" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Jiwa Pebisnis Sudah Terasah Sejak Usia Dini

Jiwa Pebisnis Sudah Terasah Sejak Usia Dini

14/02/2012
Profil Mucliadist Ramadhan
Jiwa Pebisnis Sudah Terasah Sejak Usia Dini



Muchadist Ramadhan sudah memiliki jiwa wirausaha sejak masih duduk di kelas 2 sekolah dasar (SD). Saat dewasa, keinginannya menjadi penguasaha semakin kuat. Beberapa kali mencoba merintis bisnis tapi selalu kandas.

JIWA wirausaha sudah tumbuh di dalam diri Muchadist Ramadhan sejak kecil. Adalah ayalwya yang tekan menumbuhkan jiwa wirausaha di dalam dirinya sejak dini. Kebetulan, sang ayah merupakan seorang wiraswasta yang membuka usaha agen majalah bekas di lakarta

Ia mengaku, sejak kecil, terbiasa melihat segala aktivitas ayahnya dalam memajukan usaha agen majalah bekas tersebm Semangat wirausaha itu kemudian menular ke dirinya. "Saat itu saya masih duduk di kelas 2 SD (sekolah dasar). Tapi, saat itu saya sudah tergugah berjualan donat di sekolah, ungkap tinalis Wirausaha Muda Mandiri2011 ini.

Muchadlsi melakukannya hanya untuk merasakan bagaimana caranya mencari uang. Soma- ngatnya berwirausaha semakin menguat setelah usaha sang ayah bangkrut. Padahal, saat ttu ia masih duduk di bangku kelas 4 SD. "Namun jadinya saya semakin bersemangat untuk berjualan," ungkap pria yang akral) disapa Hadist ini.

Sebagai pedagang cilik, Hadislmenjual apapun yang menurut dia berpeluang mendatangkan uang. Mulai dari kelereng, buah, hingga roti goreng. Dia terus melakoni kegiatan tersebut dari SD, SMP, hingga duduk di bangku SMA.

Dasar cerdas, meski sebagian besar waktu belajarnya tersita buat berjualan, tapi hal ini tak mengganggu prestasinya di sekolah. Bahkan, Hadist selalu memperoleh ranking di kelasnya. "Alhamdulillah, saya dapat cepat menyerap pelajaran lebih cepat dibanding teman sekelas saya yang lain, ujarnya

Seiring berjalannya waktu, semangat wirausahanya pun semakin kua! Saat duduk di kelas 3 sekolah menengah atas (SMA), ia mengikuti kegiatan "Pesantren Wirausaha" yang difasilitasi oleh sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Padahal, saat itu sudah menjelang menjelang ujian akhir nasional (I1 AN). "Teman-teman sibuk belajar, saya ikut pesantren ini" ujarnya Tujuan dia mengikuti kegiatan itu semata-mata mendalami ilmu wirausaha. Meski sudah berpengalaman menjadi pedagang, tapi mental wirausahanya semakin dikuatkan di pesantren ini. "Saya menjual beragam produk, seperti madu, hewan kurban, hingga pernak-pernik wanita se[x rti jilbab," kisahnya

Saking inginnya menjadi pengusalia. Hadist bertekad kuliah di kampus yang mampu mencetaknya menjadi pengusaha tangguh. Bak gayung bersambut, tahun 2006 ia diterima kuliah di kuliah di Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) melalui jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK).

Saat ituw banyak yang menyayangkan pilihannya masuk di APP. Terlebih, semua kerabat dekatnya tahu, bahwa sejak kecil ia sangat menginginkan kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Tapi, ia terus melaju dengan pilihannya itu. Sambil kuliah, ia pun membuka beberapa usaha. Diantaranya membuka rumah makan meski harus gulung tikar dalam sebulan.

Tak lama dari situ, ia mendapat order pembuatan jaket almamater kampus. Tapi sial kembali inenghampirinya Karena kesalahan bahan, ia justru harus menanggung kerugian lebih dari Rp 40 juta. Tapi saya tidak kapok," ujarnya

Sumber : Harian Kontan
Fahriyadi


Entri Populer