Halaman

Tak Pernah Berhenti Belajar Demi Tenis Mengembangkan Bisnis

Sulitnya mengatur waktu untuk berbisnis dan kuliah menjadi salah satu hambatan Uun Ainurrofiq dalam menjalankan usaha Calisto Clothing and Merchandise. Namun,akhirnya, dia berhasil mengatasi hambatan tersebut. Buktinya, Calisto Cloting mampu menjadi wakil Provinsi Jawa Barat dalam kompetisi Wirausaha Muda Mandiri pada tahun lalu. Rizki Caturini

SEJAK awal, bisnis Calisto Clothing and Merchandising berjalan lancar. Pesanan demi pesanan datang dari para mahasiswa, baik dari dalam maupun luar kampus Insitut Teknologi Telkom, serta dari masyarakat di sekitar Bandung. Produk pakaian dan suvenir buatan Calisto memang terkenal unik. Selain itu, produk mereka terkesan lebih eksklusif lantaran jarang ditemukan di tempat lain. Maklum, Rofiq, panggilan akrab Uun Ainurroflq, memiliki seorang asisten desainer.

Desainer inilah yang selalu memberikan masukan dan sentuhan akhir setiap desain produk yang akan diproduk-si. "Kami punya jargon usaha, desain sesukamu, harga semaumu," katanya Tak puas hanya berbisnis clothing dan suvenir, Roflq terus menyusuri celah pasar untuk mengembangkan bisnisnya Berawal dari kesulitan teman-teman kampusnya menemukan tempat fotokopi murah dan mudah, dia pun berinisiatif membuka gerai jasa fotokopi sebagai divisi baru Calisto.

Di awal gerai fotokopi Calisto beroperasi, antusiasme para mahasiswa sangat tinggi. Sayangnya, kesuksesan itu mengakibatkan pelaku bisnis jasa fotokopi yang lebih dulu ada di sekitar kampus tersebut tak senang. Mereka mengajukan protes. Pasalnya, sejak jasa fotokopi Calisto berdiri, mereka takut akan kalahbersaing. "Mereka takut gulung tikar dan meminta kami menutup usaha ini," kata Roflq.

Namun, dia tak kehilangan akal. Dengan kepala dingin, ia mengajak sesama pebisnis fotokopi itu bermusyawarah. Kemarahan mereka pun akhirnya mulai mereda. Selain itu, Calisto juga sedikit mengerem promosi selama beberapa bulan. Alhasil, suasana pun kembali normal. Bahkan, para pesaingnya menyadari bahwa mereka harus memperbaiki-kualitas pelayanan kepada konsumen agar tak kalah bersaing dengan Calisto.

Seperti pengusaha lain, sebenarnya halangan tak berhenti menyapa Rofiq. Kali ini, kendala justru datang dari dalam. Ia kesulitan membagi waktu antara berbisnis dengan kuliah. Maklum, semua pengelola Calisto pada waktu itu masih berstatus mahasiswa Bahkan, sebagian besar pengelola inti sedang mengerjakan skripsi. "Untuk mengatasinya, kami memberi kepercayaan karyawan mengurus manajemen agar mereka ikut bertanggung jawab pada pengembangan usaha," katanya

Langkah ini membuahkanhasil. Calisto bisa terus mengembangkan sayapnya November tahun lalu, Rofiq membangun unit usaha baru yang bergerak di bidang pengatur acara atau event organizer (EO).

Debut pertama EO Calisto adalah penyelenggaraan try out nasional menembus ujian masuk Universitas Gajah Mada (UGM) 2010. Acara ini merupakan kerjasama dengan Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UGM sebagai koordinator nasional. "Sementara Calisto berperansebagai rekanan lokal," kata Rofiq, yang ingin pensiun pada usia 40 tahun.

Meski telah sukses mengembangkan usahanya, Rofiq tak berhenti belajar. Untuk menambah ilmu kewirausahaan, dia tak gentar mengikuti kompetisi Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2009. Acara ini merupakan sebuah kompetisipara wirausaha muda yang digelar oleh salah satu bank lokal Indonesia

Tak disangka, Roflq menjuarai perlombaan di wilayah Jawa Barat dalam kategori industri kreatif. Ia berhak mewakili wirausahamuda di daerah Jawa Barat untuk menjadi finalis Wirausaha Muda Mandiri tingkat Nasional 2009.

Tak hanya menang, darimendapat banyak ilmu bisnis, dari para pakar bisnis di Indonesia. Iabakal mengembangkan merek Calisto (lothing and Marchendise dengan membentuk sebuah badan usaha "Mungkin berbentuk CV atau PT nantinya," katanya.