Pemerintah mengharapkan ke depannya, industri kecil dan menengah (IKM) selain memiliki basis wirausaha, juga harus mengetahui teknik know how, serta perlu menguasai teknologi yang disesuaikan dengan selera pasar. Usaha atau industri kecil dan menengah di masa depan nantinya, adalah IKM berbasis program inkubasi bisnis, dan diharapkan mampu menjadi mesin pertumbuhan masa depan ekonomi rakyat, sehingga mereka bertumbuh dan berkembang, kalau para pelakunya digerakkan dengan semangat dan kreativitas tinggi.
Fauzi Aziz, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kepada Business News. Rabu (26/5). Pada saat itu, mereka diharapkan telah memiliki hubungan bisnis atau jejaring yang kokoh dengan perusahaan champion atau pemasok, yang mampu membawa produknya memasuki pasar internasional. Seiring dengan kondisi tersebut, mereka juga telah dibekali dengan inovasi, berorientasi dengan selera konsumen di pasar setempat, dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan, serta memenuhi standar yang disyaratkan.
"IKM berbasis kewirausahaan, menjadi masa depan yang dipertaruhkan bangsa. Nilai-nilai kewirausahaan menjadi bagian inheren proses berkembangnya IKM di Indonesia. Misalnya melalui dunia pendidikan seperti di Universitas Andalas, peran mahasiswa menjadi bagian dari solusi revitalisasi IKM berbasis kewirausahaan, dan ini sudah didesain secara terorganisir. Artinya konsepnya tidak berlaku pada komunitas pinggiran, yang secara kelayakan usaha dipandang lebih sulit diatur atau difasilitasi oleh pemerintah."
Melihat potensi setiap universitas di sejumlah lokasi yang berbeda, maka perlakuan yang diberikan harus dilakukan secara pro aktif, dengan pengembangan IKM tersebut. Dalam kerangka pikir mereka, dilakukanlah pendekatan program yang disesuaikan alokasinya bagi jutaan unit IKM, tetapi spiritnya tetap didasarkan kepada semangat membangun usaha, bukan bentuk bantuan dalam hibah atau amal (charity)."Untuk itu, pemerintah kini mengubah orientasi bisnis dari selama ini memberi bantuan mesin dan program usaha, menjadi berdasarkan kelayakan usahanya, sehingga lebih mendidik, dan sifatnya hanya semacam stimulan usaha. Mengcopy program bantuan dalam bentuk pemotongan harga mesin yang ditanggung oleh pemerintah, atau subsidi bunga kredit, menjadi alternatif pilihan yang kini disasar pemerintah.
Mengapa kami melakukan hal ini, supaya para pengusaha tersebut memahami proses bisnisnya, terutama berani mengambil resiko dalam menjalankan usahanya. Mereka harus ditempa, supaya sadar tidak ada yang instan di dalam menjalankan usaha, sampai mencapai sukses. "Model IKM dan Berbagai Pendekatan Berdasarkan pengalaman, ada tiga jenis IKM yang biasanya ditemui di lapangan. Pertama adalah IKM yangmemang tumbuh dan besar dengan daya dan upayanya sendiri, sehingga mereka cenderung mengalami berbagai masa pasang surut usahanya. Kedua, adalah tipe IKM yang kerap menadahkan tangannya, meminta fasilitasi dari berbagai pihak (termasuk pemerintah), dan ketiga adalah IKM yang lebih banyak acuh dan tidak peduli apakah usahanya berkembang menjadi lebih baik, atau usahanya tidak berkembang bahkan mati, habis digusur oleh aparat ketentraman, keamanan dan ketertiban (tramtib).
Pemerintah beranggapan mereka (IKM) yang masuk golongan pertama, adalah mereka yang lebih mudah memperoleh bantuan peningkatan program daya saing, dan biasanya bukan termasuk tipe pengusaha yang apabila modalnya "sulit," akan cenderung meminta fasilitasi pada pemerintah. Mereka terbiasa jatuh dan bangun di dalam usahanya, sehingga komitmen kembalinya kredit kepada pemerintah juga tinggi.
Sementara berbagai pendekatan yang dilakukan pemerintah, salah satunya adalah melalui kemampuan mengenali spirit dari daerah atau wilayah tersebut, yang penting karena dikaitkan dengan pembinaan. Artinya, jika memang sejak semula daerah itu tidak ada kemampuan memiliki pelabuhan penunjang, maka jangan dipaksakan. Dengan demikian daerah tersebut tinggal memanfaatkan pelabuhan yang ada dan dekat dengan wilayahnya tersebut.
"Atau ada daerah-daerah yang memiliki sumber kekuatan potensi sumber daya alam, jangan sampai harus meniru potensi daerah tetangganya. Potensi Kabupaten Buleleng dengan daerah pertanian, berbeda dengan Kab. Badung yang potensi pariwisatanya besar. Demikian juga Kabupaten Tabanan unggul di bidang pertanian dan peternakan.
Karena itu, program lain yang juga dikembangkan adalah program pencapaian dan pelatihan motivasi, serta teknik pelatihan kunci sukses berbisnis bagi wirausaha. Saat ini disadari oleh pemerintah, belum ada dukungan pembiayaan yang mengandalkan kreativitas untuk memulai usaha (start up). Yang sudah berkembang adalah usaha mengandalkan modal ventura yang diperbarui.Itulah sebabnya melalui kerjasama dengan beberapa lembaga perguruan tinggi negeri seperti IPB, UI, ITB, dan universitas negeri yang memiliki program inkubator bisnis, pemerintah akan berupaya memfasilitasi pembiayaan dalam masa inkubasi antara 1-3 tahun, menjadikan mereka sebagai model pembiayaan bisnis bagi mahasiswa.
"Di sini peran pemerintah adalah sebagai pengganti kompensasi pendanaan bagi mereka, dan pada akhirnya setelah melalui masa tersebut, mereka menjadi wirausaha baru yang didesain sesuai program pemerintah. Pemerintah seperti disebut sebelumnya, bisa memberi potongan harga mesin, atau memberi keringanan suku bunga kredit.Selain itu, mereka juga didorong dengan kelembagaan bisnis, sehingga ke depannya posisi tawar mereka menjadi lebih kuat. Mereka bisa membentuk koperasi, kelompok usaha di sentra produksi atau perajin, sehingga dalam menerobos pemasaran, fungsinya menjadi lebih kokoh. "