" Status YM ""
ukm indonesia sukses: BISNIS PENGOLAHAN GETAH PINUS

BISNIS PENGOLAHAN GETAH PINUS

Pemprov Sulsel Bangun Pabrik Gondorukem
JAKARTA. Tingginya permintaan dan harga jual olahan getah pinus yang berupa gondorukem dan terpentin membuat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggandeng Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) membangun pabrik pengolahan getah pinus. Pabrik tersebut akan menjadi pabrik pengolah getah pinus pertama di Sulsel.

Pemerintah Sulsel berharap, keberadaan pabrik pengolahan tersebut akan mendongkrak harga olahan getah pinus. Selama ini, getah pinus mentah Sulsel diekspor ke India seharga US$ 800 per ton. Padahal menurut Direktur Pemasaran dan Industri Perhutani Achmad Fachrodji, harga gondorukem di pasar internasional saat ini sekitar US$ 1.300 per ton. Adapun harga terpentin di atas US$ 2.200 per ton. Sementara harga limbah lilin sisa pengolahan keduajenis komoditas tadi, di asar dalam negeri sekitar Rp 500.000 per ton.

"Kami sedang melakukan feasibility study terkait lokasi pembangunan pabrik yang targetnya rampung tahun ini," ujar Achmad di Jakarta (24/6). Selain itu, Perhutani akan mengirimkan penyadap getah terampil untuk mengajari parapenyadap getah pinus di Sulsel agar hasil sadapan mereka meningkat.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, saat ini luasan hutan pinus mencapai 69.902 hektare. Adapun hamparan pohon pinus dengan usia lebih dari 30 tahun yang bisa disadap berada di Tana Toraja seluas 24.064 ha, di Gowa seluas 15.126 ha, dan di Bone seluas 10.490 ha Ada juga yang terletak di Enrekang seluas 5.400 ha, di Maros seluas 4.870 ha, di Sinjay seluas 3.792 ha, di Soppeng seluas 2.745 ha, serta di Pangkep seluas 1.115 ha. Sisanya tersebar di berbagai kabupaten lain.

Dari total luasan hutan pinus tersebut, sadapan getah kurang dari 3.000 ton per tahun. Padahal syarat minimal jumlah produksi getah pinus untuk diolah di pabrik adalah 7.500 ton per tahun.

Dari serangkaian survei yang dilakukan oleh Tim Teknis Perum Perhutani bersama dengan Tim Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan diperoleh gambaran, potensi hutan pinus yang bisa disadap seluas 41.950 ha dengan volume produksi getah pinus yang dihasilkan kurang lebih 30.000 ton.

Rencananya, Perhutani

akan membangun pabrik pengolahan getah pinus dengan kapasitas pengolahan mencapai 10.000 ton. Nantinya, hasil produksi dalam bentuk gondorukem dan ter-pentinnya secara kumulatif sekitar jumlahnya 8.000 ton. Rendemen gondorukem dalam getah pinus itu sebesar 70% sedangkan terpentin 14%, dan sisanya berupa lilin limbah.

"Biaya investasi untuk pembangunan satu pabrik pengolahan ditaksir sekitar Rp 25 miliar," kata Achmad. Mengingat tingginya investasi, Per-hutani baru akan membangun satu pabrik dulu untuk meng-. genjot produksi getah. "Kami akan bangun satu pabrik saja dulu serta menggenjot produksi getahnya," kata Ach-, mad.

Saat ini, Perum Perhutani memiliki 12 pabrik pengolahan getah pinus. Sebanyak 8 pabrik milik Perum Perhutani sendiri, sisanya merupakan hasil kerjasama dengan swasta. Setiap pabrik memiliki kapasitas produksi rata-rata 8.000 ton-10.000 ton. Amailia Putri Hasniawatl

Entri Populer