" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Bisnis Buku Cetak Tergusur e-Book

Bisnis Buku Cetak Tergusur e-Book


>>>>Bisnis Buku Cetak Tergusur e-Book

Maraknya e-Book ampuh menciutkan omzet para penerbit buku
JAKARTA. Awan gelap tengah memayungi industri penerbitan buku di Indonesia. Maraknya buku elektronik (e-Book) menekan omzet para penerbit buku. Tentunya, kondisi ini meresahkan para penerbit. Penurunan omzet buku ini antara lain dialami PT Eksis Cipta Citra Komunika, penerbit Galangpress. Hingga semester 1-2011, omzet Galangpress anjlok 30% ketimbang tahun lalu.

Direktur Galangpress, Julius Felicianus, menyatakan, tahun ini perusahaannya hanya menerbitkan 15 sampai 20 judul buku per bulan. Jumlah ini jauh berkurang dibanding kan dengan tahun lalu yang bisa menerbitkan 30 judul per bulan. Setiap judul buku dicetak 3.500-5.500 eksemplar.

Menurut Julius, penerbitan buku sengaja dikurangi karena penjualan buku terus menurun. Selain maraknya e-Book, penjualan buku juga tergerus demam internet via telepon seluler. "Kondisi inimembuat kami frustrasi," keluh dia, kemarin.

Demi menyiasati kelesuan penjualan buku cetak, Galangpress kini menyiapkan strategi untuk masuk ke segmen e-Book. Menurut Julius, bisnis e-Book jauh lebih menguntungkan karena tidak perlu cetak sehingga menghemat biaya. Sebagai contoh, pada kuartal III-2011, Galangpress akan menjual sekitar 400 judul buku lewat e-Book.

Selama ini Galangpress menerbitkan buku penunjang pelajaran sekolah, religius,hukum, budaya dan sastra. Buku materi pengayaan sekolah berkontribusi 40% terhadap total penjualan. Sedangkan buku umum sekitar 30%. Penurunan omzet juga dirasakan PT Media Pressindo Utama, penerbit buku Media Pressindo. Menurut Indra Gunawan, Manajer Pemasaran Media Pressindo, omzet perusahaannya tahun ini tunin sekitar 5% ketimbang tahun lalu. "Buku cetak tidak akan mati, tapi kehadiran e-Book sudah harus diantisipasi," ucap Indra kepada KONTAN.

Menurut Indra, selama tiga tahun terakhir, perusahaannya hanya mencetak satu judul buku sekitar 3.000 eksemplar. Sedangkan buku best seller sekitar 5.000 eksemplar. Angka itu kemungkinan tidak akan naik hingga tahun-tahun mendatang.

Hanya tumbuh 10%
Kini, tidak ada pilihan bagi penerbit buku yang tidak tahan menghadapi serbuan e-Book, selain gulung tikar. "Bisnis buku cetak memangcenderung lesu, dan pertumbuhan susah digenjot lagi," ujar Indra.Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) mengakui bahwa pasar buku di dalam negeri saat ini semakin lesu. Bila biasanya pasar buku tumbuh 20% per tahun, tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 10%.

Ketua Umum IKAPI, Lucia Andam membenarkan, maraknya e-Book ikut menggerus pasar buku cetak. "Sekarang belum begitu mengkhawatirkan, tapi tiga tahun lagi kondisinya sudah berbeda,"kata Lucia, kemarin.Menurut Lucia, untuk memacu penjualan, penerbit ha-rus mengikuti selera pasar dan menjadi penerbit buku-buku segmented. Hal ini pula yang diterapkan perusahaan penerbit Andi Publisher.

Perusahaan yang berkantor pusat di kota Yogyakarta ini fokus memasarkan buku-buku teknologi informasi (TT) dan komputer. Hasilnya, "Omzet perusahaan kami naik sekitar 10% dari tahun lalu," kata Joko Irawan Mumpuni, Direktur Andi Publisher.

Sumber : Harian Kontan
Maria Rosita

Entri Populer