Halaman

Usaha Jilbab Lukis


>>>>Usaha Jilbab Lukis

Mengecat Laba Jelang Ramadan dari Bisnis Jilbab Lukis
Menjelang bulan Ramadan, permintaan jilbab lukis mengalami kenaikan 10%-20%. Dengan desain lukisan yang unik dan menarik, jilbab ini bisa menjadi alternatif menghindari kebosanan jilbab konvensional. Pangsa pasar jilbab ini adalah remaja putri dan ibu-ibu muda.

RAMADAN sebentar lagi tiba. Di bulan suci umat muslim inilah permintaan perlengkapan dan pemak-pemik ibadah mengalami kenaikan, termasuk pesanan jilbab lukis. Para produsen jilbab lukis mengaku saat ini permintaan produknya naik 1096-20%. Targetnya anak muda dan ibu-ibu, namun sekarang lebih banyak dibeli ibu-ibu muda," jelas Retno Wulandari, pemilik toko Tiga Sembilan Collection.

Retno yang akrab dipanggil Eno ini mengatakan, jilbab lukis berbeda dengan jilbab biasa. Dilukis dengan media cat khusus kain, menjadikan jilbab lukis memiliki desain yang unik dan beragam. "Walau dicat namun tetap nyaman untuk dikenakan. Model juga bisa disesuaikan dengan pesanan," katanya. Dengan adanya peningkatan permintaan, Eno kemudian menggenjot jumlah produksi.

Beberapa desain yang sering diminta adalah model bunga dan kupu-kupu. Selain memproduksi jilbab segi empat, Eno juga membuat jilbab langsung pakai atau I sering disebut bergo. Kenaikan permintaan jilbab lukis juga dirasakan oleh Dina Koyimah. Dina mengaku sudah menjalani bisnis ini sejak 3 tahun lalu.

"Pemainnya masih sedikit," katanya. Dibantu dua orang pelukis, Dina membuat berbagai macam mptif lukisan. Untuk kaum ibu, jilbab dengan motif bunga paling banyak dipesan. Sedangkan kaum remaja cenderung menyukai lukisan lucu, seperti polka-dot, stroberi, dan kartun dengan warna-warna cerah.

Peningkatan permintaan didorong oleh pasar jilbab lukis yang besar. Selain kota-kota besar, seperti Bandung dan Jakarta, jilbab lukis juda diminati di Tangerang, Lombok, dan Jambi. . Dengan pangsa pasar itu, Eno mengaku memperoleh omzet perbulan mencapai Rp 10 juta. Sedangkan Dian memperoleh pesanan rata-rata 20 kodi-30 kodi per bulan untuk pasar Purwokerto, Magelang, hingga Jambi dan Pekanbaru.

Selain penjualan secara grosir, Dian juga melayani penjualan eceran. Hargauntuk eceran berkisar Rp 25.000 per jilbab, sedangkan penjualan grosir Rp 21.000.Harga jilbab lukis lebih mahal dibanding dengan jilbab biasa karena dibuat melalui sentuhan tangan pelukis. Dalam sehari, Eno dibantu dua orang karyawan bisa menyelesaikan 10 jilbab lukis. "Pengerjaan perlu ketelitian dan kesabaran," kata Eno.

Agar lukisan awet, Eno memakai cat khusus tekstil. Menurutnya, lukisan di jilbab tidak akan luntur jika dirawat dengan benar. "Dalam 2 tahun-3 tahun juga masih bagus," jelasnya.Untuk itu Eno menganjurkan agar jilbab lukis tidak dicuci menggunakan mesin cuci atau direndam terlalu lama. Selain itu, agar lukisan tidak terkelupas, dalam proses setrika juga dianjurkan untuk tidak menggunakan suhu terlalu panas, terutama di tempat-tempat lukisan.

Sumber : Harian Kontan
Handoyo, Dharmesta