MENJADI seorang manajer perusahaan merupakan impian banyak orang. Berbagai cara dilakukan agar bisa mendapatkan posisi tersebut, termasuk memilih jurusan dan sekolah bisnis terkemuka di dunia. Nah, melihat banyaknya peminat di bidang ini, sejumlah perguruan tinggi internasional kini menyediakan pendidikan bisnis jarak jauh.
Salah satu perguruan tinggi yangbanyakmenjaditujuanmaha-siswa bisnis adalah University of Phoenix, Amerika Serikat (AS). Perguruan tinggi ini bisa menampung hingga ribuan mahasiswa program master bisnis. Oleh sebagian mahasiswa reguler, mengambil kuliah jarak jauh terkadang dipandang sebelah mata. Tetapi, peminatnya tetap saja tidak sedikit. Di India misalnya jumlah mahasiswa programmanagementbusi-ness administration (MBA) jarak jauh mencapai angka jutaan mahasiswa.
Menurut laporan Economist (24/02), ada dua macam studi MBA. Pertama, program bersifat demokratis dan terbuka tanpa mempertimbangkan lokasi wilayah, dan pengalaman kerja sebelumnya. Kedua, program yang agak tertutup dan lebih ketat. Mahasiswa program jarak jauh biasanya jarangme-miliki perubahan karier signifikan dibanding reguler karena kebanyakan hanya ingin bisa mengembangkan perusahaan milik sendiri atau tempat dia bekerja selama ini.
Salah satu contoh perguruantinggi yang menawarkan pendidikan jarak jauh adalah Instituto de Empresa (IE) Business School di Spanyol. Lembaga ini sudah menjalankan program jarak jauh selama 10 tahun dengan target segmen kalangan eksekutif yang berpengalaman kerja sekitar tujuh tahun atau karyawan yang sudah memiliki jabatan manajerial di perusahaan.
Menurut Direktur Program MBA IE Business School Gamaliel Martinez, pembelajaran MBA jarak jauh di lembaganya dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan dengan mahasiswa selama dua minggu pertama di Madrid. Kemudian selanjutnya dilakukan secara online selama enam bulan. Kemudian kelompok mahasiswa tersebut kembali mengadakan pertemuan selama dua minggu di Shanghai, China di tengah berjalannya program. Untuk enam bulan berikutnya, pola pembelajaran terpisah dengan sistem online. Di akhir pembelajaran, semua mahasiswa kembali berkumpul di Madrid untuk menyelesaikan perkuliahan.
Perbedaan yang mencolok antara kelas jarak jauh dan yang reguler adalah pertemuan tatap muka di kelas. Untuk menyiasati pertemuan, IE Business School menghindari interaksi secara real time karena lembaga ini memiliki mahasiswa dari 20 negara yang tentunya mempunyai perbedaan waktu yang signifikan. Mahasiswa biasanya memasuki forum diskusi pada waktu terbaik yang bisa dila-kukan. Diskusi yang dilakukan secara online terbukti bisa lebih hidup dan lebih dalam. Hal ini karena para mahasiswamempunyai waktu lebih longgar untuk berpikir dan memilih waktu yang paling memungkinkan.
Banyaknya orang memburu jurusan MBA salah satunya karena imej bahwa seorang ch ie/ executive officer (CEO) perusahaan harus lulusan jurusan ini. Tetapi, persepsi ini tidak seluruhnya benar. Menurut penelitian yang dilakukan Harvard Business Review (HBR) yang dipublikasikan Januari lalu, dari SO CEO terbaik dunia, sebagian besar tidak bergelar MBA. Untuk berhasil yang terpenting adalah niat dan kesungguhan untuk menjalankannya.
Riset ini menemukan bahwa peringkat 10 besar dari 50 CEO berkinerja terbaik dunia hanya empat orang yang memiliki latar belakang pendidikan MBA yakni John T Chamber CEO perusahaan teknologi informasi Amerika Serikat (AS) Cysco Systems yang telah menjabat sejak 1995 hingga sekarang.Chamber menempati posisi keempat dalam peringkat 50 besar CEO terbaik di dunia.
Lalu ada John C Martin yang memimpin perusahaan kesehatan AS Gilead Sciences sejak 1996 hingga sekarang. Sementara Steve Jobs, CEO perusahaan Apple yang dinobatkan sebagai CEO terbaik tahun ini, justru tidak memiliki latar belakang MBA.