" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Desember 2011

Usaha mikro dan KUR belum akrab Gerakan koperasi masih merasa dianaktirikan

  
Liburan Bersama Keluarga Di Ancol  Disini Tempatnya

30/12/2011
Usaha mikro dan KUR belum akrab
Gerakan koperasi masih merasa dianaktirikan



Salah satu fokus pemberdayaan usaha mikro,kecil, dan menengah menyangkut dukungan permodalan lewat penyaluran kredit usaha rakyat." Pemerintah mengklaim F sepanjang tahun ini I telah menyalurkan kredit usaha rakyat JL, (KUR) hingga Rp27 triliun kepada lebih dari 6 juta nasabah, lebih tinggi Rp7 triliun dari target Rp20 triliun.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menilai pelaksanaan KUR menunjukkan hasil positif dan dianggapnya berhasil memperluas aksesibilitas rakyat kepada perbankan nasional.Dampaknya, kata Hatta, terjadi pergeseran usaha, tidak lagi didominasi sektor perdagangan tetapi mulai masuk ke sektor hulu. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan industri hulu yang mencapai 33% pada tahun ini, lebih tinggi dari prediksi awal 25%.

Terutama pertanian dan perikanan yang banyak menyerap dana untuk kredit usaha rakyat," ujarnya belum lama ini. - Kementerian Koperasi dan UKM sendiri terlihat tak bosan merayu dan mengimbau kalangan bank peserta untuk terus menggelontorkan kredit yang dijamin pemerintah tersebut sehingga penyaluran kredit program itu terhitung besar.

Meningkatnya KUR juga tidak terlepas dari berbagai perbaikan teknis penyaluran dan penyempurnaan aturannya semisal penurunan suku bunga KUR mikro dari 24% menjadi 22% per tahun dan KUR kecil menengah menjadi 14% dari sebelumnya 16% per tahun.

Meski begitu keluhan dansuara sumbang masih kerap terdengar sepanjang tahun ini dari berbagai daerah lantaran bank enggan melayani debitur KUR Mikro jika tidak dengan agunan.Hambatan ini terjadi lantaran aturan main hanya dilandasi oleh kesepakatan Jisan. Karena itulah Kemenkop dan UKM terus berupaya membuat memorandum of understanding (MoU) dengan bank peserta penyalur KUR terkait kepastian bahwa KUR Mikro hingga maksimal kredit Rp20 juta, tidak perlu agunan. Kepastian aturan main inilah yang masih ditunggu kalangan pelaku usaha mikro agar tidak lagi menjadi hambatan dalam mengakses KUR.

Pemerintah juga akan mengevaluasi program KUR guna meningkatkan jumlah perbankan yang terlibat dalam pelaksanaannya. "Terutama keterlibatan perbankan di daerah agar KUR bisa masukperdesaan," tutur Hatta Rajasa.

Tahun depan, katanya, pemerintah sudah menargetkan penyaluran KUR hingga Rp30 triliun dengan tetap mempertahankan minimal 30% adalah di sektor hulu. "Kita akan perluas jaringannya sehingga tidak hanya menambah, tetapi kualitas pada sisi tengahnya kami naikkan."

Dengan demikian, kata Hatta, diharapkan terjadi perbaikan kelas usaha dari skala kecil naik ke kelas menengah. KUR juga diharapkan bisa menciptakan pengusaha kelas menengah yang memiliki daya tahan, tidak hanya bersifat musiman yang rentan akan gejolak. "Kalau 10% saja mereka masuk ke kelas menengah, berarti ada 600.000 kelas menengah baru," tuturnya.

Meski penyaluran KUR meroket. Ketua Badan Komunikasi Pemuda Dekopin Aris Sutomo mengingatkan bukan lantaran kinclongnya kinerja instansi terkait pemerintah terutama Kemenkop UKM tetapi lebih disebabkan oleh keseriusan perbankan yang bekerja optimal mengerahkan sumber potensinya, untuk menyalurkan KUR.

"Bank yang menjadi u)ung tombak penyaluran, jadi tidak bisa dianggap mumi sebagai hasil kinerja Kementerian Koperasi dan UKM," tuturnya. Catatan pertumbuhan Adapun program prioritas penumbuhan wirausaha baru yang diusung Kemenkop dan UKM tampaknya masih harus diperluas dan dipertajam dengan basis pendidikan sarjana Sl. Menkop Sjarifuddin Hasan cukup aktif berkunjung ke berbagai perguruan tinggi terkait gerakan menciptakan 1.000 wirausaha baru dari sarjana.

Sepanjang tahun ini gerakan tersebut ditopang dengan berbagai metode termasuk lewat program magang nasional di berbagai perusahaan swasta, Gerakan Kewirausahaan Nasional ataupun melalui tempat pelatihan keterampilan usaha (TPKU).

Namun sejauh ini Kemenkop dan UKM belum mampu menunjukkan catatan akurat jumlahwirausaha baru yang berhasil diciptakan melalui program tersebut. Radahal program ini sangat diharapkan menjadi solusi karena pemerintah juga menyiapkan akses permodalan calon wirausaha baru dari dana bergulir selain KUR.

"Untuk data aktual dan valid, yang berhak mengeluarkan adalah Badan Pusat Statistik. Jadi kami leoih baik menunggu informasi saja," tutur Menkop.Program strategis yang patut disimak menyangkut revitalisasi pasar tradisional dan pedagang kaki lima (PKL), revitalisasi usaha koperasi unit desa (KUD), dan peningkatan pembiayaan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam (KSP/USP).

Menurut Sjarifuddin, pembangunan dan perbaikan pasar tradisional pada 2012 akan ditingkatkan pembiayaannya. Tercatat ada sekitar 14.999 unit pasar tradisional dalam kondisi tidak sehat. Mengandalkan APBN yang disetujui pemerintah, masih jauh dari kebutuhan karena hanya mampu membenahi 246 unit pasar tradisional.

Setelah Presiden menyetujui penambahan anggaran melalui APBN-P pada 2013, Kemenkop dan UKM siap menjalankan program revitalisasi pasar tradisional yang melibatkan SDM koperasi dan usaha mikro dan kecil. "Kami butuh setidaknya Rpl miliar untuk merevitalisasi setiap pasar tradisional."

Penasihat Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I) Djabaruddin Djohan menilai secara umum kinerja Kementerian Koperasi dan UKM masih belum sinkron.

Menurutnya diperlukan keseimbangan atas pembinaan terhar dap pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah. "Peningkatan kualitas dan harkat masyarakat lebih tepat jika dilakukan melalui gerakan koperasi."

Karena itu LSP2I mengharapkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah lebih baik didorong bergabung membuat unit-unit koperasi ketimbang berdiri sendiri tanpa badan hukum. "Sejauh ini perhatian pemerintah terhadap gerakan koperasi masih minim."

Seharusnya, menurut Djohan, Kemenkop dan UKM lebih memahami bahwa misi pertamanya untuk menyejahterakan masyarakat melalui gerakan ekonomi kerakyatan yakni koperasi. Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Erwin Aksa yang juga CEO Bosowa Corporate mengingatkan bahwa keberhasilan Kemenkop dan UKM perlu dilihat dari aspek program fisik.

"Ke depan instansi ini disarankan lebih fokus pada pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah." Sebagai instansi yang fokus pada fasilitasi kegiatan nonfisik, lanjut Erwin, program paling tepat adalah meningkatkan kapasitas SDM binaan Kemenkop.

Pada akhirnya, pemerintah dituntut lebih fokus mengelola program KUR mengingat masih ada hambatan bagi usaha mikro untuk mengakesnya. Di sisi lain gerakan koperasi masih buruh dukungan optimal dari sisi pembenahan manajerial dan pembiayaan untuk pengembangan usaha.


Sumber : Bisnis Indonesia



IKM Jateng Dapat Bantuan Mesin Tekstil

30/12/2011
IKM Jateng dapat bantuan mesin tekstil

JAKARTA Kementerian Perindustrian memberikan peralatan produksi garmen senilai Rp5,6 miliar kepada pelaku industri kecil menengah di Jawa Tengah. Bantuan itu merupakan salah satu upaya mengatasi dampak moratorium pengiriman tenaga kena ke luar negeri sejak Juli 2011.

Bantuan mesin peralatan garmen itu terdiri dari mesin jahit 256 unit, mesin obras 64 unit, dan 2.000 meter bahan produksi kepada 16 kelompok usaha bersama. Bantuan lain yakni 100 unit mesin jahit high speed manual dan 200 unit mesin jahit speed otomatis, 10 mesin obras, dan 10 mesin bordir.

Wakil Menteri Perindustrian Alex S. W. Retraubun mengatakan bantuan peralatan itu untuk mendu-kung pelaksanaan moratorium TKJ, yang selama ini sebagian besar berasal dari Jawa Tengah."Pemberian bantuan ini untuk meningkatkan gairah pelaku industri berbasis garmen di Jawa Tengah, khususnya Semarang," katanya dalam siaran pers Kemenperin. Penyerahan bantuan berlangsung di Balai Pengembangan SDM dan Produk IKM Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah kemarin.

Sekretaris Direktorat Jenderal Basi6 Industri Manufaktur Setyo Hartono mengatakan bantuan mesin jahit sebanyak 256 unit diharapkan memacu IKM di Jateng menjadi lebih mandiri dan berinovasi.Selain mengurangi pengangguran akibat dampak moratorium TKI, tuturnya, bantuan itu untuk mendukung pengembangan industri unggulan di Jateng.

Menurutnya, garmen merupakansalah satu produk unggulan yang sangat potensial karena permintaannya terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk.Selain itu, lanjut Setyo, industri garmen harus mampu mengikuti perkembangan model atau fashion yang makin beragam. Karena itu, produsen harus bisa mengikuti tuntutan pasar dengan menggunakan mesin yang bisa menghasilkan keragaman jahitan.

 Sementara itu. Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah mengatakan IKM yang menerima bantuan peralatan terdiri dari 16 kelompok usaha bersama (KUB).Satu UKB terdiri dari 20 unit usaha, di antaranya Noerjaya Sakti Collection Temanggung, UD Barokah Group Demak, dan pelaku IKM lainnya di Jateng.


Sumber : Bisnis Indonesia

Gagal di Kaki Lima, Sukses di Dunia Maya


 Liburan Bersama Keluarga Di Ancol  Disini Tempatnya

30/12/2011
Gagal di Kaki Lima, Sukses di Dunia Maya


Yudhi Dwinanto, pemilik toko kuliner online kraukk.com memulai bisnis usai bertemu temannya yang bekerja di pabrik pengolahan udang tempura. Atas bantuan temannya itu, Yudhi memesan udang tempura dari pabrik kemdudian ia jual kembali. Gagal berjualan di kaki lima, tapi Yudhi sukses berjualan di dunia maya.


YUDHI Dwinanto tak pernah menyangka dirinya mampu membangun bisnis kuliner online lewat kmukk.com seperti sekarang ini. Setelah tamat SMA, ia sempat ragu untuk meneruskan cita-cita menjadi pengusaha.Yudhi ragu menjadi 1 pengusaha setelah ia gagal 1 menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi, Univeritas Indonesia (UI). Namun begitu, pria kelahiran 28 Juni 1981 itu masih bisa bangga karena diterima di Fakultas Hukum di kampus yang sama. "Padahal saya ingin fakultas ekonomi agar bisa belajar bisnis," katanya

Walaupun ia kuliah di fakultas hukum, Yudhi ternyata masih bisa belajar teori bisnis lewat mata kuliah hukum bisnis. "Saya fokus mempelajari seluk-beluk hukun\ bisnis secara detail," terang Yudhi.Setelah lulus kuliah pada tahun 2005, Yudhi memutuskan mencari pekerjaan sebelum membuka usaha. Saat itu, ia diterima sebagai tenaga marketing pada sebuah perusahaan asuransi ternama di Jakarta.

Karena merasa tidak sesuai dengan j urusannya. Yudhi memilih hengkang dari perusahaan asuransi itu. Ia kemudian tertarik untuk memperkuat ilmu bisnis dengan mengikuti beberapa seminar motivasi bisnis. "Tujuan saya kegiatan untuk meningkatkan motivasi berbisnis," kata Yudhi.

Karena sudah memiliki semangat bisnis, priaberdarah Manado dan Cirebon itu mengaku tidak malu untuk memulai usaha dari nol. "Saya bahkan pernah berjualan air minum di bundaran Hotel Indonesia saat demonstrasi marak pada 2006 lalu," katanya Setelah banyak belajar bisnis, pada 2008 lalu ia malah keterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sebuah instansi pemerintahan. Namun karena gaji PNS itu pas-pasan, Yudhi akhirnya tertarik membuka usaha sampingan. "Sejak saal itu saya bertekad membuka usaha sendiri," ujarnya.

Keinginannya untuk membuka usaha sendiri mendapat sambutan dari temannya yang bekerja di pabrik pengolahan udang tempura di Jakarta. Lewat bantuan sang teman itu, Yudi nekat berbisnis kuliner udang tempura asal Jepang itu.

Yudhi memesan produk udang tempura itu langsung dari pabriknya Udang itu kemudian dikemas kemudian dijualnya Depok, Jawa Barat "Awalnya saya menjualnya udang di kaki lima pada pagi hari sebelum berangkat bekerja" kata Yudhi.

Karena waktunya terbatas, hasil jualan di kaki lima sangat sedikit sekali. Itulah alasan Yudhi memindahkan lapaknya ke dunia maya "Berjualan di internet kmyata lebih santai, pangsa pasarnya juga banyak," luturnya.
Saat pertama kali berjualan online. Yudhi memanfaatkan sil us jejaring sosial Friend-ster dan Facebook. Hingga pada 2009, Yudhi berhasil membangun situs sendiribernama h-aukk.cow dengan modal Rp 450.000.

Setelan dua tahun lamanya, usaha penjualan kuliner lewat dunia itu itu berkembang dengan pesat! Omzet yang diperolehnya pim juga Berjualan diinternet lebihsantai denganpangsa pasaryang lebih luas.bertambah banyak.

Agar usaha itu lebih maju lagi, Yudhi sejak tiga bulan lalu merintis sistem penjualan offline. Ia menjual kuliner seafood itu dengan cara bekerjasama dengan pengelola hotel dan kafe yang ada di Jakarta. Hanya dalam tempo tiga bulan, sistem offline itu juga berkembang pesat. "Omzet dari sistem offline bisa menyumbang 30% dari total omzet saya," ujarnya.

Untuk mendapatkan pelanggan, Yudi nitin melakukan inovasi produk. Pada 2010 lalu, misalnya, ia produk krankk.com dalam kemasan 500 gram seharga Rp 45.000. Kemudian awal tahun 2011 ia mengeluarkan produk kraukk.com dalam kemasan ukuran 250 gram dengan hargajual Rp 25.000. "Kami bikin kemasan kecil agar harga bisa lebih terjangkau," terang Yudhi.

Menurut Yudhi, keberhasilannya berbisnis kuliner tak lepas lepas dari pilihan produk. Ia sengaja membis-niskan produk kuliner seafood karena banyak digemari orang dan produk kemasannya masih terbatas.
Agar usaha itu semakin besar, Yudhi akan melakukan pembenahan manajemen dalam waktu dekat. Ia ingin manajemen perusahaannya itu mandiri. "Ketika saya tak ada, bisnis ini tetap bisa jalan," harap Yudhi.

Sumber : Harian Kontan
Fahriyadi


Menimbang tawaran waralaba homeschooling Super Champ Education

30/12/2011
Untung dari Sekolah Si Buyung di Rumah
Menimbang tawaran waralaba homeschooling Super Champ Education




SEKOLAH rumah atau lunnes-chooling bisa menjadi alternatif pendidikan bagi putra putri Anda Tak hanya anak berke-butuhan khusus saja yang bisa mendapatkan sistem belajar di rumah, bisa juga anak normal yang mungkin kurang bisa konsentrasi saat belajar di sekolah formal.

Salah satu tempat yang menyediakan layanan pendidikan Iwmesclwoling adalah Super Champ Education. Didirikan oleh Budi Santoso dan Novita Kurnia Dewi pada 2003 di Jakarta, Super Champ mencoba mengembangkan sistem belajar mengajar di rumah berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Mey Setyawaty, Manager Franchise Super Champ mengatakan, salah satu keunggulan Super Champ adalah digunakannya teknologi seperti LCD proyektor untuk proses belajar. "Kami mengembangkan teknologi audiovisual untuk menggantikan buku yang kurang atraktif," ujar Mey.

Mey berpromosi, selain proses belajar mengajar yang menyenangkan, siswa yang lulus juga akan mendapatkan ijazah setara sekolah formal. Selain itu, Super Champ memiliki satu orang guru tetap di setiap cabang mata pelajaran dan pengajar paruh waktu yang biasanya adalah mahasiswa

Nantinya, setiap siswa juga akan mendapatkan program pendidikan yang mengasah kepekaan sosial dan kunjungan ke lokasi edukatif, termasuk kegiatan yang mempersatukan siswa dan keluarga

Investasi naik

Memiliki tiga cabang di Jakarta dan Bandung, Super Champ berusaha memperluas bisnisnya dengan menawarkan waralaba pada 2010. Menurut Mey, investasi yang diperlukan untuk memulai usaha ini relatif terjangkau.

Calon mitra cukup menyetorkan dana investasi sebesar Rp 35 juta plus biaya pembelian perlengkapan kantor sebebesarnya biayaharus sesuaidengan kualitaspendidikan yangdiperoleh.sar Rp 5 juta, namun biaya ini belum termasuk sewa tempat. Dana investasi itu sebagai biaya kerjasama, pembelian bahan materi, dan kurikulum pelajaranselama lima tahun.

Menurut Mey, nilai investasi yang akan dikenakan ke calon mitra akan mengalami kenaikan tahun depan. "Menjadi Rp 50 juta untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar," tambahnya.Dengan perkiraan omzet Rp 40 juta sampai Rp 50 juta untuk 5 hingga 20 siswa per bulan, Mey menghitung, balik modal akan tercapai dalam waktu tiga sampai empat bulan. Dari omzet per bulan, mitra nantinya akan dikenakan royalty fee sebesar 10%.

Dari setiap siswa yang bergabung, Super Champ akan mengenakan uang pendaftaran Rp 350.000, uang pangkal Rp 3,5 juta, dan uang kegiatan Rp 4 juta. Selain biaya yang dibayarkan saat masuk pertama kali tersebut, siswa iufiaharus membayar iuran bulanan sebesar Rp 750.000. . Levita Supit, Ketua Waralaba dan Lisence Indonesia (WALI) mengatakan, bisnis homeschooling di Indonesia belum terlalu booming seperti di luar negeri. "Mungkin lima tahun ke depan baru berkembang pesat," ujarnya

Untuk bisa berhasil dalam bisnis ini, Levita menyarankan perlunya figur pemimpin yang kredibel. "Figur yang kuatakan menarik bagi orang tua. Besarnya biaya harus sesuai dengan kualitas yang diperoleh," katanya Ia juga meminta agar ijasah yang diberikan homeschooling memiliki kesetaraan dengan sekolah formal lain. Super Champ Education Jl. Mampang Prapatan No. 96 Lantai 4 Jakarta

Selatan Telp 02134038999

Sumber : Harian Kontan
Hafid Fuad. Fahriyadi


Laba Cokelat Semakin Terasa Manis di Ujung Tahun

30/12/2011
Laba Cokelat Semakin Terasa Manis di Ujung Tahun



Hari Raya Natal dan Tahun Baru membawa keberuntungan bagi produsen cokelat. Selain melayani pesanan perorangan, produsen cokelat juga terima order dari perusahaan. Tak aneh, kalau sepanjang tahun ini, omzet mereka naik hingga 75%.

MOMEN Natal dan Tahun Baru membawa keberuntungan bagi produsen olahan cokelat Maklum, di saat Natal atau Tahun Baru biasanya cokelat menapakan suguhan favorit untuk sanak keluarga yang bertamu atau untuk isian parsel bagi kerabat.

Salah satu perusahaan yang meni touati kenaikan omzet selama Natal dan Tahun Baru itu adalah Dapur Cokelat Lihat saja. Dapur Cokelat berani menaikkan omzet hingga 40%, Tahun lalu hanya naik 20%," kata Hemas, Marketing Manager Dapur Cokelat. Namun Hemas enggan menyebutkan nilai kenaikkan omzet itu.

Dapur Cokelat saat ini memiliki tujuh cabang yang tersebar di Jabodetabek dan di Surabaya Mereka menawarkan aneka olahan cokelat, seperti cake, white truffle, dan almond roche. "Kami juga menjual cokelat dengan desain khusus," terang Hemas.

Tak hanya itu, Dapur Cokelat juga menyediakan 15 produk cemilan ringan dan juga kemasan parsel cokelat khusus untuk Natal dan Tahun Baru. Setiap menu itu dijual denganharga bervariasi, mulai Rp 25.000 sampai dengan Rp 1,25 juta.

Hemas bilang, untuk Nalal dan Tahun Baru kali ini, produk mereka yang terlaris adalah cake special dan parsel cokelat. "Untuk parsel cokelat sudah habis terjual," terang Hemas. Menurut Hemas, dalam melayani pelanggannya, mereka mengusung konsep layanan sepeiti di Untukmendongkrak omzet, produsen cokelat bikin paket cokelat khusus Natal.rumah pelanggan itu sendiri. "Hal ini membuat pelanggan betah dan setia belanja ke kami," katanya

Selain Dapur Cokelat, Truly Chocolate milik Dyana Arumdani juga menikmati omzet berlimpah selama perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini. "Omzet saya naik lebih 50%," terang Dyana Pesanan cokelat milik Dyana tidak hanya datang dari individu saja. Ia jugabanyak menerima pesanan dari perusahaan. "Kalau hari biasa pelanggan kam memesan untuk kebutuhan pernikahan," terangnya Di saay Natal dan Tahun Bar kali ini, Dyan mengaku sudah mengantongi omzet Rp 35 juta. Omzet tersebut tentu naik dibanding bulan-bulan biasa, yang cum. Rp 20 j uta per bulan.

Untuk mengenjot penjualan selama Nata dan Tahun Baru, Dyana membuat olahan cokelat khusus bertemakan Natal dan Tahun Baru. Walaupiu masih sebatas usaha rumahan, tapi cokelat bikinan Dyana banyak dipesan hingga ke daerah.

Selain Jabodetabek, Dyana juga melayani pesanan cokelat dari Sumatera Utara hingga Maluku. "Harga jual produk cokel saya mulai dari R] 5.000 hingga Rp 1 juta, tergantung ukuran dan tingk; kesulitan pembua annya," terangnya

Agar bisa melayani pesanar selama Natal dan Tahun Baru, Dyai pun perlu menam bah jumlah tenag; kerja. Jika hari biasa ia hanya mempekerjakan DokDopurCoWo. de|apan orangimenjelang akhir tahun ini i menambah tenaga kerja meruadi 15 orang.

Selain menyediakan rasj cokelat standar berbahan baku cokelat lokal dan impor, Dyana juga menyediakan cokelat kualitas premium yang bahari bakunya murni impor. Selain itu ia juga menyedia kan cokelat vegetarian. "Untuk cokelat vegetarian ini saya mengimpor dari India," ujar Dyana 


Sumber : Harian Kontan
Hafid Fuad


Peminat Tas dan Dompet Kulit Sapi Tidak Pernah Sepi

30/12/2011
Peminat Tas dan Dompet Kulit Sapi Tidak Pernah Sepi



Sudah lama kulit sapi bisa dijadikan aneka produk fesyen. Produk kulit sapi ini juga bernilai ekonomis tinggi. Dengan mengikuti mode dan sedikit sentuhan kreativitas, para produsen aneka produk sapi kelas rumahan pun bisa menjahit omzet hingga puluhan juta per bulan.

KULIT sapi memang mempunyai nilai ekonomi tinggi bila sudah dibentuk menjadi berbagai produk fesyen seperti tas, dompet, sandal, dan juga sepatu. Dengan beragam produk itu, kulit sapi itu bisa bikin kantong tebal. Salah satu perajin yangj mengolah kulit sapi menjadi

Produk fesyen itu adalah Nihayatun Nur Eni, dari Gresik, Jawa Timur. Ia mengolah kulit sapi menjadij aneka produk, seperti tas, dompet, sandal, sepatu, juga sarung ponsel. "Bisnis ini sudah saya tekuni sejak
2004," kata Nihayatun.

Nihayatuni membuat aneka ; produk fesyen itu dengan mengikuti perkem-bangan model sehingga produk kerajinannya itu selalu tampil penuh warna dan tidak ketinggalan jaman. Balikan, Nihayatun mengklaim, mutu aneka produk kulitnya itu lebih unggul karena semua dikerjakan dengan tangan ;iliis/mm/ made. "Bisnis ini menguntungkan, apalagi bahan bakunya murah dan banyak," katanya.

Dalam sebulan, Nihayatun bisa menghabiskan bahan baku kulit sapi itu hingga 300 kilogram (kg) senilai Rp 3 juta. Dari bahan baku sebanyak itu, ia bisa mengolahnya menjadi 300 potong sampai 400 produk, mulai dari dompet hingga sepatu.

Nihayatun menjual produknya itu dengan harga beragam. Misalnya, untuk harga tas, ia melepas di harga Rp 50.000 sampai Rp 350.000 per buah. Untuk dompet dijual mulai Rp 20.000 sampai Rp 60.000 per unit. "Dalam sebulan omzet saya Rp 30 juta sampai Rp 60 juta," kata Nihayatun yang menuliki tiga karyawan itu.

Selain Nihayatun, ada Maulina. Namun perempuan asal Yogyakarta ini khusus membuat tas dan dompet kulit sapi. Pemilik butik Kalyanaba-tik itu sudah menggeluti bisnis produk kulit sejak tahun 2006. Produk dompet dan tas buatan Maulina juga unik karena ia memberi motif batik pada kulit. "Memang sedikit rumit, tetapi hasilnya lebih bagus," kata Maulina.

Soal hargajual, Maulina mematok harga lebih mahal dari Nihayatun. Contoh, untuk sebuah tas, Maulina menjual mulai Rp 400.000 sampai Rp 700.000 per buah. Dari berjualan tas dan dompet kulit itu, Maulina bisa mendapat omzet hingga Rp 60 juta.

Untuk membuat tas kulit motif batik itu, tahap pertama yang dilakukan adalah membuat desain pola dari karton. "Setelah Rola selesai, barulah kulit dan kain balik digunting sesuai dengan ukuran pola karton," terang Maulina

Setelah pola tas atau dompet selesai, selanjutnyapemberian lem dan meruahitnya Dalam proses menjahit ini dibutuhkan ketelitian agarmotif batik dengan motifkulit sapi bisa sesuai. Soal desain pada tas atau dompet itu, Maulina mengumpulkan informasinya dari internet. Ia bilang, untuk menekuni bisnis ini, modal paling Denting adalah kreativitas.

Sumber : Harian Kontan
Fitri Nur Arifenie



Sentra Mebel Kalimalang, Jakarta Timur Kebanjiran Order Menjelang Tahun Baru

30/12/2011
Sentra Mebel Kalimalang, Jakarta Timur
Kebanjiran Order Menjelang Tahun Baru


Sentra mebel Kalimalang sejak dulu memang mengandalkan harga murah untuk menarik pembeli. Itulah sebabnya, di pengujung tahun seperti sekarang, banyak konsumen yang ingin mengganti mebel di rumah, dan berbondong-bondong menuju sentra ini.

USIA sentra mebel Kalimalang memang sudah lebih tiga dekade. Jumlah pedagang pun terus bertambah, balikan sudah berganti. Demikian juga dengan mebeL Kalau dulu kebanyakan dari kayu jati, kini banyak pedagang yang berjualan mebel rotan.

Namun, masih ada satu ciri khas dari sentra mebel Kalimalang yang tidak berubah, yakni harga mebel yang murah. Menurut Budi Dahlan, seorang konsumen di sentra mebel itu, harga mebel di Kalimalang ini bisa tempat itu bisa 40% lebih murah dibandingkan tempat lainnya, semisal di Kramat Jati. "Harga murah memang meryadi ciri khas sentra Kalimalang," ujar pria yang tinggal di Pondok Cabe ini.

Nurhayadi, pemilik toko Multiprima, bilang, harga murah memang menjadi andalan pedagang dalam menjual mebel di sentra ini. "Karena dengan harga murah inilah kami bisa menjaring pelanggan," ujarnya Namun Nurhayadi mengakui, pedagang di sentra ini gagal menjaring pelanggan baru. Saat ini semakin banyak konsumen mebel yang beralhir ke mebel besi atau alumunium.

Apalagi, saat ini tren untuk mebel lebih banyak yang model minimalis. Hal ini mengikuti perkembangan tipe rumah yang kecil dan sederhana "Banyak penjual di sini yang masih merupakan jenis mebel ukuran besar sehingga kurang laku," ujar Nurhayadi.

Namun menjelang tahun baru seperti sekarang ini, biasanya para pedagang di . Kalimalang bisa menarik nafas lebih lega Pasalnya, permintaan akan berbagai jenis mebel akan meningkat drastis. "Selama Desember ini saja, saya sudah memperoleh Rp 35 juta," tutur Eko Pujianto, pemilik toko Karya Mebel.

Padahal, biasanya dalam* sebulan ia hanya bisa meraup omzet paling banyak sebesar Rp 20 juta. Peningkatan permintaan dipicu keinginan konsumen yang masih "berprinsip" tahun baru perlu penampilan baru. "Banyak yang beranggapan, memasuki tahun baru harus memiliki perabotan baru," papar Eko. Apalagi, model-model mebel juga terus berubah seiring berjalannya waktu.

Rejeki yang sama juga dirasakan Nurhayadi. Hingga Natal lalu, ia sudah bisa mengumpulkan omzet sebesar Rp 25 juta "Menje-lang akhir tahun permintaan mebel memang seringkali meningkat drastis," ujarnya. Bahkan pemesanan jenis mebel tertentu sudah datang dua bulan sebelumnya. "Kalau untuk pemesanan sesuai keinginan pembeli memang biasanya sudah dipesan jauh-jauh hari," imbuh Nurhavadi.

Tentu saja, kenaikan permintaan mebel ini membuat pemilik toko perlu menambah tenaga kerja Kalau pada hari biasa, mereka rata-rata memperkerjakan lima orang, di akhir tahun mereka butuh tenaga kerja hingga delapan orang.

Kebanyakan pekerja itu direkrut pedagang dari warga sekitar sentra "Saya memang dari dulu mempekerjakan warga asli agar bisa mengurangi pengangguran," tukas Nurhayadi. Uniknya, meski ramai, ada juga toko yang menawarkan promo akhir iniiun Seperti toko Persada Karya, milik Didi Djunaidi. Pria berusia 57 tahun ini mengaku tiap akhir tahun memberikan satu unit mebel gratis bila ada konsumen memesan satu set mebel mang tamu atau ruang keluarga "Selama ini, cukup ampuh menarik peminat pembeli," ujarnya

Sumber : Harian Kontan
Ragil Nugroho

Agribisnis Durian Kane

28/12/2011
Agribisnis Durian Kane 
Manja di Tahun Pertama, Dus Perlu Perawatan Ekstra


Durian kane sudah mulai berbuah saat berusia empat tahun. Namun, dalam periode satu tahun pertama, pohon durian kane memerlukan perawatan ekstra dan harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Masa panen durian kane mencapai 10 tahun.

DURIAN kane sangat cocok di wilayah beriklim tropis dengan tanah yang kering. Oleh karena itu hampir seluruh wilayah di Indonesia cocok untuk budidaya durian asal Thailand ini. Namun, durian akan tumbuh lebih subur di dataran rendah dengan ketinggian maksimum 600 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Ngurah Suardika, pemilik dan pengelola KNK Bali Agroplasma di Singaraja, Bali, mengatakan, lahan tanam yang terlalu tinggi akan membuat tanaman menghasilkan durian kane ukuran kecil. Selain itu, rasa daging buah yang dihasilkan tak akan manis dan legit.

Yosie Ermawan, pemilik UD Gema Putra di Jember. Jawa Timur menambahkan, budidaya durian kane tak jauh berbeda dengan budidaya durian montong. Hanya saja, menurut Yosie. bibit tanaman durian kane lebih rentan hama dan penyakit dibanding durian montong.

Dia menyarankan agar petani merawat tanaman durian kane secara intensif sebelum berumur setahun. "Itu waktu yang sangat menentukan," kata lelaki yang membudidayakan bibit durian kane semenjak tahun 2007 tersebut.

Dalam satu tahun pertumbuhannya, pohon durian kane lebih baik mendapat perlindungan dari terik matahari langsung.

Pembudidaya bisa menggunakan jaring penahan panas untuk tanaman.

Yosie menambahkan, untuk memulai budidaya durian kane, musim tanam yang ideal adalah di akhir tahun pada November dan Desember. Selain dua bulan tersebut, musim tanam yang paling baik pada Januari dan Februari.

Buah duriankane harusmatang pohonatau dibiarkanjatuh secaraalami. Biasanya, pada bulan-bulan itu curah hujan cukup tinggi sehingga membuat kandungan air dalam tanah stabil. "Sehingga tidak perlu kuatir tanaman akan kering kepanasan," katanya Namun, dia tidak menyarankan untuk menanam durian di areal tergenang karena akan rentan terkena penyakit.

Durian kane mampu tumbuh lebih cepat dibanding jenis durian lain. Setelah berumur empat tahun, durian kane biasanya sudah mulai berbuah. Yosie mengatakan, dalam satu kali panen tiap pohon durian hanya akan mengha-silkan sekitar 100 buah. Jumlah itu lebih sedikit dibanding produksi durian montong yang biasanya 10% sampai 20% lebih banyak.

Ngurah Suardika menjelaskan, proses panen durian kane perlu diperhatikan. Sebab, buah yang telah masak tak boleh dipetik langsung dari tangkainya. "Buah harus matang pohon atau dibiarkan jatuh secara alami," katanya.

Cara terbaik untuk bisa memperoleh durian yang benar-benar matang adalah dengan mengikat batang durian dengan tali. Dengan begitu ketika durian matang dan jatuh tidak akan langsung menyentuh tanah sehingga kemungkinan pecah lebih kecil.

Dengar, masa produktif sekitar 10 tahun, panen masih bisa dilakukan saat pohon durian mencapai 15 tahun. Pada masa produktif tersebut, hama yang sering menyerang durian kane adalah kutu buah.

Untuk menanggulangi serangan kutu buah, cukup menggunakan obat anti hama. Namun, Ngurah Suardika menyarankan agar penggunaan bahan kimia dikurangi imtuk menghasilkan durian yang lebih sehat "Saat ini saya sedang mengembangkan untuk bertanam durian kane di pol kata Yosie.


Sumber : Harian Kontan
Dea Chadiza Syaflna, Fahriyadl

Raup Untung, Jualan Terompet

28/12/2011
Raup Untung, Jualan Terompet


MENJELANG pergantian tahun, pedagang terompet mulai "menghiasi" sejumlah ruas jalan jalan di Jakarta. Bahkan, sebagaian dari pedagang itu sengaja datang dari daerah dengan harapan bisa meraup untuk besar berjualan terompet menyambut Tahun Baru.

Seperti yang terlihat di sepanjang Jalan Dharmawangsa Raya, |akarta Selatan, puluhan pedagang terompet musiman berjejer menjajakan dan menawarkan terompet warna-warni kepada pengguna jalan. "Saya sehari-hari pencari barang bekas, ya mau mencoba peruntungan dengan berjualan terompet menjelang tahun baru," kata Asep (32), salah satu pedagang terompet asal Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/12).

Asep ke Jakarta bersama 10 kawannya yang ingin berdagang terompet. Mereka sejak tanggal IS Desernber lalu berjualan terompet. "Kita bareng-bareng di sini. Tapi modal bawa masing-masing," ujar Asep yang mengontrak rumah bersama teman-temannya di Cibubur, Jakarta Timur.

Bermodalkan uang pinjaman Rp 2 juta. Asep membuat terompet dari karton dan kertas bekas. Bahan itu sudah dikumpulkannya sejak lama, sehingga ia hanya membeli plastik warna-warni untuk pcmbungkusnya. "Jadi modalnya bisa lebih sedikit lagi," ujarnya, seperti dilansir Berita Jakarta, com

Dari hasil terompetnya, ia berharap bisa untung bersih Rp 2 Juta. Tapi, ia khawatir cuaca di Jakarta. Kadang dari sangat panas langsung hujan. Bukan cuma pembeli tidak ada, tapi kan berpengaruh pada terompet Jika lembab jadi tidak nyaring," ucapnya, in

Sumber: Berita Kota


Sumbangan Industri Kreatif Masih Kecil

28/12/2011
Sumbangan Industri Kreatif Masih Kecil



JAKARTA Sumbangan sektor industri kreatif terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia dinilai masih terlalu kecil mengingat potensiyang dimilik bangsa ini.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan di negara maju semisal Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan di industri kreatif memiliki kapitalisasi di pasar modal yang cukup besar.

"Di Indonesia, sumbangan sektor industri kreatif baru 6% hingga 7% terhadap PDB Iproduk domestik bruto]. Sementara itu, di AS, perusahaan kreatif semacam Pixar dan sebagainya memiliki kapitalisasi pasar cukupbesar," jelasnya pada malam Grand Final Festival Ekonomi Kreatif Tingkat SMA dan sederajat, yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan dan Serikat Perusahaan Pers.

Berdasarkan data Kemendag, kontribusi rata-rata industri kreatif sepanjang 2002-2010 adalah 7,74% atau setara dengan Rpl41,89 triliun. Pada 2008, sumbangan terhadap PDB mencapai Rpl45.24 triliun atau 6,97%, lalu meningkat pada 2009 yakni 7.04%, dan 2010 mencapai 7,29%.

Gita mengatakan Indonesia memiliki potensi cukup besar di industri kreatif, dan melalui festival ekonomi kreatif yang diselenggarakan berkelanjutan diharapkan mampu mendoronganak-anak muda untuk lebih mampu mengekspresikan ide-idenya.

Pada Festival Ekonomi Kreatif tahun ini. terdapat dua kategori lomba yakni penulisan artikel dan debat. Dalam Grand Final yang digelar semalam, dewan juri menetapkan juara pertama lomba artikel adalah Rahadian Muslim. Artikel dari siswa SMAN 5 Bandung itu mengenai karakter kewirausahaan yang harus dimiliki oleh insan bangsa ini.

"Saya menulis mengenai kewirausahaan, rasa tanggung jawab. Di samping itu, perlu adanya inovasi dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan sehingga dapat mengurangi masalah tingginya angka pengangguran," jelas Rahadian.

Di posisi kedua juara artikel ditempati oleh Gigih Prastowo dari SMK PGRI 1 Sentolo. dan juara ketiga Shofi Fatihatun Sholihah dari SMAN 1 Yogyakarta.Dewan juri juga memutuskan juara pertama lomba debat berasal dari Bandung, yakni tim dari SMK BPK Penabur.

Tim dari SMK BPK Penabur itu berhasil menjadi yang terbaik dalam menjawab pertanyaan Mendag mengenai apa yang diperlukan seseorang untuk menjadi kreatif. Tiga siswa SMK BPK Penabur mampu meyakinkan dewan juri bahwa seseorang harus memiliki wawasan yang luas untuk menjadi kreatif.

Adapun siswa asal Bandung itu mengungguli tim dari SMASemesta Bandung yang menjadi juara dua dengan menyatakan bahwa sifat open minded menjadi faktor penting untuk menjadi kreatif.Sementara itu, tempat ketiga ditempati tim dari SMAN 17 Plus Palembang dengan keyakinannya bahwa lingkungan menjadi faktor utama pendorong seseorang menjadi kreatif.

Mendag Cita Wirjawan mengaku puas atas jawaban-jawaban tersebut, tetapi tetap ada yang kurang. "Jawaban mereka menarik sekali, [tapi] yang saya tunggu adaalah munculnya kata risiko [sebagai jawaban]. Mozart, Steve Jobs, Neil Armstrong, adalah orang kreatif yang berani mengambil risiko pada masa hidupnya," jelasnya.

Sumber: Bisnis Indonesia

Hangatnya Laba Pizza Rasa Indonesia


 Nikmati Liburan Akhir tahun Diancol Disini


28/12/2011
Hangatnya Laba Pizza Rasa Indonesia
Menilik tawaran kemitraan Pizza Van Java dari Cirebon


KIDAPAN asal Italia bernama pizza makin populer di Tanah Air. Pizza yang ketika awal masuk ke Indonesia hanya dikenal sebagai cemilan kalangan atas ini kini telah merambah ke berbagai sudut kota. Pembelinya pun dari kelas yang beragam.

Peluang inilah yang dimanfaatkan Ahmad Umar dengan mendirikan usaha kuliner bernama Pizza Van Java. Menya-sar kalangan menengah ke bawah, Pizza Van Java mencoba menyatukan rasa asli pizza dengan lidah masyarakat Indonesia, Jawa khususnya

Untuk itu, makanan asal Italia ini disajikan dengan inovasi dan variasi topping asli Indonesia. "Semua menu yang kami tawarkan bercita rasa Indonesia," tutur Apik S. Rizal, manager Pizza Van Java. Walaupun sudah dimodifikasi ala Indonesia, namun Apik mengklaim pizzanya tetap menggugah selera

Berdiri sejak awal 2010 di . Cirebon, salah satu menu an-dalan Pizza Van Java adalah Fruit Javanesse Pizza. Menu pizza dengan topping buah-buahan tropis seperti pisang, jeruk, dan jagung dalam satu loyang.

Delapan mitra

Untuk mengembangkan usaha, Pizza van Java telah menawarkan kemitraan sejak Agustus 2011. Walau baru sEja ditawarkan, saat ini Pizza Van Java telah memiliki 11 gerai, delapan gerai di antaranya adalah milik mitra. "Semua masih di sekitar Cirebon," kata Apik.

Tahun depan nanti, Pizza Van Java berharap mampu menggandeng mitra di luar Cirebon atau Pulau Jawa Jika mitra berada di Cirebon, manajemen didukung sepenuhnya oleh pusat. Namun untuk di luar Cirebon, pengelolaan bisnis dan manajemen diserahkan seluruhnya ke mitra. "Kami telah menyiapkan sistemnya," klaim Apik.

Ada dua paket kemitraan yang ditawarkan Pizza Van Memasuki 2012, Pizza Van Javaberharapgandeng mitra diluar Cirebon. Java. Paket pertama dengan investasi Rp 25 juta, sedangkan paket kedua nilai investasinya Rp 75juta Untuk paket pertama mitra akan memperoleh fasilitas training .karyawan selama tiga hari, satu unit booth, peralatan masak lengkap, balian baku awal, paket promosi, freser serta seragam.

Sedangkan untuk paket kedua, selain fasilitas seperti paket pertama, juga ada tambahan bonus alat produksi pizza dan hak supplier Pizza Van Java, termasuk tiga unit box motof. Dengan masa kerjasama selama lima tahun, Apik mengatakan, mitra paket kedua berhak menjadi master franchise.

Dengan harga Rp 13.000 sampai Rp 30.000 per loyang, Apik menghitung, dalam sehari rata-rata omzet yang didapat mitra bisa mencapai Rp 600.000 sampai Rp 850.000 atau sebesar Rp 18 juta sampai Rp 25 juta per bulan. Jikatarget itu tercapai, maka mitra akan balik modal dalam waktu lima bulan sampai dengan tujuh bulan.

Salah satu mitra yang telah bergabung dengan Pizza Van Java sejak Agustus 2011 adalah Bambang Tarmizi. Ia mengaku usahanya cukup laris dengan omzet per hari mencapai Rp 750.000. "Padahal lokasi saya dekat dengan Pizza Hut," katanya.

Ia menambahkan, Pizza Van Java bisa menjadi alternatif bagi yang ingin merasakan pizza namun dengan harga relatif murah. "Rasa tidak jauh beda dengan Pizza Hut," ujarnya. Mayoritas pelanggan Bambang adalah remaja dan anak-anak. 

Pizza Van Java Jl Pilang Raya No. 3 
Cirebon, Jawa Tengah HP 082115678678, 085659848496

Sumber: Harian Kontan
Dea Chadiza Syafina, Ragil Nugroho


Dari Tepung Talas Bisa Raih Omzet Miliaran Rupiah

28/12/2011
Peluang Usaha Tepung Talas
Dari Tepung Talas Bisa Raih Omzet Miliaran Rupiah


Selain tepung terigu dan tepung mocaf, masih ada tepung talas. Sesuai namanya, tepung ini dibuat dan umbi talas. Selain pasar lokal, permintaan tepung ini juga datang dari luar negeri. Tingginya permintaan membuat usaha tepung talas sangat menjanjikan. Saban bulan, ada pengusaha tepung talas yang beromset miliaran rupiah.

BANYAK umbi-umbian yang kaya dengan karbohidrat. Selain, singkong, umbi talas juga mengandung karbohidrat yang tinggi. Seperti layaknya gandum yang bisa diubah menjadi tepung terigu, umbi talas juga bisa dimanfaatkan menjadi tepung talas.

Prospek usaha terigu talas ini juga menjanjikan. Lihat saja keuntungan dari memproduksi tepung talas yang diraih Paulus Andi Christan-to, pemilik dari CV Agro Lawu International di Magetan, Jawa Timur.

Paulus memproduksi tepung talas satoimo atauyang juga dikenal sebagai talas bithek. Berbeda dengan tanaman penghasil karbohidrat lainnya seperti jagung dan padi, tanaman talas lebih Mli,ni terhadap perubahan cuaca yang ekstrem sekalipun.

Menurut Paulus, tanaman talas ini banyak manfaatnya. Selain sebagai pengganti nasi, talas juga banyak dibutuhkan di farmasi ataupun kosmetik. "Banyak perusahaan farmasi dan kosmetik dari dalam dan luar negeri yang butuh talas," kata Paulus.

Selain pasar lokal, Paulus juga menjajakan tepung talas buatannya ke Jepang. Untuk pasar lokal, Paulus memban-drol harga talas tanpa merek sebesar Rp 30.000 per kg. Ia menjual tepung talas ini dalam kemasan 5 kg dan 10 kg. Sedangkan untuk harga ekspor, Paulus mematok harga tepung sebesar ¥ 300 per kg.

Setiap bulannya, Paulus mampu menjual tepung talas sebanyak 100 ton. Sedangkan untuk talas satoimo dalam keadaan beku, ia bisa menjual sebanyak 400 ton. Dari penjualan talas satoimo beku, Paulus berhasil meraup omzet hingga Rp 6 miliar. Sedangkan penjualan dari tepung talas, Paulus berhasil mendulang omzet sebesar Rp 4 miliar. Alhasil saban bulan, Paulus bisa menikmati omzet hingga Rp 10 miliar.

Soal bahan baku, Paulustidak merasa kesulitan. Soalnya, ia memiliki sekitar 70 hektare (ha) kebun talas yang tersebar di berbagai tempat di Sumatera dan Jawa Paulus membudidayakan tanaman talas itu dengan cara bekerjasama dengan para petani lokal.

Setiap kali panen, Paulus bakal mendapatkan 1.500 hingga 2.000 ton tanaman talas segar untuk balian baku tepung talas. Talas bisa diolah menjadi anekamakanan karenamemiliki kadarpati tinggi.Berjualan tepung talas juga mudah, Paulus bilang, permintaan tepung talas datang dari industri kue di Jawa dan Sumatera. "Bebera-pa perusahaan Jepang dan Korea juga menjadi pemesan rutin tepung talasnya Di perusahaan lokal kebanyakan di pesan oleh perusahaan ice ii in in," kata Paulus.

Penjual tepung talas lainnya adalah Ade Hidayat di Pandeglang, Banten, Jawa Barat. Ia memulai usaha pengolahan tepung talas sejak pertengahan tahun ini. Karena itu, produksi tepung talas Ade belum terlalu besar. Dalam satu bulan, Ade hanya sanggup menghasilkan 800 kilogram (kg) tepung talas.

Sebanyak 800 kg tepung talas itu, dihasilkan dari 1.600 kg atau 1,6 ton umbi talas. Ukurannya, setiap 5 kg talas mentah bisa untuk menghasilkan 1 kg tepung. Untuk setiap 1 kg tepung talas dia jual seharga Rp 30.000. Dengan begitu, omzet yangdidulang Ade sebesar Rp 24 juta setiap bulannya

Tepung talas bisa untuk digunakan sebagai bahan dasar membuat aneka jenis makanan olahan seperti berbagai jenis kue basah, roti, kulit pizza maupun es krim. Menurut Ade, pelanggan tepung talasnya adalah produsen aneka jenis makanan olahan yang ada di Pandeglang, Banten, maupun Bogor. Talas memiliki rasa yang enak untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan ringan karena memiliki kadar pati yang sangat tinggi," jelas Ade.

Selain itu, menurut Ade, terdapat berbagai kelebihan dari penggunaan tepung talas ini. Di antaranya, tepung talas ini bisa dijadikan alat terapi bagi para penderita kanker.

Sumber: Harian Kontan
Fitri Nur Arifenie, Dea Chadiza



Pesaing Durian Montong Ini Punya Banyak Keunggulan

28/12/2011
Pesaing Durian Montong Ini Punya Banyak Keunggulan

Membicarakan durian memang tidak pernah ada habisnya. Durian montong masih menjadi buah bibir, kini sudah muncul lagi durian kane yang konon mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan durian montong.

PESONA buah durian seakan tak pernah pudar. Lihat saja, varietas buah ini terus saja bermunculan. Setelah masa durian petruk, kemudian muncul durian montong yang begitu kesohor, kini sudah muncul varian baru yang bernama durian kane.

Lantaran masih relatif baru, nama durian kane memang masih asing di telinga kita. Namun, para pebudidaya durian ini meyakini, dalam beberapa tahun ke depan durian kane bakal menjadi raja durian di Tanah Air.
Menurut Sutopo, pemilik UD Berkah Tani Manunggal di Magelang, Jawa Tengah, tanda-tanda bakal suksesnya durian kane ini sudah nampak mulai sekarang. Sutopo yang menjual bibit durian ini sejak 2005 silam tenis mengalami kenaikkan permintaan yang signifikan.

Saat ini, Sutopo mengaku sudah mampu menjual 1.500 bibit durian kane per bulan dengan hargajual bibit antara Rp 15.000 hingga Rp 35.000 per batang. Pembeli bibit durian ini, selain dari Jawa, juga datang dari Badi, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Sumatera Dari berjualan bibit durian kane, Sutopo bisa memanen omzet hingga Rp 40 juta per bulan.

Sutopo meyakinkan, menanam durian kane lebih menguntungkan dibandingkan menanam durian montong. Itu karena durianini lebih cepat berbuah. Kalau.durian montong butuh waktu minimal 5 tahun untuk berbuah, durian kane cukup 4,5 tahun saja. Keunggulan lainnya, ukuran buah yang juga bisa sebesar durian montong ukuran super.

Para petani durian mengakui, durian kane cocok di tanam di Indonesia yang iklannya memang hampir sama dengan Thailand, asal durian ini. Durian kanecocok ditanamdi sini karenaiklimnya hampirsama dengan Thailand.

Ngurah Suardika, pemilik KNK Bali Agroplasma di Singaraja, Bali, menyatakan, ia berhasil membudidayakan durian ini di daerahnya Suardika mengungkapkan, ia mulai membudidayakan buah ini sejak 11 tahun lalu dengan bibit yang dibelinya langsung dari Thailand. Naluri Suardika untuk membudidayakan durian ini tak meleset. Kini, ia bisa memanen dan menjual minimal 500 buah atau setara dengan 1,5 ton durian kane per minggu.

Buah durian itu ia pasarkan hingga ke Surabaya, Malang, dan Jakarta. Suardika menuturkan, meski idealnya tiap buah berbobot tiga kilogram namun tak menutup kemungkinan durian ini bisa mengembang hingga berbobot 11 kg, "Ada yang sebesar itu, tapi jarang," ungkapnya.

Untuk hargajual, Suardika membanderol harga mulai Rp 23.000 sampai dengan Rp 25.000 per kg di di tingkat distributor. Sedangkan harga di tangan konsumen rata-rata mencapai Rp 28.000 per kg. Dengan harga segitu, setiap minggu, Suardika mampu memetik omzet hingga Rp 37 juta per minggu atau sekitar Rp 150 juta per bulan.

Selain cepatnya masa panen dan ukuran buah yang super, "Soal rasa, saya menjamin durian kane juga lebih enak karena seratnya lebih sedikit," tambah Sutopo. Suardika menambahkan, tekstur daging buah durian kane juga lebih tebal dan byi yang mungil. Keunggulan lilin dari durian kane ini, bau durian ini tak menyengat, beda dengan durian biasa atau durian montong yang beraroma tajam.

Sumber: Harian Kontan
Fahriyadi


Ingin Jualan Jaket Kulit Ular ke China

28/12/2011
Inspirasi Agus Suryadi
Ingin Jualan Jaket Kulit Ular ke China


Agus Suryadi sukses berbisnis kerajinan kulit ular dengan menerapkan manajemen perusahaan yang baik dan efektif. Ia mengatur bisnis sejak dari ketersediaan bahan baku sampai pemasaran. Dengan pengelolaan usaha yang baik itulah, Agus bisa merasakan nikmatnya kenaikan omzet hingga 20% per tahun.

KETIKA memutuskan mer\jadi pengusaha, Agus Suryadi, pemilik kerajinan kulit ular di Garut, Jawa Barat, tentu juga sudah mempertimbangkan risiko yang bakal ia hadapi. Ia sadar betul, risiko terberat dari seorang pengusaha adalah ketika harus menanggung kerugian.

Namun, Agus sudah punya kiat untuk mengatasi risiko kerugian seperti itu, yakni sikap pantang berputus asa. Ia bilang, semangat adalah modal utama yang efektif untuk berbisnis. "Semangat-lah yang menjadi modal saya," kata Agus.

Semangat berbisnis Agus memang sudah teruji saat jatuh ketika merintis bisnis jasa perjalanan dan bengkel motor. Dari kegagalan itulah, Agus belajar bagaimana berbisnis yang baik.

Setelah banyak belajar dari kegagalan, Agus punya keyakinan bisnis kerajinan kulit ular ini bakal berjaya. Untuk itu, kini Agus mulai mengelola usahanya itu dengan lebih hati-hati dan segala sesuatunya ia persiapkan dengan matang.

Untuk menjaga gawang, Agus merekrut empat sepupunya untuk terlibat dalam manajemen usaha. Dua orang ia tempatkan sebagai pengelola administrasi, satu orang sebagai pengawas pasokan bahan baku, dan satu orang lagi sebagai pengawas kualitas produksi. "Dengan sistem ini, pasokan bahan baku bisa lancar dan produk punbermutu," kata Agus.

Dengan manajemen pengelolaan seperti itu, Agus berhasil menjaga mutu produksi. Dengan cara ini, pelanggan pun akan kembali datang dan bakal memesan barang dengan jumlah lebih banyak. Itulah sebabnya, "Setiap tahun omzet saya naik 20%," terang Agus.

Sepanjang tahun ini, Agus mendapatkan omzet rata-rata Rp 150 juta per bulan. Dari omzet itu Agus membawa pulang laba sebesar 35% sampai 40%.

Untuk 2012 nanti, Agus menargetkan kenaikan omzet yang lebih tinggi. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan pasar ekspor ke Timur Tengah. Selain itu, Agus juga mulai melirik pasar ekspor ke China dan Jepang.

Agus akanmemproduksijaket dari kulitular untuk pasarekspor.
Sebelumnya, Agus sudah mengekspor produk kerajinan dari kuin ular itu ke Malaysia dan juga Brunei Darussalam. "Tapi porsi pasar eskpor saya hanya sebesar 35% dari seluruh total produksi," jelas Agus.
Agar target ekspor itu bisa menjadi kenyataan, kini Agus perlu bekerja keras untuk menambah kapasitas produksinya yang kini masih sebanyak 1.000 unit per bulan. "Jika produksi naik,saya berharap pangsa pasar ekspor bisa naik menjadi 40%," ungkap Agus.

Agus pun sudah merencanakan, jika pasar ekspor berhasil ia garap dengan baik, ia akan merekrut tenaga kerja baru dari wilayah Garut. "Prioritas adalah warga Garut, namun tidak menutup kemungkinan kami menerima karyawan dari luar Garut," kata Agus yang kini sudah mempunyai 11 pekerja.

Selain itu, untuk tenis memenangkan persaingan, Agus juga rajin melakukan inovasi produk. Setelah sukses dengan tas dari kulit ular, ia memproduksi dompet serta ikat pinggang, yang semuanya terbuat dari kulit ular.
Kini. Agus sedang menjajaki membuat jaket dari kulit ular. Menurutnya, jaket kulit ular banyak digemari di China dan Jepang. "Tapi jaket kulit ular masih jarang ditemui di Indonesia," terang Agus.

Untuk memproduksi jaketkulit ular itu, Agus tidak mau terburu-buru. Banyak hal yang mesti ia pertimbangkan, salah satunya adalah potensi pasarnya di dalam negeri. Kini Agus mulai sadar, bagaimanapun sekolah atau kuliah itu pada akhirnya selalu mempunyai nilai yang penting. Kini, ia bisa menilai, keputusannya kuliah di jurusan perhotelan tidaklah salah. Agus mengaku, banyak mengimplementasikan pengetahuan yang ia peroleh dari bangku kuliahnya dulu. "Ilmu manajemen yang dapat semasa kuliah sangat bermanfaat dalam menjalankan bisnis," terang Agus.

Walaupun ia gagal merintis karir di dunia perhotelan, namun Agus tidak menyesali-nya Ia mengaku bersyukur bisa mengamalkan ilmu kuliahnya lewat bisnis kerajinan ini. Lebih-lebih bisnis ini mampu menyerap tenaga kerja di sekitar rumahnya "Tidak ada ilmu yang sia-sia," jelas Agus. 

Sumber: Harian Kontan
Ragil Nugroho

Sentra Batu Alam Majalengka, Jawa Barat Pemain Baru Hadir Kompetisi Jadi Sengit

28/12/2011
Sentra Batu Alam Majalengka, Jawa Barat 
Pemain Baru Hadir Kompetisi Jadi Sengit


Kehadiran teknologi pemotongan batu merubah nasib perajin batu alam di Majalengka. Usaha mereka membesar hingga mampu merekrut puluhan tenaga kerja. Namun kompetisi menjadi sengit ketika pemain baru datang dan berani menjual batu alam dengan harga murah.

KEHADIRAN teknologi pemotongan batu alam membawa berkah bagi perajin batu alam di Majalengka. Pemakaian teknologi itu berhasil menggenjot kapasitas produksi batu alam dan menaikkan hargajual.

Maklum, dengan penerapan teknologi pemotongan batu mampu mengubah kualitas produk batu alam perajin menjadi lebih baik. Alhasil, pembeli batu alam itu kini datang dari mana-mana. Tak hanya dari Majalengka tapi juga dari daerah lain termasuk Jakarta

Sudomo, pemilik usaha batu alam dari PD Darma Mulya bilang, dengan kualitas lebih baik ia berani memasok batu alam untuk kebutuhan pengembang properti kelas kakap. "Sampai sekarang pengembang properti itu menjadi langganan saya," terang Sudomo.

Selain membawa berkahbagi pengusaha batu alam seperti Sudomo, kenaikan permintaan batu alam juga dirasakan oleh warga setempat Sejak memakai teknologi pemotongan batu, Sudomo mampu menyerap 30 sampai 50 orang tenaga kerja dari warga setempat. Sudomo memberdayakan warga menganggur itu menjadi operator mesin pemotong batu alam miliknya. "Usaha ini adalah usaha bersama dengan warga," kata warga asli dari Majalengka itu. .

Kondisi yang sama juga dirasakan Arifin Yusuf, produsen batu alam yang juga direktur CV Cahaya Helga. Sejak memakai teknologi pemotongan batu, ia juga memberdayakan 30 tenaga kerja dari warga Majalengka.

Arifin bilang, semakin banyak pesanan batu alam yang datang kepadanya, semakin banyak pula ia merekrut tenaga kerja.

"Usaha ini menjadi tumpuan ekonomi warga," kata Arifin.

Selain warga yang bekerja langsung di pabrik pemotongan batu, sebagian warga lainnya bekerja secara serabutan mengolah batu sisa pengolahan pabrik. Batu sisa pabrik itu merupakan batu yang tidak terpakai lagi atau tidak bisa diolah menjadi batu alam. Batu itu sengaja disisihkan untuk diolah menjadi batu kerikil yang akan dipakai menjadi material pembuatan jalan atau bangunan.

Warga yang mengolah batu sisa pabrik itu kebanyakan adalah kaum ibu rumah tangga. Mereka memecahkan batu sisa potongan pabrik dengan upah Rp 30.000 per hari. "Mereka bisa bekerja di luar pabrik," terang Toto Suharto, yang juga produsen batu alam di Majalengka.

Dampak dari kenaikan permintaan batu alam di Majalengka temyata mengundang ketertarikan investoryang tertarik dengan bisnis batu alam. Arifin bilang, kehadiran pemain baru itu membuat pasar batu alam bersaing ketat. "Mereka berani menurunkan harga jual," kata Arifin.

Arifin menambahkan, pemain baru berani menjual Iebih murah karena menjual batu alam kelas dua atau batu alam yang ukurannya tidak simetris atau tidak presisi. "Produk mereka laris, tapi segmen pasar mereka adalah kelas menengah ke bawah," terang Arifin.

Baik Arifin atau Sudomo mengaku tidak tertarik memproduksi batu alam kelas dua tersebut Ia menyatakan, akan tetap memproduksi batu alam berkualitas dengan ukuran yang presisi. "Sebab kami memiliki langganan dari kontraktor dan juga pengembang yang butuh batu yang berkualitas," kata Arifin.

Sumber: Harian Kontan
Hafid Fua({

Usaha Pembuatan Syal

28/12/2011
Usaha Pembuatan Syal
Mampu Ikuti Tren Fesyen, Jualan Syal Bisa Laris Manis



Syal atau selendang memiliki pasar yang menggiurkan di Tanah Air. Selain jadi penghangat, syal banyak dicari karena kerap menjadi aksesori fesyen, terutama bagi kaum hawa. Usaha pembuatan syal ini bahkan bisa menghasilkan omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.

SYAL atau selendang tak hanya berfungsi sebagai penghangat badan saja Syal kini sudah menjadi aksesori pelengkap busana agar bisa tampil lebihgaya. Karena sudah menjadi produk fesyen, bisnis pembuatan syal tentu punya prospek yang menggiurkan. Apalagi, pasar syal tidak hanya untuk kaum hawa saja, banyak kaum pria juga gemar memakai syal.

Amalia Thessen, salah satu pembuat syal mengaku tertarik berbisnis syal karena tingginya permintaan. Ia mulai memproduksi syal sejak tujuh bulan lalu. "Pasarnya cukup banyak karena syal sudah menjadi kebutuhan fesyen," kata Amalia sebelumnya sudah berbisnis aksesori fesyen sejak 2006.

Pertama kali produksi syal, Amalia merogoh kantong Rp 1,5 juta untuk membeli balian baku, perlengkapan produksi, dan gaji karyawan. Dari modal usaha itu, Amalia bisa memproduksi 120 potong syal yang ia jual di beberapa toko fesyen di Jakarta.

Karena punya desain yang menarik, syal milik Amalia digemari banyak pelanggan. Alhasil, pesanan syal terus mengalir ke ruang produksi Amalia. Kini, Amalia sudah mampu memproduksi 2.000potong syal per bulan.

Dengan variasi harga Rp 60.000 sampai Rp 100.000 per potong, Amalia meraup omzet Rp 100 juta per bulan. Dari omzet itu, ia memungut laba 25% sampai 30%. "Saya juga terima pesanan khusus dengan minimum pesanan satu lusin," terang Amalia yang kini mempekerjakan 12 karyawan itu.

Untuk memproduksi 2.000 potong syal, Amalia butuh 500 kilogram (kg) bahan katun. Ia sengaja memilih katun, karena balian jenis kartun punya tekstur lembut dan tidak panas. Memproduksi syal juga tidak rumit. Amalia hanya menggunakan mesin jahit, gunting, dan meteran kain. Sementara proses menjahit-nya juga sederhana karena bentuknya tidak serumit pakaian.

Selain Amalia, ada Agusti-ne Susanti di Jakarta juga memproduksi syal. Namun Agustine khusus membuatsyal untuk kebutuhan wanita muslimah. Dengan hargajual Rp 50.000 per potong, Agustine mampu mendapat omzet Rp 60 juta per bulan.

Menurut Agustine, menjadi produsen syal mesti pandai-pandai mengikuti tren fesyen. Sebab, syal yang sesuai tren lebih laris diserbu pelanggan. "Maka itu, inovasi dalam memproduksi syal sangat penting," kata Agustine.

Dalam memproduksi syal, Agustine mengandalkan balian baku sisa dari pembuatan pakaian. Maklum, selain memproduksi syal, ia juga memproduksi pakaian gamis untuk kaum muslimah. "Kalau bahan sisa pakaian banyak, saya bisa produksi 1.200 potong syal per bulan," terang Agustine. Selain menjual syal di butik milik sendiri, Agustine juga memasarkan syal itu lewat agennya yang memiliki toko fesyen di Jakarta, Bandung, Samarinda, Balikpapan, Makasar, dan Palembang.

Sumber: Harian Kontan
Fitri Nur Arlefenie


Meraup Laba dari Steik Resto Harga Kaki Lima


Yuk Tahun Barunan Diancol >> Disini



28/12/2011
Meraup Laba dari Steik Resto Harga Kaki Lima

Bisnis makanan steik alias steak dengan harga terjangkau makin semarak di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Dengan membidik segmen pasar kelas menengah ke bawah, empunya bisnis steik mampu meraup omzet puluhan juta rupiah per bulan.

Sebagian orang terutama yang bergolongan ekonomi menengah ke bawah bisa mengerutkan alis jika mendengar makanan bernama steik. Maklum, makanan berbahan utama daging itu sering dianggap sebagai makanan mahal yang bisa menguras kantong.

Tapi belakangan ini, anggapan itu mulai pupus, seiring dengan bertebarannya rumah makan, kafe atau restoran yang menawarkan steik dengan harga terjangkau. Mereka menawarkan steik harga murah karena melihat peluang pasar dari kelompok ekonomi menengah ke bawah.

Salah satu penyedia steik yang menyasar kelompok ekonomi menengah ke bawah itu adalah Bintang Jaya Steak di Surabaya. Mereka mengklaim sebagai pelopor steik kelas kaki lima pertama di kota Pahlawan itu.

Dendy Eko Yulianto, Pemilik Bintang Jaya Steak mengaku, memulai usaha steik sejak tahun lalu. Ia membidik kelompok pasar ekonomi menengah ke bawah dengan harga jual hanya Rp 12.000 sampai Rp 30.000 per porsi.  Karena kelompok segmen pasarnya luas, usaha penjualan steik itu digemari di Surabaya. "Dalam waktu satu tahun, saya bisa buka tiga gerai," kata Dendy.

Pengunjung gerai steik Dendy banyak didatangi kelompok kawula muda. Kendati demikian, gerai milik Dendy kerap didatangi kelompok usia dewasa juga. Setiap hari kerja, tiap gerai mampu menjual 15 kilogram (kg) daging sapi dan 15 kg daging ayam. Saat akhir pekan, setiap gerai bisa menjual dua kali lipatnya atau 30 kg daging sapi dan 35 kg daging ayam. "Penjualan mencapai 100 porsi di akhir pekan," ujar Dendy.

Dari tiga gerai itu, Dendy mempertahankan gerainya yang pertama tetap menjadi warung steik kaki lima. Adapun dua gerainya yang lain memiliki konsep restio mini yang berlokasi di kawasan pertokoan.

Saat merintis usaha steik, Dendy hanya memiliki 4 orang karyawan. Kini Dendy yang memiliki 12 orang karyawan mampu meraup omzet sampai Rp 150 juta dari ketiga gerainya itu. Dendy bilang, peluang bisnis steik cukup cerah karena memiliki margin laba bisa sampai 40 persen dari omzet. "Saat ini banyak yang ikutan bikin warung steik kaki lima di Surabaya," ungkap Dendy.

Pemain lain di bisnis steik yang menyasar kelompok ekonomi menengah ke bawah adalah Friendsteak di Sunter, Jakarta Utara. Friendsteak berdiri tahun 2009 dengan mengusung konsep mini resto.Wirawan Wahyudi, Manajer Operasional Friendsteak, bilang bahwa harga steik mereka mulai dari Rp 15.000 per porsi sampai Rp 35.000 per porsi. Walaupun harga murah, mereka menolak jika dibilang bahan baku mereka sebagai bahan baku murahan. "Semua bahan baku kami proses sendiri, termasuk saus dan bumbu-bumbu lainnya," ungkap Wirawan.

Dalam sehari, pengunjung Friendsteak berkisar antara 25 pengunjung sampai 40 pengunjung. Dengan hitungan kunjungan itu, Friendsteak mencatat omzet rata-rata Rp 26 juta per bulan.

Wirawan bilang, potensi warung steik memiliki peluang besar di Indonesia. Ia membuktikan dengan rencana perusahaannya untuk melakukan ekspansi Wirawan membuktikannya dengan membuka gerai Friendsteak awal tahun depan di Kemayoran, Jakarta Pusat. "Peminat steik banyak, jadi tidak heran banyak juga yang tertarik," terang Wirawan. 

 Sumber : Harian Kontan
(Fahriyadi, Dea Chadiza Syafin)


Waralaba Lokal Gencar Ekspansi ke Luar Negeri

28/12/2011
Waralaba Lokal Gencar Ekspansi ke Luar Negeri


Perusahaan waralaba lokal cukup ekspansif ke luar negeri. Perhimpunan Waralaba Indonesia mencatat, hingga saat ini, setidaknya 20 merek lokal sudah membuka gerai di luar. Itu dimulai oleh California Fried Chicken yang pada 1996 membuka 20 gerai di China. Selanjutnya, Es Teler 77 di Australia, serta restoran kopi dan makanan khas Sunda di Malaysia dan Singapura.

Tahun depan, perusahaan salon Muslimah akan berekspansi ke Kuwait. Pada tahun yang sama, pengusaha ayam bakar tulang lunak Hayam Wuruk menyusul 20 lainnya.

Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba Indonesia (Wali) berpendapat, merek lokal memang punya daya tarik bagi asing. Itu sebabnya, pengusaha Indonesia berani mencicipi pasar asing.

"Selama ini, kita cuma digempur asing. Katakanlah dari 1.219 perusahaan waralaba di Indonesia, sebanyak 506 di antaranya, atau 60 persen, bermerek lokal. Tapi, kontribusi omzetnya mencapai Rp 100,8 triliun atau 70 persen dari turn over franchise nasional tahun ini. Maka, wajar merek lokal pelan-pelan mengembangkan bisnis di dalam dan luar negeri. Toh, asing juga kepincut menjual produk asal Indonesia," kata Amir.

Baru-baru ini, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat mengungkapkan ketertarikannya dengan waralaba Indonesia. Pengusaha Negeri Uwak Sam ini berniat memboyong satu merek Indonesia ke sana. Menurut Amir, minat itu mesti direspons. Alasannya, menguntungkan. "Selama ini belum ada yang ekspansi ke sana. Kita bisa mengekspor merek, mempertegas HAKI, dan menjual produk kreatif. Dari situ, kan, devisa masuk," ujar Amir kepada Kontan, Jumat (16/12/2011).

Bisa jadi, kata Amir, AS membaca kerinduan WNI dengan masakan kampung halamannya, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan Indonesia. Dia menyebut, kekhasan Amerika adalah tidak mengutamakan merek, tetapi lebih ke produk. "Saya yakin, spa punya potensi ekspansi ke AS soalnya konsumennya ekonomi menengah ke atas. Di negara lain, rata-rata omzet spa Indonesia bagus, artinya ada pasarnya," ujarnya.

Sekadar gambaran, biaya waralaba di Malaysia sekitar Rp 500 juta, sedangkan di Amerika mencapai 500.000 dollar AS- 1 juta dollar AS. Dari situ, pemilik waralaba (franchisor) akan mendapat royalti 10 persen per bulan. Selebihnya, franchisor dan pembeli waralaba (franchisee) berbagi omzet. "Benefitnya bagus. Sayang, pewaralaba lokal sulit punya akses ke luar, harus proaktif sendiri," kata Amir.


Sumber : Harian Kontan
(Maria Rosita)


Menimang Laba dari Sekolah Balita

28/12/2011
Menimang Laba dari Sekolah Balita


Membekali pendidikan sejak usia dini, penting untuk membentuk kecerdasan anak. Tak heran, kini, banyak orang tua yang mengikutsertakan buah hati mereka mengikuti sekolah khusus sejak anak masih berusia 1,5 tahun.

Menyadari peluang itu, Kidea Preschool & Kindergaten mulai menawarkan waralaba sekolah si kecil ini sejak 2009. Iffan Darmawan, Ketua Yayasan Kasih Kibar Kreasi Indonesia mengatakan, saat ini, Kidea memiliki 15 cabang.

Seluruh cabang ini terletak di Jakarta. Dua di antaranya merupakan cabang pusat, sisanya milik mitra. Mulai tahun depan, Kidea akan mengembangkan jaringan waralaba di luar kota Jakarta.Kidea menerapkan sistem belajar perorangan sesuai dengan minat dan bakat anak. Pendidikan ini diberikan mulai dari anak usia enam bulan sampai dengan enam tahun. Selain itu, mereka juga menggunakan bahasa Inggris dan mandarin sebagai bahasa pengantar.

Bagi mitra yang tertarik, paket waralaba Kidea ini sebesar Rp 125 juta, untuk kerja sama selama lima tahun. Selain itu, terwaralaba akan mendapatkan panduan pengelolaan dan aplikasi pembukuan bisnis pendidikan, kurikulum tahunan untuk setiap tingkatan kelas serta bantuan perekrutan dan pelatihan pengajar selama satu bulan.

Di luar biaya investasi ini, calon terwaralaba juga harus menyediakan dana sekitar Rp 100 juta untuk membeli peralatan dan perlengkapan kelas, serta dekorasi ruang. Terwaralaba juga wajib terjun secara langsung menjalankan usaha ini. "Agar terwaralaba juga ikut memperhatikan perkembangan dan kelangsungan usaha ini," kata Iffan.

Selain dapat membuka sebuah pre-school dan kindergarten Kidea, terwaralaba juga dapat membuka Kidea English yang merupakan kelas percakapan bahasa Inggris untuk anak usia dua hingga 12 tahun. Selain itu, mitra juga diperbolehkan untuk membuka Kidea Reader dan Kidea Bimbel. "Ini semua bisa dilakukan selepas kegiatan belajar mengajar Kidea Preschool dan Kindergarten selesai. Siswa di luar Kidea juga bisa belajar di sini. Namun seluruh tenaga pengajar guru Kidea," tandasnya.

Selain itu, mitra juga dapat menyelenggarakan kursus musik di Kidea. Dengan begitu menurut Iffan, terwaralaba dapat memiliki fasilitas pendidikan anak yang lengkap Biaya pendidikan di Kidea berkisar Rp 460.000 sampai Rp 850.000 per bulan.

Kidea mengutip royalty fee sebesar 7 persen dari total omzet setiap bulan. Iffan menjanjikan, investor bisa balik modal dalam waktu dua tahun, dengan perkiraan omzet Rp 50 juta per bulan.Salah satu terwaralaba Kidea Preschool & Kindergarten adalah Herry Desman. Ia membuka usaha ini di Kebayoran Baru sejak 2009. Kini, Herry mengaku sudah mendapatkan modalnya kembali.

Jumlah siswa di sekolahnya mencapai 145 siswa. Perinciannya, 120 siswa merupakan murid Kidea Preschool & Kindergarten, sedangkan sisanya merupakan siswa kelas bimbingan belajar maupun kursus bahasa Inggris. "Sejauh ini, respons sekolah anak usia dini sangat bagus," ujarnya.

Setiap bulan ia masih menerima siswa baru. Sayang, Herry enggan menyebut perolehan omzetnya. Asumsi saja, dengan 120 murid, maka omzet yang didulang mencapai Rp 80 juta per bulan. 

Sumber : Harian Kontan
(Dea Chadiza Syafina, Fahriyadi)


Mengintip Kisah Sukses Juragan Voucher Pulsa


Semarak Liburan Tahun Baru Di Ancol Disini



23/12/2011
Mengintip Kisah Sukses Juragan Voucher Pulsa


Hengky Setiawan kini sudah mereguk manisnya perjuangan 20 tahun merintis bisnis di industri telekomunikasi. Berbagai penghargaan sudah ia raih. Namun Hengky tidak ingin berhenti sampai disini, masih banyak mimpi yang ingin ia capai di masa depan.

Dalam menja-lankaii bisnisnya, Komisaris Utama PT TV phone Mobile Indonesia ini memang tidak mau setengah-setengah. Keberanian, keyakinan, fokus dan inovasi adalah kunci keberhasilan yang selalu Hengky konsisten lakukan hingga sekarang.

Selama lebih dari dua dekade, Hengky membesarkan Tiphone Mobile Indonesia dan anak perusahaannya. Telesindo Shop yang merupakan anak usaha Tiphone Mobile Indonesia mendominasi revenue perusahaan sekitar 90%. Selebihnya berasal dari penjualan handphone merek Tiphone beserta perlengkapannya.

Kinerja Telesindo Shop bahkan tidak perlu diragukan lagi. Telesindo Shop adalah authorized dealer terkemuka yang menjual produk seluler seperti voucher dan kartu perdana. Jaringan Telesindo Shop pun sudah tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah mencapai lebih dari 500 gerai.

Bila diibaratkan telepon selular adalah motor. Maka Telesindo yang menjual voucher pulsa adalah penjual bahan bakarnya. "Makanya banyak orang menyebut saya juragan pom bensin," ujarnya terbahak ketika ditemui di kantornya .yang terletak di bilangan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Berbagai penghargaan pun menghampiri Telesindo sebagai distributor resmi Telkom. Pada 30 November 2011lalu, Telesindo Shop meraih penghargaan bergengsi untuk kategori Revenue Penjualan Terbesar Nasional selama periode Juli 2010 - Juni 2011.

Penghargaan tersebut berarti Telesindo berhasil mengalah kan ratusan distributor Telkom Flexi lainnya dari segi pendapatan terbesar. Dirut PT Telkom Rinaldi Firmansyah menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Hengky Setiawan pada acara penganugrahan penghargaan di Sydney, Australia.

Sejak 2006 lalu, Telesindo Shop me-mang terus meningkatkan kinerjanya dalam distribusi telkom Flexi. Telkom sudah memberikan beberapa penghargaan kepada Telesindo Shop untuk kategori Performance KPI terbaik untuk kelas Platinum, Performance FKIOS (Pulsa Elektrik Flexi) terbaik, Performance Aktivasi Best of The Best AD Performance, KPI Kategori Istimewa, Recharge FKIOS terbaik 1, Sales Bundling Terbaik IIIdan penghasil NAL Terbaik 1 untuk semester 1 tahun 2010.

Menginjak tahun 2011, Telesindo kembali meraih penghargaan bergengsi dari Telkom Flexi untuk kategori The Best Territory Management, Best Recharge dan Best Key Performance Indicator (KPI). Tidak ketinggalan Telkom juga mengganjar Telesindo dengan penghargaan The Best Channel Award 2011 di bidang Dealer Flexy kelas Platinum dan bidang Flexy Center.

Namun kiprah Hengky tidak berhenti sampai di situ. Ia pun merambah bisnis penjualan telepon seluler dengan mengusung merek Tiphone. Pemasarannya pun memakai jaringan Telesindo yang kuat. Inilah yang menjadi keunggulan distribusi penjualan Tiphone di seluruh Indonesia.

Tiphone pula yang berhasil membuat masyarakat Indonesia semakin akrab dengan wajah Hengky Setiawan. Bagaimana tidak, untuk menghemat budget. Hengkypun terpaksa menjadi model dadakan untuk iklan Tiphone di media massa.

Berbagai strategi tersebut berhasil mendongkrak penjualan unit Tiphone. Terbukti sejak mulai dipasarkan tahun 2009 lalu, penjualan Tiphone berhasil menambah pundi-pundi pendapatan sebesar 10% untuk grup perusahaan miliknya.

Hengky pun memutuskan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham ke publik untuk perusahaan miliknya PT Tiphone Mobile Indonesia."Tujuannyasaya memutuskan IPO bukan hanya dana, tapi juga branding dan inovasi ke depannya," ungkapnya.

Hengky mempunyai cita-cita agar Tiphone Mobile Indonesia dapat menjadi perusahaan ternama di Asia Tenggara. Untuk itu IPO ini merupakan giant leap untuk mewujudkan mimpi tersebut sambil terus melakukan inovasi baru.

Tiphone Mobile Indonesia memang berencana akan melakukan IPO dengan melepas sebanyak 2,67 miliar lembar atau setara 40,08 persen dari total modal ditempatkan dan di setor penuh. Dengan IPO tersebut, perusahaan menargetkan perolehan dana sekira Rp 700-900 miliar.

Pada awal tahun depan atau tepatnya 12 Januari 2012, Tiphone Mobile Indonesia diharapkan sudah melantai di bursa saham Indonesia. Sekitar 40% dari perolehan dana IPO akan digunakan untuk melunasi utang anak usahanya, PT Telesindo Shop kepada PT Bank DBS Indonesia

Selain itu, sebesar 28% untuk perluasan usaha perseroan dan anak perusahaan. Sisanya sebesar 32% digunakan untuk membiayai modal kerja perseroan dan anak usaha.

Tiphone Mobile Indonesia akan membangun Telesindo Shop menjadi dua kali lipat atau sekitar 1.000 gerai di akhir 2012. Sedangkan untuk reseller ditargetkan dapal tumbuh dari sekitar 170 ribu menjadi 300 ribu reseller. Dengan berbagai inovasi tersebut, Hengky pun optimistis kinerja finansial Tiphone Mobile Indonesia akan semakin meroket. Jumlah pendapatan ditargetkan menjadi sekitar Rp 8 triliun pada tahun 2012. Jumlah tersebut meningkat dibanding target pendapatan tahun ini yang sebesar Rp 6 triliun.

Sedangkan target laba bersih pada tahun depan akanmeningkat menjadi Rp 300 miliar atau meningkat 50% dari perolehan laba tahun 2011 yang sekitar Rp 200 miliar.Banyak orang yang memberikan acungan jempol terhadap kinerja Hengky Setiawan. Raja Voucher dan Raja Ritel sudah sepantasnya disematkan kepada pria kelahiran 7 Juli 1969 ini. Jejeran trophy dan penghargaan atas nama pribadi maupun kinerja perusahaan menghiasi ruangan kantornya Secara pribadi, Hengky sudah menerima berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Sebut saja penghargaan bergengsi Outstanding Enterpreneur-ship Award dari lembaga Asia Pasific Enterpreneurship Award (APEA), Marketer of The Year dari Mark Plus, finalis Enterpreneur of The Year 2011 dari Ernst Young serta Lifetime Achievement Indonesia Cellular Awards (1CA) 2011, dan banyak lainnya

Semangatnya dalam bekerja bahkan tercermin melalui nioiu hidupnya yaitu 3B. "Moto 3B itu adalah bekerja, bekerja, dan bekerja Tentu diiringi dengan empat pilar yang tadi yaitu keberanian, keyakinan, fokus dan inovasi. Keberhasilan akan datang seiring konsistensi kita dalam bekerja," ungkap Hengky berbagi tips keberhasilannya -*

Sumber : Harian Kontan

Sabun Curah Murah, Omzetnya Meriah

23/12/2011
Sabun Curah Murah, Omzetnya Meriah



Seiring berkembangnya usaha kuliner dan laundry pakaian, permintaan sabun curah terus meningkat. Maklum, dengan menawarkan kualitas yang sama, harga sabun curah lebih miring. Namun, banyaknya pesaing membuat, produsen sabun curah harus pandai-pandai mempertahankan kualitas supaya pelanggan tak kabur.

JAKARTA. Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Kini, sabun dikenal dalam dua wujud, yakni sabun cair dan sabun padat. Sama seperti minyak goreng, dalam bisnis sabun juga dikenal adanya sabun curah.

Berbeda dengan sabun kemasan pabrik, harga sabun curah lebih miring meski dengan kualitas yang sama. Itulah sebabnya, untuk kebutuhan dalam skala besar, seperti restoran dan perkantoran, banyak yang lebih memilih menggunakan sabun curah.

Tak heran, bisnis sabun ini cukup menggiurkan. Erry Fitriyana, pemilik dari Diva Sarana Chemical-Otoklin di Bandung, bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 125 juta per bulan dari bisnis ini. "Permintaan sabun curah makin ramai, karena produk ini dibutuhkan setiap I ujarnya.

Erry menjajakan berbagai macam jenis sabun curah, mulai sabun cuci piring, handsoap, shampoo mobil, deterjen cair, dan tipol (sabun serbaguna). Ia menjual sabun curah ini langsung untuk pemakai, seperti rumah makan, laundry balikan industri tekstil.

Untuk sabun curah cuci piring, Erry menawarkan kualilas yang berbeda-beda, viikiu kualilas 1, 2 dan 3. Harganya mulai dari Rp 5.000, Rp 7.000 hingga Rp 12.000 tiap kilogram (kg). umk kualitas 1 hampir sama dengan sabun cuci piring buatan pabrik baik dari bau maupun keampuhan

Karena berasaldari bahari kimia,banyak konsumenyang awalnyakurang percaya.untuk membersihkan lemak," kata Erry.Dalam satu bulan, Erry mampu menjual sabun cuci piring sebanyak lima ton. Permintaan terbanyak untuk sabun kualilas 2,

Sementara itu, untuk handshop, Erry mampu menjual antara empat hingga lima inn Harga sabun ini sama seperti sabun cuci piring.Namun, di antara semua in(luk sabunnya, yang paling laris adalah tipol. Saban bulan Erry bisa mengirim lima hingga enam ton tipol ke pelanggandengan harga Rp 4.000 per kg.

Hanya saja, Erry yang sudah bergelut di bisnis ini selama tujuh tahun mengatakan, tak mudah bermain pada bisnis sabun curah. Soalnya, sabun curah ini adalah balian kimia dan semua orang pasti berhati-hati.Tak heran, di awal usaha ini, Erry agak kesulitan memasarkan karena konsumen cenderung hati-hati sebelum memutuskan membeli. "Oleh karena itu, kamijuga harus mendemonstrasikan dengan baik," kata Erry.

Selain itu, produsen baru sabun curah juga terus bermunculan. Akibatnya, tingkat persaingan bisnis ini juga kian tetat.Pemain sabun curah lainnya adalah adalah Lenny Silistno. Lewat bendera usaha CV Damart Sejahtera, produsen sabun curah di Serpong, Tangerang Selatan, ini menawarkan 20 jenis sabun untuk berbagai keperluan, seperti bengkel, restoran, dan rumah tangga

Dalam sehari, Lenny bisa memproduksi dua ton sabun cair. Lenny bilang, kualitas sabun curah buatannya tak kalah dengan merek terkenal. Bahkan, seringkali Lenny mendapat pesanan sabununtuk kebutuhan yang spesifik.

Selain itu, harga sabun cirah juga lebih murah. "Kami bisa menekan harga karena tidak ada biaya markeliiig dan proses produksi yang lebih sederhana," ujar Lenny. Selain menjual dalam bentuk curah, Lenny juga menyediakan kemasan botol, yakni 600 ml. Harga versi curah berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per liter. Sementara harga botol, bervariasi antara Rp 2.500 hingga Rp 4.000.

Ia menjual berbagai produk sabun curah ini melalui agen-agen di seluruh Indonesia "Dalam sebulan, omzet saya bisa mencapai Rp 150 juta," ujar Lenny.Lenny mengakui, usaha ini banyak pesaingnya. Maklum, industri skala rumah tangga pun bisa membuat sabun curah ini. Meski begitu. Lenny optimistis, bisnisnya bakal terus berkembang selama ia mampu menjaga mutu.

Ia menyadari, mayoritas konsumen masih suka mencoba berbagai merek sabun. Terutama para konsumen kelas menengah ke atas lebih percaya pada merek daripada kualitas," Ujar produsen sabun merek Toppas ini. 

Sumber : Harian Kontan
Fitri Nur Arifenie, Hafid Fuad


Entri Populer