" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Prospek Ekonomi Indonesia 2012

Prospek Ekonomi Indonesia 2012

03/01/2012
Prospek Ekonomi Indonesia 2012



Sejauh ini perekonomian Indonesia masih terbukti memiliki daya tahan yang handal terhadap penularan krisis keuangan global yang kini menggerogoti perekonomian negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Krisis utang ini menebarkan kecemasan ke negara-negara lain di seluruh penjuru dunia. Salah satu indikator ketahanan ekonomi nasional kita adalah rendahnya rasio utang terhadap PDB yang hanya sebesar 25,5% di tahun 2011.

Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan debt to GDP ratio (DGK) AS yang kini (20/12/11) mencapai 100%, Inggris (UK) 151,40%, Portugal (223,6%), disusul oleh jerman (185,1"..). Yunani (182,2%), Spanyol (IVM,i",,), Italia UHi.6%), Hungaria (120,1%), China 96%, dan lupang 233,1%. Fenomena yang mengagetkan adalah setelah kanselir Angela Merkel bekerja keras menalangi utang Yunani, Spanyol, dan Italia, DGR lerman jadi melejit hingga melebihi 11( .K negara-negara yang ditolongnya Hanya dalam dua bulan, ln IR lerman meroket dari in li)menjadi Mlkita harus akui bahwa selama satu dasawarsa terakhir ini pere konomian Indonesia memang berhasil dalam menekan rasio utang terhadap PI IB ii II IR sel.iki mengalami penurunan dengan rata-rata 12, ¥23 setiap ia hunnya, tahun20OI-2OO8 ma masing 83%, 68".

36%, 33%. dan 29%, kemudian menurun terus menjai hun 2009; 27, \% tahun 2010, dan tahun 2011, Diharapkan pada tahun 2012 DRG Indonesia masih dapat dipertahankan pada rentangan 25%-30%. Indikator ketahanan ekonomi Indonesia lainnya adalah terkendalinya tingkat inflasi pada kisaran 5,5%-6% dan pertumbuhan ekonomi Indonesi.i \ung selalu meningkat dari 4,6% lahun 2009 menjadi tahun 2010 dan bahkan IMI meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 .ikan mencapai 6,4%. IMF mempredik si pertumbuhan ekonomi Eropa dan AS 2012 hanya 1% 1,6

Di sisi ekspor, salah satu hikmah yang dapal dipetik oleh indonesia sehingga tidak terlalu rentan terhadap dampak krisis global sekarang ini adalah karena struktur ekonomi Indonesia yang masih berbasis pada konsumsi domestik pada proporsi sekitar 70% dan ketergantungan terhadap ekspor hanya sekitar 30%.

Untungnya lagi, ekspor Indonesia ke pasar Eropa daii AS hanya mencapai 10%. Tidak kurang dari kspor kita ke pasar Asia, sekitar 20% sisanya ke pasar lain, terutama pasar Timur Tengah dan Akrika. Dengan struktur pa-jrrti ini, ekonomi Indonesia diharapkan tidak terlalu terkena imbas krisis yang kini sedang melanda Eropa dan AS.

Data lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa di lengah defisitnya ekspor Indonesia ke lepang, Korea Selatan, Eropa, dan AS, pertumbuhan ekspor Indonesia ke India justru meningkat sebesar 34% dari USS 1,03 miliar bulan Juli 2011 menjadi USS 1,38 miliar pada bulan Agustus 2011. Kenaikan ini ditopang oleh pertumbuhan permintaan minyak sawit (CPO) dari negeri "Bollywood" itii. Secara keseluruhan, meskipun dibayang-bayangi krisis utang Eropa dan AS, total nilai ekspor kita hingga Agustus 2011 lalu sudah mencapai USS 134, 85 miliar dari target ekspor sebesar USS 200 hingga akhir tahun 2011 ini. Diharapkan tahun 2012 target ekspor Indonesia dapat dinaikkan hingga USS250.

Meskipun demikian ml.ik berarti bahwa kita tidak perlu waspada terhadap dampak negatif dari krisis tersebut. Biar bagaimanapun struktur penerimaan negara kita dari ekspor tetap harus terus dijaga untuk menopang pasar domestik dan memperkuat konsumsi produk dalam negeri. Perlu kita perhatikan bahwa rasio ekspor terhadap PDB Indonesia meluncur selama s;mi dekade ini dari 10.5% pada tahun 000 anjlok ke angka 26;4% pada akhit tahun JU]] Rasio ini harus kila genjot lagi di ulum 2012.

Upaya tersebut aritara lain dapal ditempuh dengan melakukan diversifikasi pasar sasaran de ngan mengalihkan pasar ekspoi kita dari I rapa, \\ din lepang ke sasaran ekspor lain yang masih potensial alim membuka pasar ekspor baru seperti ke Uni Emirat Vrab IUI U Imki. Arab Saudi. Mesir, dan Alnk.i Selatan. Selain diversifikasi pasal sa-saran, pemerintah hendaknya juga memfili tasi upaya peningkatan nilai tambah ekspor melalui peningkatan da) a saing produk ekspor dengan menekan ekonomi biaya tinggi yang dialami oleh eksportir dan kalangan dunia usaha. Meskipun pemerintah masih optimistis pada target ekspor sebesar USS 200 miliar tetap dapal dicapai di tahun 2012, namun pemerintah bersama dunia usaha harus senantiasa mewaspadai dan mari] pu mengantisipasi kemungkinan imbas negatif krisis ekonomi global ke Indonesia.

Kondisi ini berbeda dengan orientasi ekonomi China yang bertumpu pada ekspor hingga mencapai 60-70%. Hal inilah yang memukul perekonomian Negeri Tirai Bambu itu dengan imbas yang besar dari krisis utang Eropa dan AS. Kemungkinan langkah yang akan dilakukan oleh China adalah mengalihkan sasaran ekspor mereka ke pasar Asia. Indonesia yanglaga Pasar I lo mestik

Berpenduduk 238 juta jiwa ini sangat berpotensi menjadi sa-saran pengalihan pasal eksboi China. Indonesia harus mi pasar domestik yang sekarang im terbesai keng.i di Vsia setelah ( ina dan India. Bahkan pasar Indonesia 1nrm4n.1s.11 50 persen dari seluruh pangsa di kawasan \si \\. potensi ancaman lerbe-s.11 dalang dari Cina, salah saiu ra iiulnstri terkuat 1I1 Vsia dan sekaligus eksportii terbesaike I 1 ip.i ti,111 lis, I luluk un.pemerintah hendaknya si memproteksi pasar untuk men Kurangi .nus produk 1iin? ke pasar domestik. Meskipun kita sudah nienyep.ik.iii pasal bebas ni 1 hina namun kita masih memiliki peluang untukmembual aturan antidumping, safeguard, dan SNI. (Ipaya itu perlu dilakukan mengingat informasi BPS yang menunjukkan bahwa sekarang ini defisit perdagangan Indonesia dengan China sudah mencapai USS 61 juta.

Di tinjau dari sisi perbankan, ada fakta bahwa 10% pendanaan perbankan di kawasan Asia berasal dari perbankan Eropa, Konsekuensinya, kemungkian menjalarnya imbas krisis uiang 1I1 Eropa ke Asia tidak terelal karena jika keterpurukan per 11.mk.ni di Eropa terus berlanjut, maka perbankan di Asia pun akan mengalami dampaknya si langsung. Pada gilirannya, terpukulnya perbankan di Asia akan berimbas terhadap perbankan Indonesia. Kita berharap kondisi ini tidak akan lerjadi, mengingat bahwa kondisi likuiditas perbankan di Indonesia sekarang ini sedang prima dengan capital quacy ratio (CAR) mencapai 17,24%, non performing loan (NPL) hanya 2,76%; loan todeposit ratio (LDR) 79 i dan pertumbuhan kredit perbankan

; hingga .iklim 2IJI 1 diprediksi seku.11 11

Namun ketidakpastian dampak krisis global di lahun 1012 s,uiLi.it memungkinkan para pelaku liisms lebih berhati hati menjaga likuiditasnya dengan menunda pencairan kreditnya, term.im.1 para pengusaha \.111g berorientasi ekspor, sehingga hal nu berpotensi menghambat pei tumbuhan kredit perbankan tahun depan Permasalahannya, penyebaran imbas kusi, berpotensi menimbulkan efek psikologis bagi masyarakat yang berkeinginan untuk menaril .1,111.1 meiek,1 dari bank Ikil ini menyebabkan likuiditas perbankan menjadi sangat ketat dan jik.i terjadi salu bank saja yang mengalami krisis likuiditas maka dapat berdampak sistemik dengan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank lik.i dampak krisis Eropa kian meluas ke kawasan Asia maka bank yang sehatpun bisa ditinggalkan oleh nasabahnya.

Di pasar keuangan, yang harus kita waspadai di tahun 2012 adalah ketergantungan kita terhadap investor asing berpotensi mengganggu stabilitas investasi di sektor keuangan baik pada pasar utang maupun pasar saham. Pola invest.isi "bii and nm" yang diterapkan investor asing di pasar modal Indonesia selama ini sangat menjengkelkan. Untuk itu, Bank Indonesi,1 (BI) pada pertengahan 2011 menerbitkan ketentuan holding period SBI (sertifikat Bank Indonesia) dari 1 bulan menjadi 6 bulan. Tapi apa yang terjadi? investor asing lari meninggalkan SBI karena mereka anggap tidak lukuid lagi. Sejakdiperbolehkannya investoi membeli sm di tahun 2004, kepemilikan asing atas SBI sem-pal memuncak pada April 2010 hingg.i mencapai Rp82,99 trilun.

Di akhir November 2011 ini kepemilikan .ismg alas shi anjlok drastis menjadi hanya Rp21,34 triliun. Untungnya, dana mereka itu masih bertahan di Indonesia \-mg mexela alihkan ke su\ (sunu utang negara), SPN (surat perbendaharaan negara), dan SBN (surat berharga negara) yang meningkat 30,91)". dari Rp216 triliun (03/10/11) menjadi Rp223,7I trili un (16/12/11). (ika hal ini dapal dipertahankan maka dana asing im instru dapal menopang APBN, rapi apa mau dikata? di akhir tahun 2011 ini investor asing kembali berulali, mereka melakukan (light to quality (melarikan modal untuk cari aman) ke surat utang negara AS (T-Bill dan T-Bond).

Di pasar saham pun demikian, 1I1 awal Desember 2011 ini Bursa Efek Indonesia (BEI) kebanjiran moda) asing dengan pertumbuhan 23,3% dari US$1 miliar (10/11) menjadi USS2.68 miliar (12/11). Tapi sayang, dana tersebut lebih bersifat "hol money" yang ham a diorientasikan untuk "short-nm profil taking" bukan investasi jangka panjang. Hal ini terbukti dari keengganan asing melirik saham saham IPO. Faktanya, saham Greenwood yang melakukan listing di BI I Jumat (23/12/11) harganya rontok -14% dari harga IPO Rp250 ke angka Rp2I5 pada, perdagangan hari pertama di bursa Aksi jual investor asing di akhir pekan tersebut juga kembali mengandaskan llisd yang sempat melejii ikui 1.795 ke ke 3.812 akhirnya kembali lagi ke a

I \.111g berani lebih irn,lahdari harga sebelumnya.

Perilaku investoi asing diduga hanya dipengaruhi oleh yeai emi timing sebagai bentuk penghin-dai.....apital gam ta (CGT)mengingat bahwa pola ini tidak terjadi di bursa Malaysia dan Singapura. Meskipun CGI di Indonesia hanya 20% \ung beranilebih kei il daripada India, I hailand. Korea sel.nan, dan Filipina rata rata li .nas 10°.. namun perlu dikelabui bahwa di Singapura, Malaysia, Pakistan, dan Hongkong (. I nya 0%lika dugaan tentang perilaku asing im benar, maka kita dapat optimis akan terjadinya anomali lanuary effect di BEI awal 2012 yang ditandai dengan besarnya aksi beli investor asing di awal |a-nuari 2012. Dengan demikian diperkirakan Misi, di perdagangan awal lahun 2012 nanti akan meroket dan diharapkan dapat menembus angka 1.000. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama I arena akan terjadi pula aksiambil untung atas saham-saham berkapitalisasi kecil. Diperkirakan akan memprioritaskan pili-harinya padu saham-saham pertambangan dan saham-saham berkapitalisasi besai

Vkhirnya, seoptimis apapun kita pada kondisi prima lunda-. mental ekonomi indonesia saat ini dan prospeknya di tahun depan, kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan imbas krisis global pada Indonesia di tahun 2012.

Sumber: Harian Neraca
Oleh Dr. Agus S. Iriani, Lektor Kepala FEUniv. Pancasila,lakarla


Entri Populer