorong. Tapi, pasarnya yang terbanyak di Surabaya. Beragam produk herbal yang dipasarkannya, antara lain jahe instan, madu, kencur, dan rosclla.

Pasar itu diperolehnya dari berbagai pameran yang diikutinya. Di setiap pameran yang diikutinya, pelanggannya tenis bertambah. Belum lama ini, Wati yang mendirikan usaha berlabel UD Madu Sari, ikut berpameran di Kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, di Kota Tangerang. "Biasa dari pameran kami mendapat order," ucap Wati yang memulai bisnis produk herbal bersama adiknya di Salemba, Jakarta Pusat.

U ntuk memajukan usahanya, Wati Badriyah, mengikuti pelatihan yang difasilitasi pemerintah. Bukan cuma bagaimana memasarkan produk herbalnya, tapi pelatihan itu juga meningkatkan kemampuannya membuat beragam pilihan produk yang bisa ditawarkan ke pclanggan-pclanggannya. Semakin bertambah pengetahuannya dan keragaman produk, omzetnya juga meningkat.

Usaha herbal yang dikembangkan Wati memiliki keunikan. Sebab, ia tidak saja mengembangkan usahanya sebagai bisnis, tapi juga membangun usaha bersama yang diberi nama Mustika Karya. Kelompok PKK ini memiliki 20 anggota, tapi yang aktif sekitar ti orang. Kebanyakan anggotanya adalah tetangga di sekitar rumahnya. Sebutan kerennya untuk bisnis yang dibangunnya ini bernama social entrepreneur.

Proyek kerjanya bersama Mustika Karya, bukan hanya produk herbal, tapi juga mengembangkan usaha kripik kentang dengan modal Rp 500.000. Modal tersebut dibagi ke 10 orang. Mereka memproduksi dan memasarkannya bersama-sama.

Warsini, salah seorang anggota kerja kelompok Mustika Karya, mulai bergabung tahun 2009. Dia mengatakan, bergabung dalam kelompok tersebut memberi manfaat ekonomis, yakni, menambah penghasilan keluarga. "Saya ikut bantuin kalau ada waktu luang," ujar Warsini yang di rumahnya membuka usaha warung.

Dikatakannya, perhimpunan itu seperti keluarga, mereka bisa saling mendukung dan memahami untuk mencapai tujuan bersama. "Hal-hal yang positif itulah yang membuat kami bertahan. Sebab, kami lakukan demi keluarga," katanya.

Tapi, kelompok kerja itu akan libur berproduksi, jika ada anggotanya yang memiliki kesibukan. Ia ingin membantu ibu-ibu yang ingin membangun usaha dan memperbaiki kesejahteraan hidupnya. "Kan mending kerja daripada tidur siang," ujar Wati Badriah. he

Sumber : Berita Kota