" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Budidaya Melon Merah

Budidaya Melon Merah


>>>>Hidup di Dua Musim dengan Penyakit yang Berbeda


Melon merah bisa tumbuh di musim kemarau dan hujan. Tapi, pekebun harus mewaspadai penyakit tanaman ini yang berbeda di setiap musim. Untuk menjaga kualitas buah, jangan terlalu banyak menggunakan pupuk kimia. Sebab, buah jadi gampang busuk.

TANAMAN melon merah masuk dalam daftar tanaman buah yang hidup di dataran rendah, dan bisa berkembang baik di ketinggian antara 500 sampai 1.000 di atas permukaan laut (dpl).

Tetapi idealnya, melon merah ditanam di lahan pada ketinggian 500 dpl. "Semakin tinggi lahan perkebunan yang digunakan, semakin sedikit produktivitas buahnya," ungkap Setyadi Pramono, Ketua Kelompok Tani Melon Unggul di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Kebanyakan pembudidaya melon merah memakai bibit impor yang berasal dari Jepang dan Taiwan. "Untuk benih impor yang berisi 550 nyi, harganya Rp 450.000," ujar Setyadi. Harga bibit impor lebih mahal ketimbang benih -lokal yang harganya hanya Rp 105.000 per pak. Lantaran, kualitas buah dan hasil panennya lebih baik. Ari Kusuma Prihantoro, pekebun melon merah asal Grobogan, Jawa Tengah, mengatakan, setiap satu hektare lahan membutuhkan sedikitnya 30 sampai 35 pak bibit melon merah.

Melon merah bisa tumbuh saat musim hujan dan kemarau. Namun yang patut menjadi perhatian petani melon, penanganan tanaman melon merah berbeda di setiap musim tersebut.

Pada musim hujan, tanaman melon merah biasanya mendapat gangguan dari bakteri dan jamur. "Karena kelembaban memadi makin tinggi," kata Setyadi. Ketika musim kemarau tiba, hama seperti kutu daun menjadi ancaman tanaman buah ini.

Untuk itu, sebelum menanam melon, langkah pertama yang harus dilakukan pekebun adalah menyemai byi dan bibit selama kurang lebih satu pekan. Setelah itu, bibit dipindah ke media tanam yang sebenarnya.

Agar pertumbuhan melon merah lebih baik, tiap tanaman mesti diberikan batang rambatan, bisa berupa bilah bambu yang kuat, setinggi antara 150-175 centimeter (cm). Jarak antara satu tanaman dengan tanaman lain juga harus dijaga, minimal 50 hingga 60 cm. Tujuannya, supaya sirkulasi dan kandungan nutrisi dari dalam tanah menjadi merata. Idealnya, jarak yang paling baik 60 cm," jelas Selyadi.

Proses pengairan pada lahan perkebunan melon merah juga penting. Air tidak boleh berlebihan danjangan sampai ada yang menggenang. Genangan air akan mengganggu pertumbuhan buah dan tanaman pun rentan terhadap penyakit.

Untuk menjaga kualitas, pekebun harus memberikan pupuk sesuai dengan takaran yang dianjurkan. Pada saat pembukaan lahan, sebaiknya memakai pupuk organik. Namun, untuk proses selanjutnya bisa menggunakan pupuk kimia. "Karena kualitas kami adalah ekspor, kami tidak boleh terlalu banyak menggunakan pupuk kimia," ungkap Setyadi.

Sebagai catatan, kalau terlalu banyak menggunakan pupuk kimia, kualitas buah menjadi turun. Buah melon merah menjadi mudah bocor kemudian gampang membusuk. Jika melon jenis biasa perlu dibantu dengan karbit untuk pematangannya, melon merah tidak perlu. "Dibiarkan pun nantinya juga bisa matang sendiri," kata Setyadi. Selain itu, melon merah juga bisa bertahan tiga sampai empat minggu setelah dipetik.

Nah, agar kualitas tanah perkebunan melon merah terjaga dengan baik, para pembudidaya memberikan tip penting. Yakni, setelah panen, lahan perkebunan sebaiknya ditanami tanaman lain terlebih dahulu supaya unsur hara dalam tanah tetap terjaga.

Sumber: Harian Kontan

Entri Populer