Tipe industri yang berkembang di Jawa Barat mayoritas adalah industri manufaktur, tipe justru yang sangat rentan terhadap gejolak ekonomi, baik gejolak ekonomi global mapun domestik. Krisis ekonomi dunia di penghujung tahun 2008 berimplikasi pada banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di Jawa Barat. Belum pulih benar pascakrisis 2008, industri di Jawa Barat dihantam lagi dengan diberlakukannya perjanjian ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA), yang berimplikasi turunnya daya saing hasil industri di Jawa Barat.
Menghadapi itu semua, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dituntut kreatif. Kepada wartawan Koran Jakarta, Irianto Indah Susilo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Pemprov Jawa Barat dituntut kreatif mengakomodasi semua kepentingan. Tipe industri di lawa Barat rentan krisis, apa ada insentif?
Kita memberikan insentif berupa kemudahan perizinan dan membantu mengomunikasikan dengan pihak luar untuk membantu mengampanyekan pemasaran produk tekstil dari Jawa Barat. Komunikasi dengan pihak luar seperti apa?
Misalnya kami fasilitasi untuk berdialog dengan beberapa duta besar dari negara-negara Eropa, dengan Amerika, dan beberapa negara lain. Dari hasil pertemuan dengan duta besar dan kalangan dunia usaha di Jawa Barat berjalan cukup baik dan menghasilkan kesepakatan cukup baik. Sehingga kalau terjadi gejolak ekonomi, hal itu bisa sedikit diredam dengan adanya jaminan dari pemerintah daerah untuk memfasilitasi dengan konsumen dari negara lain.
Kalau gejolak akibat ACFTA?
Saya datang ke perwakilan China di Indonesia, saya juga datang ke Shanghai, China, untuk melakukan komunikasi dengan kalangan dunia usaha di sana agar ada jaminan kerja sama yang terus akan kita bangun antara kalangan dunia usaha di Jawa Barat dengan kalangan dunia usaha di China. Dan kemudian dihasilkan memorandum of understanding, di mana kita saling menghormati dan membangun.
Apa hasilnya?
Kalau ada perusahaan di Jawa Barat yang terganggu akibat pemberlakukan ACFTA, mereka minta dikabari dan mereka akan bersedia membantu permodalannya. Selain itu, mereka juga bersedia membantu permodalan di bidang mesin-mesin tekstil, karena selama ini indistri tekstil di Jawa Barat rata-rata menggunakan mesin dari Eropa yang harganya sangat mahal. China bersedia menawarkan mesin dengan harga yang murah, sepertiga harga mesin dari Eropa.