Yomart siap alih teknologi manajemen
JAKARTA Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) tetap mengedepankan misi pemberdayaan terhadap koperasi melalui program pembiayaan untuk pengembangan jaringan minimarket Smescomart. Direktur Utama LPDB-KUMKM Fadjar Sofyar, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya bahkan segera menyalurkan pembiayaan kepada beberapa koperasi calon penerima program Smescomart, setelah komite kredit LPDB menyetujui pengajuan koperasi terkait.
"Realisasi penyaluran dana bisa kami lakukan, karena peritel Yomart sebagai salah satu mitra pemerintah mengembangkan jaringan Smescomart, telah sepakat dengan persyaratan pembiayaan," ujar Fadjar Sofyar kepada Bisnis kemarin. Dia mengimbau agar perusahaan ritel besar lainnya di Indonesia yang telah sepakat membantu Kementerian Koperasi dan UKM mengembangkan jaringan Smescomart berbasis koperasi, segera mengikuti langkah Yomart. .
LPDB belum maksimal menyalurkan pembiayaan terhadap program tersebut, bukan karena menolak permintaan koperasi calon penerima program. Akan tetapi, karena peritel enggan memenuhi permintaan LPDB dalam hal jaminan fiducia. erdasarkan catatan Bisnis, ada dua gerai Smescomart yang akan segera dibuka setelah LPDB menyalurkan dana sebesar Rp400 juta kepada masing-masing koperasi sebagai modal awal. Kedua koperasi calon penerima itu ada di Tasikmalaya dan Bekasi, Jawa Barat.
Pengembangan jaringan Smescomart bisa terlaksana di Tasikmalaya dan Bekasi, karena Yomart bersedia menerima beberapa persyaratan. Misalnya, isi gerai bersedia dijadikan sebagai jaminan fiducia, dan bersedia memberikan pengelolaan kepada koperasi setelah pinjaman ke LPDB lunas.
Salah satu poin yang membuat LPDB lega, karena Yomart juga bersedia memberikan transfer teknologi atau cosh management kepada koperasi pengelola setelah pinjaman lunas. "Kalau cash management-nya tetap ditangani .peritel setelah usai kontrak, lalu bagaimana koperasi bisa berkembang."
Sampai saat ini, ada sekitar belasan koperasi yang terdaftar sebagai calon penerima Smescomart, tetapi pengajuan dananya belum bisa direalisasi karena harus melalui proses yang lebih menguntungkan koperasi dan bukan menguntungkan peritel saja.
Terhambat pembiayaan
Sebelumnya, Asisten Deputi Urusan Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Koperasi dan UKM Halomoan Tamba, mengemukakan pengembangan jaringan minimarket Smescomart yang digagas instansinya, terhambat setelah sumber pembiayaannya dialihkan ke LPDB.
Pada periode sebelumnya, pembiayaan pengembangan jaringan tersebut bersumber dari APBN Kementerian Koperasi dan UKM. Sejak tahun lalu pembiayaan dialihkan ke LPDB sebab pengelolaan dana program yang bersumber APBN harus transparan.
"Kami akan memastikan apakah sudah ada kepastian sudah terjadi proses pembiayaan yang akan dilakukan oleh LPDB kepada koperasi calon penerima program Smescomart," papar Tamba.
Pendirian atau pengembangan Smescomart dilaksanakan atas kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM dengan beberapa perusahaan ritel nasional. Syarat utamanya adalah pengelola harus berbadan hukum koperasi. Apabila persyaratan terpenuhi, biaya pengembangan jaringan minimarket sebesar Rp300 juta-Rp400 juta diserahkan kepada perusahaan ritel.
Setelah itu operasionalisasi minimarket bernama Smescomart dilakukan masing-masing perusahaan ritel dengan sistem bagi hasil. Sejak pengembangan jaringan minimarket Smescomart dilaksanakan sekitar periode 2006, sudah berdiri sekitar 93 gerai Smescomart.