" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Geliat Bisnis di Pinggir Jalan

Geliat Bisnis di Pinggir Jalan


>> Semangat Bisnis>>

Sunhaji (28), pengusaha mebel pinggir jalan, terbilang kreatif dan tahan banting. Dia mengubah kayu limbah menjadi perabotan rumah tangga yang indah, mulai dari meja makan hingga kitchen set.
SIANG di Jalan Outer Ring Road, Durikosambi, Cengkareng, Jakarta Barat yang macet, panas, dan berdebu. Senyum Sunhaji tampak kian mengembang. Entah apa sebabnya. Mungkin karena pembelinya memberi Sunhaji harapan baru.

Calon pelanggan Sunhaji itu bernama Agus. "Saya pesan empat meja playstation (PS). Harganya sudah cocok. Saya mau buka rental PS3. Saya pilih meja dari kayu Jati Belanda karena kualitasnya lebih bagus dibanding produk yang dijual di mal-mal," ujar Agus, pemilik rental PS di kawasan Menceng, Cengkareng.

Pantauan Warta Kota di Jalan Outer Ring Road terdapat lebih dari 10 tempat pembuatan mebel. Mereka memanfaatkan kayu limbah bekas peti kemas. Kayu itu terkenal dengan nama kayu Jati Belanda. Sebagian pemilik usaha mebel itu orang Madura, termasuk Sunhaji, pemilik UD Jaya Utama.

Di tengah kemacetan lalu lintas, kesibukan di ivorkshop-workshop itu, segera memancing perhatian banyak orang. Jarak antara Jalan raya dan workshop itu tak sampai dua meter. Workshop itu Juga berfungsi sebagai etalase yang memajang hasil karya mereka.

"Barangnya tinggal sedikit karena kebetulan sudah diambil oleh pemesannya. Kami membuat aneka perabotan rumah tangga berdasarkan pesanan. Saat ini, kami sedang mengerjakan lemari baju anak-anak dan kitchen set," ujar Sunhaji, pria kelahiran Sampit, Kalimantan Selatan.

Lemari baju anak-anak itu tampak sedang dikerjakan oleh dua orang pria. Satu orang sedang mengamplas dan seoranglagi mengecat dengan melamlne. Lemari berukuran, panjang 1.20 m. lebar 60 cm. dan tinggi satu meter itu dijual dengan harga Rp 1.5 Juta.

Hanya dengan beberapa kali sapuan kuas, lemari itu mulai memancarkan keindahannya. Urat-urat kayu Jati itu tampak lebih tegas, unik. "Makanya, ada Juga orang yang beli kayunya saja." ujar Sunhaji.

Bapak dua anak ini mengatakan, kebanyakan pembelinya datang sendiri. Mereka pesan untuk kebutuhan restoran, perkantoran, dan perumahan. Maklum, di daerah tersebut terdapat banyak pusat kuliner dan perumahan seperti, Gading Serpong, Puri Kembangan. Taman Surya. Citra Dua, dan sebagainya.

Selain itu. pemesannya juga berasal dari daerah lain, seperti. Bekasi, Bogor. Bandung, bahkan ada yang berasal dari Bali. Tak boleh menyerahSunhaji bersama istrinya, Mariam sudah lama menggeluti usaha mebel. "Tapi, di tempat ini. baru enam bulan, sebab tempat lama habis terbakar. Tempat yang lama tak Jauh dari sini. Saya habis-habisan dan sekarang mulai dari nol lagi," kata Sunhaji.

Perjalanan hidupnya cukup berliku. Merantau dari Madura ke Jakarta, Sunhaji tidak langsung membuka usaha sendiri. Sebelumnya, dia pernah bekerja di tempat mertuanya. Pernah Juga ikut kakak iparnya.

"Waktu ikut mertua, saya bantuin dagang kayu bekas, sambil belajar ketrampilan membuat mebel. Saya sempat dua tahun ikut mertua. Saya belajar dari bawah, mulai dari ngamplas, dempul, dan sebagainya," ujar Sunhaji menceritakan pengalaman masa lalunya.

Sunhaji yang tidak tamat SMP itu, mengaku ketrampilan merupakan modal hidupnya. Dia membuka usaha dengan modal itu. Lingkungan keluarga dan budaya yang mendukung disertai dengan kerja keras, keuletan, mengantarkan Sunhaji meraih sukses dalam ujian.

Tidak disangka-sangka Sunhaji mendapat musibah. Tempat tinggal berikut tempat usahanya habis dilalap si jago merah. Dalam sekejap hasil kerja kerasnya ludes. Dalam peristiwa kebakaran itu, tempat usaha milik mertuanya dan kakak-kakaknya Juga Ikut musnah.

"Pasti, awalnya kami terpukul berat. Kami sempat putus asa. Tapi, saya pikir tak boleh terus menerus putus asa. Tidak baik. Harus bangkit. Orang Madura tak boleh menyerah. Harus bekerja," ujar Mariam.Setelah mendapat musibah tersebut. Sunhaji sempat pulang kampung, untuk menata kembali hidupnya. Tidak berapa lama, kami kembali ke Jakarta. Pinjam uang di kampung untuk bayar kontrakan dan bayar sekolah anak," ujar Sunhaji.

Keluarga Sunhaji menyadari dia tidak boleh hidup dalam masa lalu karena masa depan lebih menjanjikan asal disertai dengan kerja keras, pantang menyerah serta menjaga kepercayaan.


INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/

Entri Populer