" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Menciptakan Industri Baru

Menciptakan Industri Baru

MESKI belum dimanfaatkan secara massal oleh warga, usaha briket telah memberi manfaat ekonomi. Di beberapa desa di Ciamis dan Banjar, Jawa Barat, silinder-silinder hitam terlihat di depan rumah-rumah warga. Itulah briket yang sedang dijemur. Ujang Solihin memang tidak menerapkan sistem produksi terpusat, tetapi membentuk UKM-UKM atau singkatnya mirip sistem MLM dengan alasan efektivitas produksi dan pemerataan kesejahteraan. Saat ini sudah terbentuk tiga UKM briket di Desa Mulyasari, Kecamatan Langgen, Kota Banjar.

Rata-rata tiap anggota UKM tersebut bisa mencetak 40 kg briket/hari. "Lumayan, sambilan kesel (sambil menganggur)," kata Patmi, 70, seorang anggota UKM yang baru lima hari ini bergabung. Tambahan penghasilan sekitar Rpl6.000/hari cukup berarti bagi para ibu rumah tangga di desa tersebut.

Mudahnya pembuatan briket, yakni cukup menggunakan paralon dan batang kayu, membuat anak-anak juga bergabung dalam kegiatan ini. Selain dengan warga, Ujang juga membentuk bisnis baru denganpara pengusaha tapas (sabut kelapa) dan arang tempurung kelapa.

Potensi limbah sabut ini bahkan masih jauh lebih besar daripada kapasitas produksi. Dalam satu usaha pengolahan tapas, limbah awal dapat mencapai 6 kuintal per harinya. Sementara menurut Kepala Desa Cimaragas, Id-ing, jumlah pengolahan tapas di wilayah tersebut mencapai puluhan. Potensi industri lain juga terbuka dengan adanya kom-por khusus briket.

Namun warga mengaku belum menggunakan briket karena belum memiliki kompor seharga Rp40.000-Rp60.000 ini. Ketersediaan yang lebih banyak dan murah dari kompor briket ini mestinya bisa menjadi pendorong agar masyarakat tergerak untuk mandiri energi. Satu lagi, juga bisa untuk keselamatan menghindari ledakan gas elpiji 3 kilogram yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Entri Populer