" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Natalia Krisna Arini Si Juragan Flat Shoes

Natalia Krisna Arini Si Juragan Flat Shoes


>>>>Natalia Krisna Arini Si Juragan Flat Shoes
Berbekal kecintaan terhadap flat shoes, ia memulai bisnis. Produknya kini mulai dinikmati pecinta sepatu lokal dan mancanegara. Christina Natalia Sihite

ANDAI saja Natalia Krisna Arini tidak mengikuti saran orang tuanya untuk memulai usahanya sendiri, mungkin saat ini ragam flat shoes-nya tidak menghiasi kaki banyak remaja perempuan negeri ini, atau bahkan mancanegara.
Februari empat tahun silam, perempuan yang biasa disapa Ann itu membuat satu keputusan yang terbilang berani. Ia mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai subtitle editor film di sebuah perusahaan, lalu membangun sebuah distro dengan produk T-shirts dan tas perempuan.

Modalnya? Kenekatan dan mobil hadiah orang tua yang di-agunkannya. Distro menjadi pilihannya atas saran sang ayah yang terinspirasi pengalaman mantan atasannya yang pensiun dini dan sukses membuka usaha distro. Kisah sukses orang lain dan juga sedikit ketidaknyamanan dengan pekerjaan yang digeluti, mendorong Arin untuk membangun distro bernama Wonders. Padahal pengalaman bisnis pun tidak ada.

Profesinya sebagai subtitle editor membawanya pada pekerjaan yang tak kenal waktu. Di Wonders, ia meminta orang lain untuk membuat desain setiap kaus dan tas. Sayangnya kurang sukses. Hasil penjualan hanya cukup untuk membayar cicilan agunan mobil. Usahanya tutup pada 2007. Beruntung suaminya Pandji, dan orang tuanya menyemangati untuk kembali berkarya. Pandji menyarankan Arin untuk membuat flat shoes-nya sendiri.

Alasannya sederhana. Arin pecinta flat shoes dan punya banyak koleksi. Orang tuanya pun menyuntikkan modal sebesar Rp20 juta untuk membangun kembali Wonders dengan produk flat shoes bernama Wondershoe pada Juli 2007.

Laku keras Berbekal kenalan perajin sepatu dari Pandji yang juga memiliki usaha sepatu kets, Arin merancang sejumlah pasang flat shoes. Karyanya itu dipasarkan di tokonya sendiri di Jakarta, dan menitip-kannya pada enam distro di enam kota, yaitu Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Makassar.

Selain itu, perempuan kelahiran Jakarta, 30 Desember 1982 ini juga mempromosikan sepatunya di berbagai majalah remaja dengan meminjamkan koleksi terbarunya untuk digunakan di halaman fashion spread mereka.
Kadang, ia menjadi sponsor acara majalah-majalah tersebut.

Usaha flat slwes-nya pun sukses. Tidak perlu waktu lama untuk balik modal. Bisnisnya semakin berkembang ketika ia mulai merambah bisnis online dan bekerja sama dengan fashion blogger Indonesia Diana Rikasari pada Desember 2008. Ia menawari Diana untuk membuat logo Wondershoe dan sejumlah desain sepatu edisi terbatas. Alhasil dari bloger itu, flat slwes-nya semakin dikenal. Dalam sebulan, ada sekitar 700 hingga 800 pasang sepatu Wondershoe yang terjual, baik lewat distro maupun website. Apalagi saat kenaikan kelas dan Lebaran, bisa naik dua kali lipat.

Diekspor

Kini flat slwes-nya sudah diekspor ke Spanyol dan Malaysia. Di dua negara itu, Wondershoe dijual di butik lokal. Butik-butik tersebut mengaku mengenal flat shioes-dari situs. Model dan desain Wondershoe juga terbilang unik. Arin mengaku kerap mendapatkan inspirasi de-sain ketika melihat sepatu yang dipakai orang-orang di berbagai pusat perbelanjaan. Ia lalu membuat sejumlah improvisasi dari model yang sudah ada.

Lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Bahasa Inggris Universitas Atma Jaya Jakarta ini mencontohkan, improvisasi dilakukan dengan menambah aksen tertentu atau mengganti bahan sepatu. Untuk mendapatkan bahan unik, ia punya toko langganan di Mayestik.

Harga produknya cukup terjangkau yakni Rp l45 ribu untuk semua jenis flat shoes, dan Rpl99 ribu untuk flat boots dan koleksi limited edition by Diana Rikasari. Setiap minggu model baru dalam dua warna ia keluarkan Setiap warna hanya diproduksi sebanyak 61 pasang. Lantaran itu ragam koleksi rancangannya terbatas. Apalagi Arin tidak mau memproduksi desain lama untuk ready stock tokonya, kecuali ada permintaan konsumen di website.

Di tengah maraknya toko sepatu online, Arin tetap optimistis produknya disukai konsumen. Dia juga sedang berencana membuka toko khusus Wondershoe. Saat ini, toko Wonders memang tidak hanya menjual produk flat slwes-nya tapi juga produk sepatusuaminya, dan beberapa barang titipan dari supplier lain. "Toko perlu ada supaya konsumen bisa mencocokkan ukuran kakinya dengan sepatu. Meskipun ada chart ukuran di website, itu tidak menjamin ukurannya akan pas dengan kaki karena bahan dan model sepatu bisa pengaruh, terutama untuk bahan-bahan seperti patent leather," jelasnya.

Ia berambisi suatu saat orang mencari flat shoes hanya ada satu di benak konsumen yakni Wondershoe. (M-3)miweekend@mediaindonesia. corn


Entri Populer