" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Kemenkop dan Shell Kembangkan Wirausaha Muda

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) berkerja sama menggandeng produsen minyak multinasional, PT Shell untuk melatih 200 generasi muda calon irausahawan.Penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan oleh Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan ini dilaksanakan oleh Neddy Ra-finaldy Halim, Deputi Bidang Pengembangan SDM dari Kementerian Koperasi dan UKM dengan Darwin Silalahi, President Director and Country Chairman PT Shell Indonesia, di Jakarta. Rabu (31/3).

Syarifuddin menjelaskan nota kesepakatan bersama ini merupakan landasan bagi kedua pengembangan kewirausahaan di kalangan anak muda merupakan bagian dari program investasi sosial (CSR).Program yang diberi nama Shell Live Wire ini bertujuan memicu semangat kewirausahaan dan memacu pengembangan usaha yang dijalankan oleh anak muda. Hal ini sejalan dengan program kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM yang memfokuskan pada para lulusan sarjana.

Dengan nota kesepakatan ini, maka Shell Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UKM dapat saling mendukung implementasi masing-masing program tersebut.Sjarifuddin mengatakan, kerjasama ini mendukung pencapaian target pelaksanaan program wirausaha muda pemerintah dalam rangka mendorong pertumbuhan wirausahawan baru dari kalangan sarjana.Deputi Bidang Pengembangan SDM KUMK Kemenkop, Neddy Rafinaldi Halim, menambahkan kerja sama dengan Shell dan menandatangani nota- kesepahaman ini untuk melaksanakan workshop kewirausahaan bagi pemuda.

Dalam kesepakatan itu. Shell akan mengumpulkan 200 pemuda calon wirausahawan di Kemenkop dan UKM untuk mengingkuti kegiatan berbasis bright idea workshop.Sebanyak 200 pemuda itu telah menjalani seleksi dengan kriteria tertentu dan merupakan pemuda pilihan. Tahun Ini, pihaknya menargetkan mampu menciptakan 1000 wirausahawan muda baru sebagai salah satu re,i spon menghadapi persaingan ketat dalam era perdagangari bebas.Neddy menambahkan. p£ haknya akan memperbanyak program-program pelatihan wirausaha untuk meningt katkan daya saing SDM di tanah air."Bagi yang belum bankable kila persiapkan untuk mendapat pelatihan dari kita un-tuk mempersiapkan mereka agar mampu menyusun proposal yang memenuhi kriteria perbankan," katanya

Mantan Kuli Itu Bicara Wirausaha di Depan Mahasiswa

MAU jadi apa Anda setelah lulus kuliah? Jaksa, pengacara, hakim, atau menjadi beban masyarakat dan menambah deretan jumlah penganggur di Indonesia?"Demikian pertanyaan yang dilontarkan pengusaha Bob Sadino dalam Seminar Nasional Motivasi dan Pengembangan Diri dengan tema "How to Reach Success by Exploring Poten-tials Within YourselF di Kampus Universitas Padjadjaran, Jln. Dipati Ukur, Bandung, Selasa (6/4)

Menurut Bob yang identik dengan kemeja dan celana pendeknya ini, sudah cukup banyak sarjana jebolan perguruan tinggi yang saat ini menganggur. Apalagi tidak sedikit juga sarjana yang masih berpikiran sempit dan enggan menjajal profesi lain karena dianggap pekerjaan rendahan.

"Sekarang saya tanya, setelah lulus nanti mau tidak jual koran di pinggir jalan? Pasti tidak mau karena pikirannya sempit dan merasa seorang sarjana. Padahal, siapa yang tahu seorang penjual koran nantinya akan menjadi pesaing utama percetakan Gramedia. Seperti sekarang, seorang mantan kuli bangunan dan sopir taksi sedang berbicara di depan Anda semua," ujarnya.

Menurut pemilik tunggal Kem Chicks ini, untuk menjadi seorang entrepreneur harus memiliki komitmen yang kuat, kemauan, dan keberanian mengambil risiko. "Yangjuga terlihat, enteng tetapi temyata tidak adalah tahan banting dan tidak cengeng. Ini seperti mudah tetapi kenyataannya tidak," ucapnya.

Bob menambahkan, saat ini setiap orang dituntut agar bisa menjadi yang pertama (to be the first), yang terbaik (to be the best), dan menjadi yang paling beda (fo be different). "Jadi, kalau inovasi yang kita punya sudah banyak dilakukan orang, kita harus mampu menjadi yang terbaik di antara yang sudah ada. Atau yang lebih efektif lagi try to be different (mencoba berbeda) sehingga berbeda dengan yang sudah ada. Misalnya, ketika sudah banyak tukang bakso, cobalah ciptakan bakso yang berbeda. Bakso gepeng misalnya," ungkapnya.

Bob yang tinggal lama di Eropa ini mengaku tidak perlu belajar hingga bangku kuliah untuk menjadi enterpreneurship handal. Dia pun hanya tamatan SMA yang sempat mengenyam kuliah di Fakultas Hukum selama tiga bulan. "Di sekolah atau kampus kita belajar untuk tahu.

Learning to know. Artinya yang kita dapat adalah teori Setelah itu kita terjun di masyarakat dan mulai bersosialisasi. Di sinilah kemampuan kita diuji, sebab kita dituntut untuk melakukan sesuatu, atau learning to do. Ketika kita sudah terbiasa dan kemampuan kita teruji, maka jadilah kita seorang profesional di bidangnya atau menjadi enterpreneur andal. Tahapan pertama saya tidak lalui karena saya langsung terjun di masyarakat," ucapnya.

Dalam kegiatan yang digelar BEM

Fakultas Hukum Unpad ini, hadir juga sebagai pemateri Adrie Subono (promotor) dan Yan Apul Hasiholang Girsang, S.H. (konsultan hukum). Berbeda dengan Bob yang menyatakan tidak memiliki tujuan untuk menjadi seorang wirausaha. Adrie justru menyebutkan harus ada tujuan untuk terjun dalam bidang entrepreneurship. Dengan begitu, langkah yang akan diambil menjadi jelas dan pasti.

"Pekerjaan sebagai promotor ini tidak pernah ada habisnya sehingga peluangnya masih sangat besar," katanya. Sedikit berbagi pengalaman, Adrie menuturkan selama menjadi seorang promotor, salah satu kesulitan dalam pekerjaannya adalah ketika mencari sponsor untuk sebuah konser atau pertunjukan. Tidak mudah mencari sponsor yang kuat, meski artis yang akan tampil adalah artis yang bagus. "Sebab jangan sampai artisnya bagus, tetapi sponsornya tidak. Penonton pasti akan kecewa," tuturnya.

Modul Wirausaha, Modal Awal Berwirausaha

Menteri Pendidikan Nasional menyerahkan modul kewirausahaan kepada 57 rektor perguruan tinggi negeri. Dilengkapi praktek berwirausaha. Masih tingginya angka pengangguran di Indonesia menjadi keprihatinan sejak lama. Tak terkecuali bagi Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh. "Tentunya kita berharap dari lembaga pendidikan lahir orang-orang yang tidak menganggur dan menjadi beban masyarakat. Tetapi faktanya tidak demikian," ungkap Muhammad Nuh.

Pada 2009 lalu, angka pengangguran terbuka di Indonesia masih mencapai 8,9 juta jiwa. Lebih dari satu jutanya adalah penganggur bergelar sarjana lulusan diploma, strata satu maupun strata dua. Menghadapi realita ini, perlu langkah nyatadari semua pihak untuk menekan angka pengangguran dan membangkitkan semangat wirausaha. Dengan demikian lapangan kerja makin terbuka dan makin banyak tenaga kerja yang terserap.

Bank Mandiri melalui program Wirausaha Mandiri ikut terpanggil untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan menumbuhkan semangat entrepreneur-ship di kalangan mahasiswa untuk melahirkan generasi pencipta lapangan kerja. Hal ini diwujudkan dengan menyusun modul kewirausahaan yang akan diterapkan dalam perkuliahan di perguruan tinggi.

Paket modul kewirausahaan ini diserahkan Muhammad Nuh kepada 57 rektor pergururan tinggi negeri se-Indonesia, di Makassar, Senin, 15 Februari lalu, setelah penandatanganan nota kesepakatan antara Bank Mandiri dan Panitia Pelaksana Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2010. "Modul ini bisa langsung diterapkan di perguruan tinggi karena materinya berdasarkan praktek pengelolaan bisnis secara langsung di lapangan," ujar mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh November ini.

Modul kewirausahaan ini dibuat bekerja sama dengan enam tim perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Surabaya dan Universitas Gadjah Mada. Wakil Presiden Boediono telah menyerahkan modul ini kepada enam rektor perguruan tinggi tersebut pada acara penyerahaan Penghargaan Wirausaha Mandiri di Jakarta, 22 Januari lalu.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri, Agus Martowardojo, modul tersebut bersifat aplikatif dan tidak hanya berupa text book sehingga mahasiswa dapat merasakan langsung berbagai tantangan yang akan dihadapi dalam

mengasah semangat entrepre-neurship. "Bagi mahasiswa yang terpilih Bank Mandiri juga telah menyiapkan modal untuk memulai usaha. Sedangkan bagi mahasiswa yang telah memulai usaha, Bank Mandiri juga telah menyediakan dukungan berupa beasiswa untuk membantu kelancaran studi dan usahanya," ujar Agus Martowardojo.

Modul ini diharapkan dapat menjadi materi dalam pengajaran mata kuliah kewirausahaan di kampus-kampus. Sementara output dari proses pengajaran modul ini tidak saja memberi pengetahuan tentang kewirausahaan, melainkan juga tindakan ni7 berwirausaha, yakni kemampuan memulai suatu usaha dengan prinsip-prinsip yang benar. Selain itu, para mahasiswa juga mengetahui tahap-tahap menjalankan bisnis, dan berani mengambil risiko. "Modul ini dibuat untuk menyiapkan mahasiswa menjadi pengusaha ril," kata Rhenald Kasali, pakar manajemen Universitas Indonesia, yang terlibat dalam penyusunan modul ini.

Untuk penerapan dalam perkuliahan di kampus-kampus, Bank Mandiri akan melakukan sosialisasi dengan menggelar training for trainee untuk para dosen pengajar wirausaha di 11 kota di Indonesia. Modul ini juga akan diberikan kepada perguruan tinggi lain yang berminat menerapkannya dalam mata kuliah wirausaha. Makin banyak entrepreneur, makin banyak pula lapangan pekerjaan yang tersedia

Entri Populer