" Status YM ""
ukm indonesia sukses: ACFTA belum Pacu Gairah Pebisnis Kecil

ACFTA belum Pacu Gairah Pebisnis Kecil


Bisnis berskala kecil dan menengah masih berjuang memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas.
Sudah genap setahun Indonesia memberlakukan perjanjian perdagangan bebas China-ASEAN (ASEAN-China Free Trmle Agreement IACFTA). Namun, pakta itu ternyata belum mampu memacu gairah pelaku usaha kecil dan menengah Tanah Air untuk melebarkan bisnis ke mancanegara.

Hal itu tecermin dalam survei global UKM yang diumumkan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), beberapa waktu lalu. Dalam survei terhadap 300 pelaku UKM nasional pada Oktober dan November 2010 itu terungkap mayoritas pelaku UKM belum merasakan dampak ACFTA. Survei itu juga menunjukkan kecilnya persentase UKM indonesia yang aktif dalam perdagangan internasional, terutama dengan China.

"Mayoritas responden merupakan pelaku bisnis domestik yang siklus bisnis mereka tergantung kekuatan konsumsi masyarakat Indonesia," ujarekonom HSBC untuk Indonesia dan Thailand Wellian Wiranto. Menurutnya, potensi konsumsi dari sekitar 230 juta penduduk Indonesia memang berperan dalam menjaga kepercayaan pelaku UKM terhadap prospek bisnis di dalam negeri. Akan tetapi, lanjutnya, pelaku UKM Indonesia tidak boleh cuma terpaku pada pasar domestik.

Sejauh ini, dari sekitar 45 juta pelaku UKM Indonesia, sangat minim yang terlibat dalam perdagangan internasion.il. Adapun mereka yang terlibatdalam perdagangan internasional lebih rajin melakukan impor ketimbang ekspor. Dari survei HSBC, 73"i. responden masih berorientasi impor, sedangkan yang terlibat dalam aktivitas ekspor hanya 43%.

"Namun, meski dominan impor, secara nilai, angka ekspornya lebih besar," ungkap Wellian. Sebagian dari impor itu juga terkait dengan bahan baku dan barang modal untuk stabilitas produksi sehingga membuka lapangan kerja baru. Ia optimistis jika dapat mengantisipasi sejumlah kendala yangada saat ini (lihat tabel), jumlah UKM Indonesia yang melakukan perdagangan internasional dapat naik 21%. "Kendala utama yang dihadapi UKM ini adalah tidak tersedianya kredit pembiayaan."

Konsolidasi

Sementara itu, berdasarkan paparan dalam buku Asia Free Trade Agreements; Hmv is Biisi-ness Responding yang dirilis Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) kemarin, terdapat 50 perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia Timur saja pada Januari 2011. Adapun 80 perdagangan bebas lainnya sedang diperiksa.

Data dalam buku itu jugamenyebutkan UKM pada khususnya masih berjuang dalam memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas itu. Konsolidasi aneka perjanjian diyakini ADB akan membantu perusahaan dan pertumbuhan ekonomi."Perjanjian perdagangan bebas akan memiliki manfaat ekonomi yang jelas. Itu tentu saja akan meningkatkan akses pasar untuk berbagai barang, jasa, keahlian, dan teknologi," kata Presiden ADB Haruhiko Kuroda.


INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/


Entri Populer