MESKI sudah berjalan lebih dari tiga hutan, namun sosialisasi KUR (kredit usaha rakyat) masih sangat minim. Buktinya, sampai kini masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang kredit tersebut. "Sampai saat ini masyarakat masih belum tahu KUR itu apa. Tadi malam (Senin, 17/5) DPR juga sempet bertanya kepada saya mengapa masyarakat belum tahu KUR itu apa," kata Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan dalam acara Musrembang Koperasi dan UKM di Jakarta, kemarin.
Alhasil, hingga kini realisasi penyaluran KUR masih sangat minim. Sampai awal Mei, realisasinya hanya sekitar Rp 2 triliun. Padahal, seharusnya sampai akhir kuartal I lalu sudah sampai Rp 5 triliun, sehingga target penyaluran Rp 20 triliun tahun ini bisa tercapai. "Ini salah kita semua. Ya menterinya, eselon 1 -nya, kepala dinasnya dan juga gubernur yang kurang melakukan sosialisasi," tukasnya.
Karena itu, Syarief meminta, mulai saat ini jangan lagi ada pejabat yang leha-leha dan berpang-ku tangan. Semua harus kerja keras untuk mensosialisasikan program tersebut, agar masyarakat tahu. "Saya menghimbau kepada semua Kepala Dinas UKM di sini, agar rajin-rajin lah ke masyarakat untuk berinteraksi. Sehing-ga program ini bisa berjalan baik," katanya.
Syarief menegaskan, KUR tersebut memang bukan disalurkan oleh Kementerian Koperasi UKM dan Dinas terkait, melainkan oleh bank penyalur. Namun begitu, bukan berarti kementerian dan dinas terkait lepas tangan. "Meski bukan kita yang menyalurkannya, kita tetap wajib untuk mensosialisasikannya. KUR ini harus menjadi komitmen kita semua," tegasnya.
Syarief juga mengajak, agar semua kalangan bisa menghilangkan sumbatan (bottleneck) dalam pembangunan UKM. Salah satu yang sering menjadikan sumbatan adalah proses birokrasi yang tertcle-tele. "Saya mengakui, birokrasi memang penting. Tapi jangan sampai gara-gara birokrasi ini program kita jadi terlambat. Kalau bisa kita selesaikan selama 2 hari, mengapa harus diundur jadi I minggu," tegasnya.
Karena itu, kalau ada kekurangan syarat dalam pengajuan UKM, sebaiknya tiap kepala dinas cepat menanggapinya. "Sebab, dalam dunia usaha, waktu itu sangat penting. Kalau terlambat sedikit saja, banyak keuntungan yang hilang." tandasnya