" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Bimbel, Bisnis yang Turut Mencerdaskan Bangsa

Bimbel, Bisnis yang Turut Mencerdaskan Bangsa

13/08/2011
Bimbel, Bisnis yang Turut Mencerdaskan Bangsa

Setiap orang tua tentu ingin memberikan pendidikan yang terbaik bagi buah hati mereka. Maklum, menurut orang tua. pendidikan adalah pintu menuju masa depan. Untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, tak jarang orang tua rela mengeluarkan biaya ekstra untuk memenuhi kebutuhan pendidikan buah hati mereka.

Neraca Tak ada orang tua yang menginginkan pendidikan anaknya rendah. Bahkan semua orang tua dengan senang hati mengeluarkan dana tambahan, hanya untuk pendidikan buah hatinya. Berapapun biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan sang anak, akan mereka penuhi agar putra-putri kesayangan mereka menjadi anak yang cerdas dan pintar dengan mengenyam pendidikan yang cukup.

Termasuk membiayai anak ikut pendidikan nonformal seperti kursus, bimbingan belajar hingga les privat, tingginya tingkat kebutuhan pendidikan luar sekolah ini menjadikan dunia pendidikan nonformal ini sebagai ladang bisnis yang berkelanjutan.

Saat ini, bukan hanya pendidikan formal saja yang menjadi konsentrasi para orang tua. Guna menunjang bakat dan ketrampilan sang anak, banyak orang tua yang memberikan pendidikan tambahan bagi putra-putrinya diluar jam sekolah. Semangat dan dorongandari para orang tua yang seperti itu, menjadikan bisnis pendidikan non formal menjadi peluang usaha yang prospeknya sangat bagus. Hal ini pula yang membuat bisnis pendidikan sekarang semakin menjamur di berbagai daerah.

Bisnis pendidikan non formal, atau akrab disebut BIMBEL adalah salah satu lingkup pendidikan di sektor non formal yang bersifat mulia yakni membantu masyarakat luas dan pemerintah untuk mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasalnya bisnis bimbel adalah bisnis jangka panjang yang tetap akan dibutuhkan selama masih ada orang yang ingin belajar, ingin berhasil dan sukses.

Seiring dengan maraknya bisnis pendidikan non formal atau bimbel saat ini, mengukuhkan bisnis ini telah menjadi salah satu "kebutuhan primer" bagi siswa/i baik tingkat SD, SMP dan SMA. Sehingga jelas bisnis bimbel memiliki "pasar"yang begitu besar. Target pasar untuk bisnis pendidikan non formal ataubimbel ini cukup luas, dari mulai para balita umur 6 bulan sampai 5 tahun, anak-anak umuran SD, SMP, dan SMA, sampai para mahasiswa yang membutuhkan pendidikan tambahan diluar jam kuliah mereka.

Bisnis pendidikan bukanlah bisnis yang sekedar bisnis trend, atau bisnis yang akan habis masa nya setelah trend berakhir. Bisnis pendidikan merupakan bisnis yang berkelanjutan, selama masih banyak masyarakat yang ingin maju dan pintar, maka selama itulah bisnis ini dapat bertahan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya lembaga - lembaga pendidikan yang bermunculan dan terus mengembangkan inovasi dalam pengembangan dunia pendidikan.

Strategi pemasaran yang digunakan untuk bisnis pendidikan tidak terlalu rumit, menurut Ahmad Rifki, pemilik sekaligus pengelola Ceria English Course yang berlokasi di kawasan Bekasi ini mengemukakan, bahwa dalam bisnis pendidikan yang dikelolanya, ia menggunakanstrategi marketing hanya dengan membagikan brosur atau pamflet di lingkungan sekolah dan kampus. Selain itu, bisa juga menjalin kerjasama dengan pihak sekolah atau kampus, untuk memberikan pendidikan atau ketrampilan tambahan di sekolah atau kampus tersebut.

Masih menurut Ahmad Rifki, pemasaran dengan bantuan media massa juga bisa Anda coba, misalnya saja dengan memasang iklan di media cetak, media elektronik, maupun media online. Sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan bisnis Anda.

Ceria English Course milik Rifki ini mulanya hanya bertempat di sebuah rumah miliknya, dengan memanfaatkan beberapa ruangan kamar saja. 2 tahun berjalan. Rifki sudah mengmbangkan bisnisnya dengan memindahkan sekolahnya ke sebuah Ruko dibilangan Galaxi, Bekasi. Rifki menuturkan, bisnis pendidikan tidak akanpernah mati, namun untuk mempertahankan eksistensinya kita harus berani ber-inovasi mengikuti selera pasar, dengan mengembangkan tekonologi dan metode belajar-mengajar.

Rifki menambahkan, kendala yang sering dihadapi para pelaku bisnis pendidikan adalah, sulitnya mendapatkan pengajar yang berkualitas. Sebab belum tentu semua orang yang ahli dibidang tertentu memiliki kemampuan untuk mengajar. Sehingga para peserta didik kesulitan untuk menerima pelajaran yang disampaikan tutornya.

Kendala yang kedua yaitu besarnya persaingan bisnis, saat ini lembaga pendidikan dan ketrampilan sudah tersebar di berbagai daerah. Bahkan dalam satu kota, ada puluhan lembaga pendidikan yang menawarkan jasa yang sama. Oleh karena itu, strategi pemasaran dan penentuan target pasar menjadi fokus utama para pelaku bisnis pendidikan.

"Bisnis pendidikan amat menguntungkan karena bisnis ini tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi. Meski negara krisis, pendidikan tidak boleh berhenti," kata Presiden Direktur Primagama Group, Purdi E. Chandra.

Purdi yang sukses menukilkan primagama hingga memiliki 181 cabang di 96 kota di Indonesia menambahkan. "Bisnis pendidikan adalah salah satu jenis bisnis yang tidak akan pernah mati, namun merupakan bisnis yang akan terus berkembang dan menguntungkan, seiring dengan bertambahnya para pelajar yang ingin menimba ilmu di dunia pendidikan," ujarnya.

Dia menambahkan, bisnis jenis ini akan terus berjalan, karena setiap warga negara, sangat membutuhkan pendidikan. Selain itu, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dan masa depan seseorang.

Kesuksesan bisnis jasa terletak pada kualitas pelayanan yang diberikan. Begitu juga pada bisnis pendidikan, kualitas pelayanan juga sangat berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis ini. Untuk itu pilihlah tenaga pengajar yang berkualitas, tempat belajar yang nyaman, dan ciptakan model pendidikan yang menyenangkan. Agar para peserta didik merasa nyaman dalam menerima pelajaran, dan orang tua juga puas dengan hasil yang diperoleh putra-putri mereka. (Rangga)

Sumber : Harian Ekonomi Neraca


Entri Populer