Para pedagang onderdil otomotif di Proyek Senen Blok V mengeluhkan kurangnya promosi yang dilakukan pihak pengelola pasar tersebut. Alhasil, sentra tersebut kalah pamor dibandingkan toko-toko tas dan jam tangan yang mengepung tempat itu. Mereka berharap renovasi pasar bisa menghidupkan kembali sentra onderdil di Proyek Senen?
ADA beberapa hal yang membebani para pedagang onderdil mobil di Proyek Senen. Pertama, masalah calo yang memang lazim ditemui di berbagai sentra onderdil. Calo menjaring calon konsumen dengan cara mengantar mereka mencari suku cadang.
Praktik percaloan tersebut memberatkan para penjual maupun calon pembeli. Hendi Supriatno dari Wyaya Motor mencontohkan, bila ada pembeli yang diantarkan calo maka barang yang seharusnya berharga Rp 400.000 mengalami kenaikan menjadi Rp 500.000. "Yang Rp 100.000 dibawa oleh para calo," keluhnya
Tapi, ketika terjadi masalah dengan barang yang dibeli, konsumen minta pertanggungjawaban toko. Merekaminta pengembalian uang Rp 500.000, padahal Rp 100.000 sudah dikantongi calo.
Pemberantasan calo memang bukan urusan mudah. Maklum, mereka juga memegang kartu tanda montir dari bengkel yang ada di kompleks tersebut. Tak heran, Haji Isman, pemilik Wyaya Motor, dengan tegas memasang tanda tidak menerima calo di tokonya
Masalah kedua yang paling menghimpit pedagang adalah sepinya pengunjung. Transaksi hanya berasal dari pelanggan lama dan montir-montir bengkel di sekitarnya Mereka yang khusus datang ke Proyek Senen untuk membeli onderdil, biasanya memang mencari suku cadang tertentu yang tak ditemui di tempat lain.
Sejatinya, sepinya pengunjung bisa dimaklumi. Pasalnya, tampak luar gedung tidak menandakan adanya sentra onderdil di dalamnya Sebaliknya, di sepanjang
Proyek Senen justru banyak terpampang spanduk untuk toko-toko yang menjual tas, jam, dan pakaian.Meski blok di sekitarnya tampil cantik, khusus blok penjualan onderdil seperti terlupakan. Ahyen, pemilik Niko Motor, bilang, para pengelola Proyek Senen seakan menganaktlrikan para pedagang onderdil.
Hal ini turut menjadi alasan banyak pedagang memindahkan usaha mereka ke tempat lain. Kios-kios yang kosong tersebut pun akhirnya disewakan sebagai gudang penyimpanan.
Doni, pemilik Citra Motor, berpendapat, kepindahan sebagian pemilik kios onderdil inilah yang menjadi alasan pengelola tak memikirkan promosi. Toh, mereka tetap mendapatkan pemasukan dari sewa kios yang dijadikan sebagai gudang.
Sekarang, Proyek Senen sedang menjalani renovasi pada beberapa bagiannyaSampai saat ini, para pedagang mengaku belum tahu rencana dan bentuk renovasi tersebut bakal mempengaruhi usahanya Mereka juga tidak mengetahui, apakah tempat mereka beroperasi di Blok V lantai empat dan lima bakal turut direnovasi.
Ahyen hanya bisa berharap, akan ada perbaikan terhadap keadaan sentra, meski sampai sekarang rencana renovasi masih belum jelas. Selain itu, perhatian yang kurang dari pengelola gedung masih menjadi beban bagi kelancaran usahanya
Sebaliknya Hendi optimistis bahwa sentra onderdil tersebut akan direnovasi. Ia berharap, setidaknya pengelola akan merapikan Proyek Senen.