Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan berupaya mendorong pelaksanaan pendidikan wirausaha di perguruan tinggi untuk menciptakan lulusan yang siap memasuki dunia kerja.. "Wirausaha tidak hanya berkaitan dengan bisnis dan perdagangan, namun pembentukan sikap, mentalitas, dan karakter," katanya usai memberikan pidato ilmiah "Membangun Universitas Mandiri Berbasis Entrepreneur" di Universitas Diponegoro Semarang, Sabtu.
Menurut dia, pembentukan sikap, mentalitas, dan karakter tersebut harus dilekatkan pada setiap individu agar mereka mampu memanfaatkan peluang usaha yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat."Karena itu, penerapan kurikulum berbasis wirausaha harus dilakukan secara intensif dan ekstensif di semua jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi agar peserta didik memiliki life skill"katanya.
Ia mengatakan, jumlah wirausahawan di negara maju seperti Amerika Serikat mencapai 11,5 persen dari total penduduknya, Singapura sebesar 7,2 persen, sedangkan Indonesia hanya memiliki sekitar 0,18 persen wirausahawan. "Padahal untuk dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi membutuhkan sedikitnya dua persen wirausahawan, sehingga dengan penduduk yang mencapai 230 juta, Indonesia setidaknya harus punya 4,6 juta wirausahawan," katanya.Syarifuddin menilai, bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi tiga persoalan besar, yakni pengangguran, kemiskinan, dan keterbelakangan, karena itu penyelesaian ketiga masalah itu merupakan agenda permanen. "Di sinilah peran dan kedudukan strategis perguruan tinggi sebagai institusi pencerahan yang memikul tanggung jawab atas perkembangan dan keberlangsungan bangsa," katanya.
Sejarah perjalanan perguruan tinggi di dunia, lanjutnya, memperlihatkan bahwa institusi tersebut senantiasa dituntut untuk akrab dan peduli dengan realitas bangsa.Ia mencontohkan, realitas yang tengah dihadapi bangsa Indonesia saat ini seperti pengangguran, masih banyak lulusan perguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan dan menganggur. "Kami mencatat jumlah pengangguran di Jakarta mencapai sekitar 76 ribu orang. Semarang mencapai sekitar 20 ribu orang, dan Bali yang berjumlah sekitar 10 ribu orang, belum lagi daerah-daerah lain," katanya.Oleh karena itu, kata Syarifuddin, penerapan kurikulum berbasis kewirausahaan harus dilakukan, dan untuk melakukannya harus ada penataan ulang dan penyesuaian terhadap kurikulum yang saat ini sedang diterapkan. "Penerapan kurikulum berbasis wirausaha diharapkan dapat menciptakan individu yang tulen dan tahan banting, serta punya keseimbangan dalam tataran pengetahuan, sikap, dan perilaku