" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Revisi Kurikulum Berorientasi Kreativitas

Revisi Kurikulum Berorientasi Kreativitas

Kajian diimplementasikan kepada anak didik sedini mungkin.
JAKARTA - Pemerintah melakukan kajian dan revisi kurikulum pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada pembentukan kreativitas serta kewirausahaan. Kajian ini kemudian diimplementasikan kepada anak didik sedini mungkin.

Arah kebijakan itu diutarakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso mewakili Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh pada Konvensi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010 di Jakarta, Kamis (24/06). Konvensi dirangkaikan dengan pameran produk kreatif Indonesia 2010, berlangsung 23-27 Juni 2010.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), kata Djoko, mendukung industri kreatif. Dia menjelaskan, salah satu komponen dari kurikulum pendidikan adalah memasukkan hal-hal yang bersifat inovatif. Misalnya, dengan melakukan kegiatan di bidang penelitian untuk menumbuhkan ide-ide. "Akan ada restrukturisasi dalam kurikulum kita," katanya, sebagaimana disampaikan dalam siaran pers.

Di jenjang pendidikan tinggi, lanjut Djoko, Kem-diknas mengadakan program kewirausahaan, yaitu program wirausaha muda. Mahasiswa didukung agar ke depan dapat menjadi pengusaha yang berbasis padaindustri kreatif dan inovasi. Ada juga program Inkubator Bisnis. "Di situ kira-kira secara formal kita mencoba mengembangkan, " katanya.

Djoko menambahkan, perlu dikembangkan terobosan kreatif dalam mendidik anak. Dia mengatakan, sebagian besar waktu anak ada di rumah. Karena itu, orang tua dapat mengarahkan anaknya menjadi anak yang kreatif. "Peran keluarga sebetulnya jauh lebih penting ketimbang sekolah," dia menuturkan.

Arah kebijakan lainnya, lanjut Djoko, menciptakan akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi kreatif antarpenyelenggara pendidikan. Selain itu, meningkatkan jumlah dan perbaikan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan formal dan informal yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif. "Arah kebijakan berikutnya, menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara lulusan perguruan tinggi dan sekolah menengah kejuruan," katanya.

Dia mengatakan, Kem-diknas mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian di institusi pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. "Tidak kalah penting memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama an-tarinsan kreatif Indonesia di dalam dan luar negeri," katanya.

Banyak DO Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Priyo Suprobo mengaku cemas lantaran mahasiswa yang berwirausaha banyak drop out (DO). Menurut dia, kebanyakan mahasiswa yang berwirausaha adalah dari jurusan desain produk industri, seperti desain komunikasi visual, interior.

Sayangnya, kata dia, rata-rata mahasiswa itu barupada semester empat berhenti dari kuliah karena merasa sudah mampu menjadi wirausahawan. "Saya sebenarnya bangga mereka berwirausaha. Kalau sudah menghasilkan berarti bernilai ekonomis. Tapi, jurusan desain produksi tingkat DO-nya tinggi karena jiwa wirausahanya tinggi, mencapai dua persen, atau 800 orang," katanya seusai pembukaan Business Summit 2010-ITS di Jakarta, Rabu (23/6).

Di satu sisi, lanjut Priyo, mencemaskan karena mereka hanya semester 4, di sisi lain dia bangga mahasiswanya mempunyai kreativitas, inovasi, dan semangat mandiri. "Mereka mungkin memahami long life learning," ujarnya.Priyo mengatakan, saat ini semakin banyak mahasiswa ITS terjun ke bidang wirausaha, antara lain, karena ITS mewajibkan semua mahasiswanya mengambil mata kuliah entrepreneur-ship atau kewirausahaan.

Untuk mendorong mahasiswa terjun ke duna bisnis, pimpinan ITS memberikan bantuan modal bekerja sama-alumni atau bank-bank. Bantuan yang diberikan Rp 10 juta-Rp 100 juta. "Ada mahasiswa jurusan teknologi informatika yang setiap bulan mampu mendapat ribuan dolar hanya karena bertransaksi lewat komputer," tambah Priyo.

Untuk mengatasi tingginya angka DO, kata Priyo, ITS berusaha melakukan pendekatan baik kepada mahasiswa maupun orang tuanya. "Saya menjelaskan bahwa menjadi wirausahawan itu penting, tapi menyelesaikan kuliah juga hal yang sangat penting," katanya. cO6. *6 burhan

Entri Populer