Halaman

Laba UKM di Tengah Pameran Teknologi Informasi

Kementerian Komunikasi dan Informatika (KKI) menyelenggarakan Pekan Informasi Nasional (PIN) yang berpusat di Pekanbaru, Riau. Acara yang berlangsung enam hari dari 22-27 Mei 2010 ini juga meresmikan desa informasi. Banyak pelaku UKM memanfaatkan even ini untuk meraup laba dari penjualan produk mereka.

SUHERMAN memarkir mobil pikap yang berisi kerajinan pot berbahan baku ban bekas miliknya di depan gerbang pelataran Bandar Seni Raja Ali Haji (Serai) Puma MTQ Pekanbaru, Riau. Dia lantas berkeliling melihat-lihat kondisi tanah lapang seluas 14 hektare yang mulai penuh dengan puluhan pedagang lainnya dari Pekanbaru.

Kehadiran banyak pedagang ini tak mengejutkan Suherman. Bandar Serai memang kerap menjadi tempat penyelenggaraan pameran. "Saya sering ikut pameran rakyat untuk menjual produk saya," kata Suherman.

Kali ini, Bandar Serai tengah menjadi pusatpelaksanaan pameran Pekan Informasi Nasional (PIN) 2010. Penyelenggara acara Lni adalah KKI, Pemerintah Provinsi Riau, dan Pemerintah Kota Pekanbaru. Acara ini berlangsung selama enam hari dari 22-27 Mei 2010. Ada 16 tenda putih yang berdiri mengelilingi setengah lingkaran lokasi pameran. Beberapa provider telekomunikasi hadir memamerkan produk teknologi informasi untuk mensukseskan PIN.

Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan kesenian daerah kitas Riau mengiringi jalannya pameran. Kepala Pusat Informasi dan Humas KM Gatot S. Dewa Broto mengatakan, PIN kali ini mengangkat tema sinergi teknologi informasi dan seni budaya daerah. "Untuk menggambarkan komunikasi bisa berlangsung dengan berbagai cara termasuk dengan kesenian rakyat," kata Gatot.

Beberapa aktivitas teknologi informasi yang berjalan seperti pelaksanaan pameran teknologi informasi dan komunikasi hingga lomba bagi blogger dan animasi. Peserta acara ini adalah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan mitra binaan Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Riau.

Di tengah lokasi pameran berdiri panggung hiburan rakyat. Ada pagelaran wayang kulit, teater, dan tari. Ada pula pertunjukan sandiwara melayu yang bernama Ra ndai. Pelawak Mamiek Prakoso menjadibintang tamu dalam pameran ini. Mamiek mengaku akan tampil di acara Handai pada Selasa (25/5) malam. "Sekarang masih persiapan terus," kata Mamiek.

Berbagai pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), termasuk Suherman, tak ingin melewatkan kehadiran pengunjung yang memadati acara ini. Di acara ini, dia menjajakan pot dari ban bekas kreasinya Harganya Rp 75.000-Rp 200.000 per unit. "Semoga bisa laku banyak di sini," harapnya

Aldi Reza Saputra lebih beruntung. Pedagang poster tiga dimensi ini sudah mendulang uang dalam dua hari keikutsertaannya di pameran. Targetnya, seluruhstok poster dagangannya ludes terjual. "Kalau habis sebelum pameran usai, saya akan dapat pasokan lagi," kata Aldi, bersemangat.

Harga tiap poster berbingkai kaca ini Rp 25.000 per unit. Aldi mengatakan poster bertema pemandangan dan kaligrafi yang paling laris. Aldi mengaku bisa meraup omzet penjualan poster sebesar Rp 2,5 juta per hari.

Para pedagang ini memiliki tempat sendiri untuk beijua-lan di dekat panggung. Kadafl, salah satu pedagang membuka tenda untuk menjual batik Solo. Dia menggelar 1.000 lembar batik berbentuk baju wanita dan anak-anak. "Omzet saya di pameran ini lumayan, sekitar Rp 2 juta per hari," kata

Kadafl. Tak hanya para pedagang kelontong dan kerajinan tangan yang menikmati keuntungan dari ajang pameran PIN ini. Penyedia tenda dan genset pun meraup untung. Adalah Deden Chandra, pemilik Bidai Production, yang menyewakan seluruh tenda dan genset untuk mengaliri listrik di semua tenda tersebut "Sewa genset biayanya Rp 60 juta," ujar dia

Harga sewa nya Rp 15 juta per tenda Dus, dengan 16 tenda putih yang berdiri, Deden mengantongi omzet sekitar 240 juta selama enam hari pameran. "Saya memang sudah langganan menjadi rekanan penyewa tenda jika ada acara dari Pemda," kata Deden.