" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Menakertrans Pekerja Harus Tingkatkan Keterampilan

Menakertrans Pekerja Harus Tingkatkan Keterampilan

Para pekerja di Indonesia harus mempersiapkan mental untuk bersaing, termasuk meyakinkan diri bahwa bersama pengusaha dan pemerintah akan mampu menghadapi persaingan bebas.Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans). Muhaimin Iskandar, mengatakan hal tersebut dalam makalahnya yang dibacakan Staf Khusus Balitbang dan Informasi Kemenakertrans, Henky Irzan, pada taOc show bertema "Impact of Free Trade" yang diselenggarakan Dewan Mahasiswa STEKPI, di Jakarta

Muhaimin menjelaskan, pekerja harus meningkatkan keterampilan kerja. Karena ada anggapan hal itu menjadi tanggungjawab pengusaha. "Keterampilan adalah aset yang melekat pada diri pekerja. Jadi, pekerja sendiri juga harus ikut bertanggung jawab untuk meningkatkan ke-terampllannya." jelas Muhi-min.

Masalah penting lainnya adalah menjaga keharmonisan hubungan industrial di perusahaan. Hal ini sangat penting karena salah satu aspek yang dapal mendorong berjalannya proses produksi dengan baik, adalah keharmo-nisan hubungan antara tenaga kerja dan pengusaha. Soalnya, lidak- tertutup kemungkinan terjadinya perselisihan antara pengusaha dan tenaga kerja. Tetapi, sepanjang sengketa itu dapat diselesaikan secara musyawarah di dalam perusahaan, tenaga kerja tidak perlu unjukrasa atau pemogokan. Di sini serikat pekerja harus mengambil posisi yang tepat." tutur Menakertrans.

Sementara itu. Ketua Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) Tanah Abang, Ismet Roza. yang juga menjadi pembicara menilai. Indonesia belum siap untuk memasuki pasar bebas. "Pemerintah kita belum melakukan persiapan yang matang. Apalagi seperti yang dikatakan Menteri Perdagangan bahwa produk kita tidak efisien karena memiliki mesin-mesin yang sudah tua." kata Ismet.

Pemerintah tidak pernah mempersiapkan diri untuk mengambil peluang yang sangat besar ini. Malah sebaliknya, membuat kebijakan yang tidak populer sehingga pengusaha, terutama usaha kecil dan menengah (UKM) makin terpuruk. "Produk-produk kita terutama garmen belum bisa bersaing dengan produk sejenisdari China." ujarnya.

Hal ini terbukti dari pembeli Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur yang sejak 1988 sering datang ke Indonesia untuk berbelanja, tapi lima tahun terakhir ini mengalihkan berbelanja ke China. "Bahkan sebaliknya, pada waktu yang bersamaan, produk-produk China banyak membanjiri pasar-pasar di Indonesia," ungkap Ismet.

Dengan demikian, peluang produk Indonesia untuk memasuki pasar China sangat kecil. Malahan. China dan negara-negara ASEAN lainnya akan merebut pasar Indonesia yang cukup besar ini. (Iz)

Entri Populer