JAKARTA Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kementerian Pendidikan Nasional sepakat membentuk kelompok kerja (pokja) penyelerasan pendidikan untuk mengembangkan sistem pelatihan dan kurikulum kewirausahaan. "Kewirausahaan dapat dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Apalagi, pola pikir, jiwa, dan semangat wirausahawan yang baik dapat dikembangkan secara maksimal dalam proses pembelajaran," ujar Menakertrans Muhaimin Iskandar kemarin.
Oleh karena itu, perguruan tinggi diseluruh Indonesia dijadikan proyek percontohan untuk menjadi enterpre-unership center (EC), sehingga mampu menekan angka pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, per Februari 2010 tercatat penduduk yang bekerja mencapai 107,41 juta orang, sedangkan angkatan kerja di Tanah Air sebanyak 113,83 juta orang dan angka pengangguran 6,59 juta orang.
Muhaimin menjelaskan kampus merupakan terminal utama generasi muda menjadi generasi terdidik dan menjadi tempat terbaik untuk melaksanakan pembangunan sumber daya manusia. Menurut dia, kampus juga memiliki sarana lengkap mulai dari softwa-re, hardware dan brainware, sehingga lokasi itu perlu dikembangkan menjadi enterpreneurship center.
Menakertrans menuturkan mahasiswa diharap memiliki budaya produktif dan inovatif, sehingga dapat memberikan gagasan dalam penanggulangan penganguran. Selain itu, pemerintah sedang berusaha mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan yang dimulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah, hingga atas. "Target awal, nantinya setiap pendidikan menengah atas, minimal akan ada satu ekstrakulikuler mengenai kewirausahaan. Syukur-syukur, kalau bisa Intrakurikuler," ungkapnya.